Kenny
Kali ini, di supermarket, pelanggan yang datang tidaklah terlalu banyak. Sibuk juga tidak terlalu banyak yang harus aku kerjakan. Karenanya, aku memanfaatkan kesempatan untuk beristirahat sejenak di kamar supaya nanti bisa bekerja dengan semangat yang membara lagi.
Sesampainya di dalam kamar, aku memeriksa ponsel dan melihat banyak pemberitahuan yang terlewatkan. Ternyata ada panggilan tak terjawab dari Kak Sukma, kakak Benny. Tanpa pikir panjang, aku segera meneleponnya kembali. Alhasil, panggilan itu dengan cepat terhubung, seolah-olah Kak Sukma sudah menanti teleponku.
"Hai, Kenny!" sapanya riang.
"Hai, Kak Sukma. Bagaimana keadaan kakak?" tanyaku balik.
"Baik-baik saja. Bagaimana kabar Benny?" tanya Sukma.
"Aku tidak tahu. Tadi aku tidak bertemu dengannya," jawabku.
"Loh, tidak bersama dia sekarang?" tanya Sukma bingung.
"Aku bersahabat dengannya, tapi bukan berarti aku harus selalu bersama dia setiap saat!" ujarku sedikit kesal.
Sukma mengerti kesulitanku dan melanjutkan, "Iya, aku mengerti. Tapi seharusnya kamu tahu kabarnya, dong."
"Iya, Kak. Saya akan mencoba menghubungi Benny nanti," jawabku berjanji.
"Iya, Kenny," sahut Sukma.
Sejak aku berteman dengan kakaknya Benny, Kak Sukma selalu memperhatikanku, terutama jika menyangkut Benny. Dia ingin tahu lebih banyak tentang keadaan Benny dan keluarganya, tapi aku selalu mencoba untuk tidak terlalu banyak membicarakannya. Walaupun aku tahu Sukma adalah kakak Benny, aku tetap harus menjaga privasi dan tidak terlalu banyak berkomentar mengenai Benny dan rumahnya.
"Kenny, apa kamu masih di sana?" tanya Sukma melalui telepon.
"Iya, aku masih di sini. Ada apa?" tanyaku balik.
"Kalau tidak salah kamu menjalankan bisnis supermarket bersama ayah kamu. Benar, ya?" tanyanya lagi.
"Iya, kak. Ada apa?" jawabku semakin penasaran.
"Aku hanya ingin tanya, apakah produk sabun cuci dengan ekstrak habbatussauda sudah dijual, ya?" ujarnya.
"Sabun cuci?" tanyaku bingung.
"Iya. Itu dari perusahaan kami," jelas Sukma.
"Benarkah? Di sini belum dijual. Tapi sepertinya ayah aku sudah memesannya dari distributor langganan," jawabku memberi informasi.
"Baiklah. Kalau begitu, jika nanti itu sudah dijual, jangan lupa beritahu Benny untuk membelinya," pesan Sukma.
"Memangnya ada apa?" tanyaku kembali.
"Tidak apa-apa kok. Dia sudah tahu maksudnya," ujarnya seolah-olah menyimpan rahasia.
"Aku tidak mengerti," ucapku kebingungan.
"Kamu tidak perlu mengerti. Ini urusan kakak adik," jawab Sukma sambil tertawa.
Aku bingung dengan percakapan ini, tapi aku mempercayai Sukma bahwa ada maksud tertentu di balik pesannya. Mungkin ini cara Sukma untuk menyampaikan sesuatu pada Benny tanpa harus berbicara secara langsung.
"Baik Kenny, aku tutup teleponnya, ya! Kirim salam aku ke Benny!" pamit Sukma.
"Siap, kak!" balasku sebelum telepon ditutup.
Sambil menggelengkan kepala, aku memasukkan ponsel aku ke kantong dan kembali bekerja disupermarket. Meskipun tidak tahu pasti maksud Sukma, aku senang bisa membantu dan merasa dihargai oleh keluarga Benny. Aku berjanji untuk mengirimkan salam dari Sukma pada Benny nanti saat bertemu dengannya.
***
Halo! Ini adalah bab terkini yang aku rilis. Sebelumnya aku sudah merilis bab ini pada tahun 2020 dan berhenti sampai di sini. Alasannya karena aku banyak sekali pekerjaan dan tidak sempat lagi menulis bab selanjutnya. Sebenarnya sudah ada 2 bab yang masuk di draf, namun karena aku pikir, lebih baik aku simpan saja dulu dan ingin memperbaiki beberapa struktur kalimat yang kurang bagus dibaca. Ya, ini masih belum sempurna.
Akhirnya, di bulan puasa ini, aku menyempatkan diri untuk memperbaiki cerita, juga sekalian memperbarui sampul cerita dan sampul di setiap babnya. Selain itu, dalam 1 minggu ini, aku akan merilis 2 bab tersisa sebelum pada akhirnya aku akan melanjutkan cerita ini hingga selesai. Aku mempunyai target setidaknya 1 bulan aku akan merilis bab baru. Meskipun begitu, pekerjaan di dunia nyata menguras energiku. Jadi, aku tidak bisa jamin dengan itu. Di luar semua itu, aku masih percaya kalau cerita ini akan selesai.
Jangan lupa untuk vote! Terima kasih telah membaca cerita ini sampai sejauh ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah di Balik Pohon
Narrativa generale🏠🌳 Di sebuah rumah terpencil jauh dari kota, terdapat dua lelaki yang tidak saling mengenal. Benny, pemilik lama rumah tersebut telah menjualnya kepada Hardi, namun Hardi memilih untuk membiarkan Benny tetap tinggal. Namun, di balik rahasia yang d...