00: Prelude - Pohon Apel

244 5 2
                                    


Benny

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benny

"Ah. Itu pohon apel yang ditanam kakekku dulu."

Pohon apel yang sudah berusia 35 tahun itu menjadi saksi bisu dari pembangunan rumah ini. Kakekku menanam pohon itu dengan harapan suatu hari nanti ia akan tumbuh besar dan berbuah lebat dengan buah-buah yang segar dan manis.

Seiring berjalannya waktu, rumah ini pun telah selesai dibangun dan kokoh berdiri. Saat itu, pohon apel sudah berusia 25 tahun dan sudah beberapa kali menghasilkan buah. Namun, kakek selalu bilang bahwa 10 tahun lagi pohon apel itu akan menghasilkan buah yang paling lezat di dunia. Padahal aku sudah sering mencicipi buahnya, dan rasanya sudah enak seperti apel pada umumnya.

Kakek membawaku tinggal bersamanya di rumah ini sejak aku masih SD. Aku tidak pernah bertanya apa alasan kakek memilihku untuk tinggal bersamanya. Dan sekarang aku sudah berumur 18 tahun, aku harus merelakan kakek pergi selama-lamanya. Di wajahnya terlihat senyum bahagia saat ia menghembuskan napas terakhirnya. Kakek merasa puas dengan hidupnya hingga saat ajal menjemputnya. Sayang sekali, masih ada setahun lagi sebelum buah apel terlezat itu bisa dipetik, kakek tidak sempat menikmatinya. Tapi memang tak ada yang bisa menentukan kapan seseorang akan meninggal.

Aku merasa kesepian dan bingung setelah kakek tiada. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan selanjutnya. Aku tidak mampu mengurus rumah ini sendirian. Aku baru saja lulus SMA dan ingin melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi, tapi aku juga tidak tega meninggalkan rumah ini begitu saja, karena rumah ini menyimpan banyak kenangan indahku bersama kakek. Akhirnya aku memutuskan untuk tinggal di sini setidaknya selama setahun sambil merencanakan masa depanku.

***

Jangan lupa untuk vote! Terima kasih telah membaca cerita ini sampai sejauh ini.

Jangan lupa untuk vote! Terima kasih telah membaca cerita ini sampai sejauh ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rumah di Balik PohonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang