Jangan cemburu, inget. Dia bukan siapa siapa kamu.
#Angkasa Prabudi
*****
"Naya."
Naya menengok kebelakang saat mendengar ada yang memanggil namanya, Dewa. Teman satu SMP nya dulu.
"Kenapa Wa?" Kata Naya seraya menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya.
"Lo hari ini bener jadi mau kerja di cafe Cahaya?" Tanya Dewa dan Naya mengangguk tanda iya.
Hari ini Naya berniat akan melamar kerja di cafe yang lokasinya tidak jauh dari sekolah Naya. Dewa lah yang memberitahu Naya bahwa dicafe tempat Dewa bekerja ada lowongan dan itu tentu kesempatan yang bagus untuk Naya.
Naya tau bahwa Dewa sudah dari sejak SMP bekerja di cafe itu untuk membiayai sekolahnya. Sedangkan Naya menanyai lowongan kerja pada Dewa bukan karena itu, melainkan dia hanya ingin mengisi waktu luang dengan menyibukan diri.
"Kalo gitu bareng gue aja, biar sekalian." Kata Dewa lagi.
"Emang ga ngerepotin lo?" Tanya Naya merasa tak enak.
Dewa tertawa segar."Lo kaya sama siapa aja deh."
Naya merasa kurang enak jika harus diantar oleh Dewa karena pasalnya Dewa ini salah satu teman dekat Angga dulu atau mungkin sampai sekarang. Bukannya apa tapi Naya cuma berusaha menghindar dari orang orang yang berkaitan dengan Angga.
"Ayo." Ajak Dewa membuat Naya tersadar, tidak ada salahnya juga sih lagi pula lumayan irit ongkos, dan akhirnya Naya setuju lalu mengikuti Dewa dari belakang menuju parkiran.
Dewa menyerahkan helm yang berwarna hitam pada Naya. Naya terdiam menatap Dewa dan helm yang ada ditangannya bergantian.
"Mm... Wa." Dewa menengok menatap Naya dengan alis terangkat.
Seakan mengerti, Dewa terkekeh dan mengambil kembali helm yang ada ditangan Naya. "Gue lupa kalo lo paling gabisa pake helm."
"Aneh lo, udah SMA masih aja gabisa pake helm." Ujar Dewa sambil memakaikan Naya helm.
"Gue emang gasuka make helm ya Wa."
Dewa bergumam. "Terkecuali kalo Angga yang makein."
Dewa sangat ingat karena Angga selalu bercerita tentang apa yang Naya suka dan tidak disukai sampai hal kecil sekalipun, padahal Angga punya pacar tapi selalu Naya yang diperhatikan dahulu. Dan Dewa juga sering menyaksikan bagaimana dekatnya Angga dan Naya. Ah ralat, mungkin hampir satu sekolah tau bagaimana kedekatan keduanya dulu.
Naya terdiam. Ya memang dari dulu Naya itu paling tidak suka pakai helm selain karena ribet cara ngaitinnya, Naya juga ngerasa kurang leluasa.
______________________________
"Kenapa harus pake helm sih lagian juga cuma berangkat sekolah ini." Naya menggerutu kesal.Angga tersenyum dan mengacak rambut Naya gemas. "Biar aman Naya."
"Ishh. Pake helm tuh ribet susah ngaitinnya terus juga takut kecekik, ah pokonya ga nyaman Ga." Naya merengek yang justru membuat Angga semakin gemas.
"Gabakal kecekik, sini aku pakein." Angga mengambil helm yang ada di tangan Naya dan memakaikannya dengan telaten.
"Tuh ga kecekik kan, emang dasar kamunya aja yang ga bisa make." Kata Angga membuat Naya mencabikkan bibir kesal tapi juga mengangguk karena memang tidak ke cekik.
"Yaudah nanti kalo mau pake helm dipakein Angga aja." Kata Naya sembari menunjukan deretan giginya yang rapih.
"Dasar." Angga mencubit hidung Naya membuatnya meringis sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
RomanceKetika takdir mempermainkan perasaan seseorang. - - - - - JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA!