14

54 2 0
                                    

Senyumku yang dulu hanya untuk menutupi kesendirian, kini bisa kembali, dengan adanya kamu sebagai alasan ku tersenyum

*****

Naya tidak habis pikir dengan kaka kelasnya yang satu ini. Naya tidak mengira akan diajak ke tempat ini, Naya kira dia akan membawanya ke laut, tempat makan, atau bahkan taman yang waktu itu. Tapi Angkasa membawanya ke mall. Naya tidak masalah jika harus ke mall, tapi permasalahnnya mereka masih memakai seragam dan untung saja tidak kena tilang polisi. Benar-benar gila tidak tau takut ini orang. Mereka bahkan memakan waktu satu jam perjalanan.


Naya masih memandang Angkasa bengis. "Kenapa kesini, kita masih pakai seragam tau."

"Loh? Emang ada larangan yang pakai seragam sekolah ga boleh masuk?"

Naya memutar bola mata malas. "Teserah."

"Lagian kapan lagi coba lo jalan sama cowo hits kaya gue." Kata Angkasa sambil menyugar rambutnya.

Naya bergidik jijik. Narsis banget.

"Kita makan dimana ya?" Kata Angkasa membuat Naya langsung menatapnya.

"Lo ngajak gue jauh-jauh kesini cuma buat makan?" Kata Naya tak percaya. Yang benar saja.

"Ya ngga dong." Jawab Angkasa yang tidak Naya gubris. Bodoamat-bodoamat. Naya menatap sekeliling tanpa minat.

"Oke. Kita makan disana." Kata Angkasa, sedangkan Naya hanya diam. Tidak perduli apa mau Angkasa. Toh dirinya juga lapar.

Mereka memasuki lift, Angkasa menekankan Angka menuju lantai 4. Sebenarnya tempat makan ada diberbagai sisi tempat tapi dia memilih lantai 4 karena disana juga letak tempat bermain, biar sekalian. Karena Angkasa tau Naya pasti malas jika harus diajak naik turun nya.

Angkasa mencari tempat untuk dirinya dan Naya, matanya menatap tempat kosong yang terletak ditengah-tengah, tanpa pikir panjang Angkasa menuju tempat itu,  sedangkan Naya hanya mengekor saja. Setelah duduk, Angkasa memanggil seorang pelayan.

"Lo mau makan apa?" Kata Angkasa dengan mata yang fokus pada daftar menu.

"Teserah." Jawab Naya.

"Nasi goreng?" Tanya Angkasa.

"Bosen."

"Ayam panggang, bakar, goreng?" Tanya Angkasa lagi.

"Ribet."

"Bakso?"

"Gamau."

"Terus mau nya apa." Kata Angkasa yang mulai jengah.

"Teserah." Jawab Naya acuh.

Angkasa menarik nafas, berusaha sabar. Dia tidak pernah dalam situasi serumit ini hanya soal memilih makanan. Gadis yang satu ini bener-bener. Kalau kata Satria, cewek emang ga jauh-jauh dari kata teserah, dan kita sebagai kaum Adam harus berusaha sesabar mungkin dalam menghadapi situasi seperti ini.

Ini dia baru nawarin soal makan doang loh.

"Makan barengan sama gue mau?" Kata Angkasa selembut mungkin.

Mata Naya membelelak. Setidak mampu itu Angkasa membayar dua porsi makanan? Tidak tau malu. Ngajak jalan cewe masa makan barengan.

"Gamau."

Angkasa menaruh daftar menunya, menatap Naya lelah. "Terus sekarang lo maunya makan apa?"

Bola mata Naya tergerak ke atas, ke samping, seperti berfikir. "Mmm, nasi goreng deh, minumnya es jeruk."

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang