Pukul 00.00 aku masih berada di depan computer. Kursor di komputerku masih belum begerak. Sudah setengah ku berpikir, belum juga keluar ide dan gagasan untuk mengerjakan tugas mingguan dari para dosen. Hari-hari ini tugas semakin menumpuk. Kegiatan di kampus dan organisasi juga bertambah banyak. Meskipun aku sudah pension dari oraganisasi, tetap saja aku harus selalu mengawasi dan mengamati perkembangan organisasi. Aku harus tahu bagaimana para juniorku bekerja dalam oraganisasi. Aku sampai bingung dengan prioritasku, mana yang lebih ku utamakan dan dahulukan.
Teett..... suara HPku tanda ada pesan.
Budi:
Assalamualaikum, Bro.
Aku:
Waalaikumsalam..
Ada apa, Bro?
Budi:
Ada perlu, nih. Kamu bisa ngisi acara literasi di SMADA Bogor, nggak?
Aku:
Kapan, Bro?
Budi:
Minggu depan.
Aku:
Aku banyak tugas, Bro. Tahu sendiri tugas makalah dari para dosen banyak banget. Lagian masih banyak yang lebih kompeten, kan?
Budi:
Kita kan satu semester. Tahulah kalau soal itu. Tapi masa kamu tinggalin para juniormu, sih. Ayolah, ini yang terakhir.
Aku:
Ah, terakhir terus. Tetap saja aku yang ngisi.
Budi:
Come on, Bro.
Aku:
Aku usahain, insya Allah.
Sangat mengesalkan sekali ketika lagi sibuk-sibuknya dengan tugas kuliah, malah disuruh ngisi materi. Aku jadi hilang fokus lagi. Pikiranku terpecah ke mana-mana. Namun, kesempatan berbagi harus diambil. Karena barangsiapa yang pelit berbagi ilmu dia akan diazab oleh Allah dengan seberat-berat azab. Ketika seseorang tahu sesuatu, maka dia harus berbagi. Walaupun itu hanya satu ayat saja.
Agar lebih fresh, aku mengambil air wudhu lalu shalat malam sebelum tidur. Kalau langsung tidur sekarang, mungkin aku susah bangun tahajud karena saking capeknya. Sajadah biru itu ku gelar menghadap kiblat. Bersujud dan bermunajat kepada Allah dengan menundukkan hati.
***
Di aula sekolah itu sudah berkumpul anak-anak berseragam putih abu-abu. Ada sekitar seratus siswa memenuhi ruangan. Aku berjalan di sela-sela mereka. Sosok yang tidak asing menungguku di depan. Dia adalah Bella. Sepertinya dia akan menjadi moderetor di acara seminar kali ini. Aku merasa sangat senang dan gembira bisa satu meja dengannya. Walau pandangan selalu ku jaga, namun hati tidak bisa bohong. Jantung semakin berdetak kencang.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..." salam Bella.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.."
"Semangat pagi semua...."
"Pagi..pagi...pagi.. tetep semangat Allahu Akbar..."
"Alhamdulillah hari ini kita kedatangan orang yang luar biasa. Seorang penulis terkenal yang bukunya sudah best seller dan terjual banyak sekali. Saya sendiri sangat senang dan bersyukur bisa mengenal beliau. Kebetulan kami pernah berada dalam satu organisasi. Dan beliau memang rajin menulis, entah itu di koran, majalah, online, Facebook, dan lain sebagainya." Aku tersentu mendengarnya.
"Hanya satu dari seribu orang seperti Kak Muhammad Al-farisi ini. Dia datang dari Remabang jawa tengah ke sini untuk menuntut ilmu. Dan sekarang tidak hanya belajar, tapi juga berbagi ilmu kepada orang lain, termasuk saya. Maka saya adalah salah satu fans beliau." Apa, Bella ngefans sama aku?
"Tanpa basa-basi, kita berikan kesempatan kepada Kak Faris. Kapada beliau, kami persilakan."
Aku pun menyampaikan materi sebagaimana yang dipesan. Tidak banyak ku sampaikan dan ungkapkan. Paling sedikit motivasi dan sharing pengalaman hidup saja. Aku tidak punya materi khusus tentang latihan kepenulisan sebenarnya. Namun, semangat untuk berbagi itu ada. Maka lisan ini bisa mengeluarkan apa saja untuk berbagi kepada generasi muda.
Ternyata cukup sukses juga acara pada hari ini. anak-anak sangat semangat dan ceria dalam mengukuti acara. Banyak yang bertanya dan konsultasi tentang kepenulisan. Setelah acara selesaipun mereka masih mengerubungiku. Seakan aku adalah seorang artis papan atas. Padahal muka juga biasa saja. Dompet juga sering kempes. Nilai ujian juga tidak selalu bagus. Aku senang melihat pemandangan ini. Berbagi kepada orang lain, walau tak banyak, selalu bikin hati puas.
Dari kejauhan sorot mata itu menatap ke arahku. Ketika ku lihat balik, Bella tiba-tiba menatap ke arah yang lain. Ada yang aneh dengan dia. Apa dia mengagumiku? Yang benar saja, aku ini orangnya biasa saja. Tidak ada yang istimewa kecuali aku pernah nulis buku. Itu saja. Selebihnya aku biasa saja.
"Kak, bagaimana kisah kakak sehingga bisa jadi seoran penulis?"
"Kak, minta koreksiin tulisanku, dong?"
"Kak, kalau boleh mintaa nomor teleponnya?"
Ku dibanjiri pertanyaan dari para siswi. Tiba-tiba ku lihat Bella memasang muka cemberut dan pergi meninggalkan ruangan. Apa yang terjadi padanya? Apakah dia cemburu? Yang benar saja. Pertanyaan besar masih belum terpecahkan.
Ku lari meninggalkan kerumunan dan mencari keberadaan Bella. Ternyata tidak ada. Ku tanya para panitia acara, katanya tidak tahu. Aku masih penasaran dengan sikapnya. Apa yang terjadi? Aku tidak tahu. Ke setiap sudut tempat ku mencarinya, tapi tak memenuhi hasil apa-apa. Biarlah aku text dia.
Aku:
Assalamualaikum...
Tidak ada jawaban darinya. Satu jam sudah ku mengiriminya pesan, tapi sampai sekarang belum dibalas juga. Kalau memang tidak ada apa-apa, pasti langsung dibalasa seperti biasa. Ku di kos-kosa masih memegang HP berharap ada balasan dari Bella. Namun sudah mau adzan isya' belum ada jawaban darinya.
Daripada menunggu jawaban Bella yang tidak pasti, mending ku lanjutkan tugas-tugas kampus yang masih menumpuk. Kenapa harus memikirkannya berlebihan. Semua kewajibanku bisa terbengkalai. Aku sudah berada di semester tujuh. Sebentar lagi skripsi. Ku tak mau memikirkan hal yang aneh-aneh. Ku harus fokus dengan kuliah dan tugas dari kampus.
Teeet... ada pesan masuk. Ternyata ada balasan dari Bella.
Bella:
Waalaikumsalam..
Aku:
Bella, apa kabar?
Bella:
Baik.
Aku:
Tadi Bella ke mana? Dicariin kok tidak ada?
Bella:
Maaf, tadi ada keperluan mendesak. Makanya aku harus meninggalkan lokasi.
Aku:
Bella nggak ada masalah, kan?
Bella:
Tidak.
Aku:
Baguslah kalau begitu.
Aku tidak percaya kalau dia tidak apa-apa. Pasti ada sesuatu yang disimpan. Tapi apa itu? Atau Jangan-jangan dia cemburu? Entahlah, wanita memang misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Hujan
RomanceHujan menghantarkan dua orang merasakan cinta yang hakiki dan sejati.