Jangan terlalu membenci kehadiran seseorang hanya karena kamu tidak ingin hidupmu dihadiri oleh orang baru dan tetap mengurung diri dalam masalalu.
*****
Angkasa memasuki rumahnya dan berjalan menuju ruang tamu, menghampiri sang bunda dan adik tercintanya.
"Assalamualaikum bun." Kata Angkasa seraya menyalami tangan Cahaya-Bunda Angkasa, kemudian berpindah mencium kedua pipi Anna-adik perempuannya yang masih menduduki bangku kelas 1sd.
"Waalaikumsalam, pulang telat abis nongkrong lagi kaya biasanya?" Tanya Cahaya dengan nada sedikit kesal karena anak pertamanya ini selalu pulang telat.
Yang ditanya hanya nyengir gaje.
"Ayah mana bun?" Tanya Angkasa sambil sesekali merecoki adiknya yang sedang menggambar.
"Masih dikantor, tumben nyariin Ayah"
"Gapapa, basa basi aja biar keliatan kaya anak sayang ayahnya." Cahaya menggelengkan kepalanya saat mendengar jawaban dari Angkasa.
"Abang jangan gangguin Anna deh." Anna menatap Angkasa garang karena sedari tadi mengganggu dirinya yang sedang menggambar. Memang salah satu kebiasaan yang suka Angkasa lakukan adalah menjahili adiknya, karena menurutnya mengganggu adiknya sampai kesal terus menangis itu sangat menggemaskan dimata Angkasa, tapi pasti nanti setelahnya Angkasa akan meminta maaf dan membujuk dengan embel embel eskrim.
"Udah sana mandi terus makan, jangan gangguin adik kamu terus." Kata Cahaya.
"Iya iya" Jawab Angkasa, tapi sejurus kemudian dia mencubit kedua pipi adiknya dan mengacak rambutnya gemas.
"ABAAAAANGGG"
***
Jam sudah menunjukan pukul 06:40 tapi laki laki yang didalam selimut itu tidak kunjung juga menggerakan tubuhnya sedikitpun, dirinya sudah bangun sekitar dua menit yang lalu karena bundanya yang berteriak sambil menggedor pintu kamarnya."Angkasa." Teriak Cahaya lagi dari luar kamar Angkasa.
"Bentar ngumpulin nyawa dulu." Jawab Angkasa sambil teriak.
"Kalo sampe tepat jam tujuh kamu belum bangun, jangan harap semua fasilitas kamu aman." Kata bundanya kemudian pergi menuju ruang makan.
Selalu seperti itu, andalannya adalah mengancam.
Angkasa segera beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat sekolah sebelum bundanya berkoar lebih parah lagi.
Angkasa menuruni tangga menuju ruang makan dimana ayah bunda dan adiknya sedang sarapan.
"Kamu itu sudah kelas dua SMA Angkasa, masih aja susah dibangunin masa kalah sama adik kamu." Omel Bundanya dan Angkasa segera menghampiri sang bunda tercinta lalu mencium pipinya dengan sayang.
"Besok besok ngga lagi bun beneran." Jawab Angkasa kemudian duduk disamping Anna dan mengacak poni Anna dengan gemas.
"Kemarin kemarin juga bilangnya gitu."
"Bun, abang nih." Rengek Anna.
"Diam kamu Angkasa, sekarang cepet selesain sarapan kamu terus berangkat sekolah." Kata Cahaya sambil memakaikan dasi suaminya-Langit.
"Percuma bun palingan juga bolos lagi karena udah terlanjur telat, itu kan kebiasaan dia." Kata Langit-ayah Angkasa, membuat Angkasa langsung menatap ayahnya sambil berdecak malas.
"Diem." Kata Cahaya membuat Langit diam menutup mulut rapat rapat lalu tersenyum.
"Ayah tuh manja, pakai dasi aja dipakain kalah sama Angkasa."
KAMU SEDANG MEMBACA
KANAYA
RomanceKetika takdir mempermainkan perasaan seseorang. - - - - - JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA!