18

65 3 0
                                    

Aku bahagia melihatmu bahagia. Dengan atau tanpa aku di sisimu.

#Angkasa Prabudi

*****

Org idiot:
Lagi apa pacar orang?

Kanaya mendengus kesal. Dia membalikan layar ponselnya, lalu kembali fokus melayani para pelanggan cafe. Jangan sampai mood nya rusak di saat jam kerja seperti ini.

"Lo anterin ke meja nomor 4 yang di pojok jendela itu." Kata Dewa sambil menyerahkan nampan berisi kopi hangat.

"Ko gue? Kan lo bagiannya." Heran Naya.

"Dia maunya lo yang nganterin, udah sana. Jangan bikin pelanggan nunggu."

"Ck. Yaudah sini." Naya mengambil alih nampan yang di pegang Dewa.

Gadis dengan kuncir kuda itu berjalan menuju tempat yang di tunjuk Dewa. Terlihat dari sini, seorang laki-laki berbaju kaos hitam polos dan celana jeans. Karena menunduk dan topi hitam yang sedikit menutupi setengah wajahnya, membuat Caramel susah untuk mengenali. Ya sudahlah, apa gunanya juga melihat wajah pria itu kan?

"Misi kak, ini pesanannya." Pria bertopi itu mendongak lalu tersenyum.

Naya diam, dengan segera dia menyimpan nampan berisi kopi hangat itu di meja si pemesan. Lalu pergi dari sana dengan cepat.

"Naya." Angga berdiri menahan gadis yang memang sengaja dia jumpai di sini.

"Naya, tunggu dulu sebentar." Angga berhasil menarik salah satu pergelangan tangan Naya

Naya melihat sekitar, ini masih didalam ruangan, tidak bagus kalau menjadi pusat gini. "Maaf, jangan gini."

"Jangan kaya orang asing gini Naya." Kesalnya.

"Kamu ngapain kesini?" Kata Naya.

"Nemuin kamu lah."

"Sekarang udah ketemu kan? Yaudah sana." Naya mencoba melepas genggaman tangan mereka.

"Kamu ngusir aku?"

"Aku lagi kerja. Jangan bikin malu."

"Malu kenapa sih?"

"Di liatin orang Angga."

Angga menarik lembut tangan Naya ke luar cafe. Kalau malu, bearti di luar tidak kan?

"Kamu apaan sih." Naya menarik paksa tangannya dari cekalan Angga.

"Dengerin aku dulu. Pesan aku gak pernah di bales, kenapa? Telepon aku gak di angkat, bahkan kamu nge blok semua sosmed aku."

Setelah kejadian saat dimana Angga membahas masa lalu, Naya benar-benar memutuskan semua kontak dengan Angga.

"Jawab aku Nay."

"Gak mungkin kan kamu pulang cuma buat nanya itu sama aku?" Tanya Naya.

"Aku pulang emang buat bahas itu."

Tidak mungkin! Jangan melawak. Naya tidak pernah sepenting itu dalam hidup Angga.

"Ga, aku lagi kerja."

"Jam berapa kamu pulang?"

"Gak penting."

"Naya. Kita perlu lurusin ini dulu. Sampai kapan mau kaya gini terus."

"Jam sepuluh malam aku pulang." Naya berbalik, kembali masuk ke dalam cafe. Mungkin tidak ada salahnya jika membahas hal yang selalu Naya hindari.

Naya melihat Dewa yang sedang menatapnya. Gadis itu mencoba untuk tidak peduli, dia kembali ke tempatnya.

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang