11

61 5 0
                                    

Memang hanya hal kecil, namun kalau kamu yang melakukannya entah kenapa itu selalu punya arti yang besar untukku.

#Angkasa Prabudi

*****

"HEH DUGONG SINI LO! BERANI LO BOONGIN GUE" Teriak Satria sambil berjalan dikoridor kelas 11.

"Apaansi Satria teriak teriak." Kata Ozy malas. Malu maluin.

"Marah kali karena ditinggal." Jawab Angkasa.

Hari senin adalah hari paling membosankan bagi rata rata murid pelajar. Angkasa memang pergi dahulu menuju lapangan karena malas menunggu Satria yang belum juga datang, mereka sudah berniat bolos sebelumnya, tapi kali ini Angkasa mengusulkan untuk mengikuti upacara karena minggu kemarin dia dan ketiga temannya bolos upacara.

Angkasa menatap Satria yang sedang berjalan dengan tangan terkepal kuat, menurutnya ini pasti bukan karena Satria ditinggal menuju lapangan. Tapi pasti Ozy yang buat ulah.

Angkasa memberhentikan langkahnya tiba tiba, membuat Panca dan Ozy juga ikutan berhenti.

"Kenapa berhenti? Lo berubah pikiran mau bolos?" Kata Ozy.

Angkasa memicingkan matanya. "Jangan bilang lo buat ulah Zy."

Ozy mengernyit. Belum sempat Ozy menjawab, tarikan dikerah belakang bajunya membuat Ozy langsung melihat siapa si pelaku yang kurang ajar ini.

"Astagfirullah nyebut Sat, lo mau bunuh temen lo sendiri?" Kata Ozy watados.

"DIEM LO! LO NGASIH GUE NOMER SIAPA HAH?"

Ozy meneguk ludah. Aduh alamat ngamuk ni anak.

"Maksudnya apa item manis gitar spanyol, lo pikir gue demen sama botol kecap." Kata Satria, kini tangannya berganti jadi mencengkram kerah baju Ozy bagian depan.

"Eh eh apaan nih. SA? ADA KEKERASAN DALAM PERTEMANAN NIH." Adu Ozy pada Angkasa.

Angkasa menatap kedua temannya itu jengah. Dia yakin pasti diantara mereka ada yang saling usil, sudah bukan hal aneh mereka akur lalu ribut lagi. "Urus urusan kalian lah, pusing gue."

Ozy melepas cengkeraman Satria secara paksa lalu kabur menyusuri koridor kelas, sontak Satria langsung mengejar Ozy. "HEH MAU KEMANA LO?!"

"Temen lo tuh." Kata Panca membuat Angkasa menoleh, temen lo juga kali.

"Kelakuan apa lagi yang dilakuin tu anak satu." Kata Angkasa sambil melanjutkan jalannya.

Jarak koridor kelas 11 dengan lapangan itu memang lumayan.

"Ozy ngasih Satria nomer cewe." Jawab Panca.

"Salahnya dimana, mereka kan udah biasa tukeran nomer cewe."

"Iya, tapi masalahnya itu nomer pabrik kecap."

Angkasa tertawa. "Wah gila tu anak."

"ANGKASA PANCA, TOLONG GUE, SATRIA NYIKSA GUE ABIS ABISAN HUAAAAA AMPUNNNNN."

Angkasa memutar bola mata malas, mereka seakan melupakan image nya didepan para adik kelas.

Matanya tiba tiba melihat Naya sedang berbicara dengan seorang laki laki. Wah tidak bisa dibiarkan!

Panca yang melihat kepergian Angkasa secara tiba tiba pun menghela napas jengah. Angkasa bucin, Satria dan Ozy dengan segala tingkah anehnya. Emang dia doang yang normal. Tak urung Panca pun mengikuti Angkasa.

"Gapapa Nay, lo pake topi gue aja nanti gue minjem anak PMR."

"Ambil aja, dari pada lo dihukum mau?"

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang