65. Bunga Matahari

456 90 6
                                    

kepingan hal untuk diingat

Sebuah ladang bunga matahari liar di pinggir kota dengan pemandangan menyejukkan mata seolah menjadi tempat terindah bagi Soojung dan Kai untuk bernostalgia.

"Dulu kita ke sini waktu semester satu bukan, sih?" Tanya Soojung pada Kai di belakangnya.

"Iyah, yang aku mau motret kamu buat project pertama aku, inget banget sih kamu pake baju warna putih. Waktu itu kamu kelihatan cantik."
"Kalau sekarang? Masih cantik enggak?"
"Setiap hari cantiknya nambah terus."
"Makin sayang aku sama kamu."
"Apalagi aku, setiap hari makin jauh cinta."

Setelah sampai tepat di tengah ladang, Soojung memetik beberapa bunga lalu memasukkannya ke dalam paper bag.

"Kalau bukan karena adik aku pengen bunga matahari buat kelulusan SD-nya, kita kayaknya gak akan datang ke ladang ini lagi ya sayang."
"Um, karena kita sibuk kuliah sama kerja, terus jarang libur makanya kita gak sempet buat jalan-jalan ke pinggir kota kayak gini."
"Aku seneng banget akhirnya kita punya waktu berdua nikmatin suasana setenang ini. Makasih ya udah mau bantu keluarga aku kemarin buat persiapan syukuran adek, makasih juga udah mau nemenin aku pergi ke sini metik bunga matahari. Aku bersyukur kamu hadir di hidup aku, coba kalau kamu gak ada kayaknya semua bakal aku lakuin sendiri."

Kai tersenyum teduh, ia berjalan menghampiri Soojung agar lebih dekat.

"Aku yang bersyukur," ucap Kai, meletakan helaian rambut Soojung yang tertiup angin ke belakang telinga gadis itu. "Coba kalau kamu gak sabar nunggu, apa mungkin sekarang aku sebahagia ini?"

"Aku terlalu suka sama kamu Kai, menunggu bukan hal yang sulit untuk aku lakuin."
"Kayaknya aku yang lebih suka sama kamu."
"Oh ya?"
"Aku baru sadar, sebenernya aku jatuh cinta sama kamu saat kita pertama kali ke sini. Di hamparan ratusan bunga matahari, aku ngebidik kamu pake lensa dan wah... seumur hidup kamu adalah perempuan paling cantik yang pernah aku temuin, itu yang aku pikirin. Tapi, aku terlalu pengecut buat lebih cepat sadar dan malah nyakitin kamu."
"Semua udah berlalu, kamu gak bisa maksa arah perasaan kamu entah untuk siapapun itu. Makanya, aku gak pernah keberatan buat nunggu karena aku pengen arah perasaan kamu mengalir apa adanya menuju aku."

Lagi-lagi Kai dibuat terdiam oleh Soojung.

Kai sangat menyadari bagaimana antrian lelaki tak pernah bosan untuk mendapatkan hati kekasihnya, bahkan jauh sebelum mereka saling mengenal. Memiliki Soojung sebagai orang yang berada di sisinya adalah hadiah terbaik dari Tuhan, ia tak akan pernah berhenti untuk memanjatkan syukur.

"Aku sayang banget sama kamu, Soojung."
"Aku juga,"

Detik kemudian mereka saling bertukar ciuman hangat di tengah ladang bunga matahari dengan angin sepoinya.

"Kamu mau tahu sesuatu?" Ucap Soojung, begitu bibir mereka tak saling bertaut, "Sebenernya, aku pertama kali sadar suka sama kamu waktu di sini, di ladang bunga matahari. Aku gak tau alasannya apa, cuman setiap kali ngelihat kamu tiba-tiba hati aku berbisik kalau kamu orangnya, kamu yang pantas aku pilih. Itu lah kenapa aku gak pernah nyerah sama kamu, meski harus ngelaluin banyak hal."

"Aku janji, aku bakal menua sama kamu."
"Eh? Emang kamu mau nikah sama aku?"
"Kenapa enggak? Anak kita nanti bakal beruntung banget punya ibu super penyayang kayak kamu."
"Atau punya Ayah baik hati kayak kamu?"
"Aku harap kedepannya semua bakal lebih baik dan impian aku buat nikah sama kamu segera bisa terwujud."
"Um, masih banyak yang harus kita benahi. Kita gak usah buru-buru, aku pengen pernikahan jadi akhir sekaligus awal paling istimewa buat kita."
"Yah, aku gak sabar nunggu dan berusaha buat memperbaiki diri supaya kelak aku bisa jadi suami dan ayah yang baik."
"Aku juga, aku bakal ngelakuin semua yang terbaik buat keluarga kita di masa depan."

Mereka saling melemparkan senyum, lalu tertawa kecil sebelum akhirnya meninggalkan ladang setelah bunga matahari yang Soojung perlukan dirasa cukup untuk diberikan pada adiknya.

NOTED

kapal mana lagi nih yang bakal berlayar wkwk

to be continued ...

FLAVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang