12

56 4 0
                                    

Kita teman dekat
Sudah saling percaya
Crita tentang kamu
Sudah menjadi makananku
Putus lagi, nyambung lagi
Ribut lagi, baik lagi
Kau menangis dipundakku, dipelukanku
Maafkan aku jadi suka sama kamu
Awalnya curhat lama-lama ku cemburu
Maafkan aku yang mengharapkan cintamu
Bila belum saatnya ku sabar menunggu
Bila masih bersama kutunggu kau putus.

🎼Kutungu kau putus-Sheryl Sheinafia🎼

*****


"Maafkan aku jadi suka sama kamu, awalnya curhat lama-lama ku cemburu..." Naya bersenandung pelan sambil memainkan hp nya. Sekarang adalah jam istirahat, waktu dimana untuk dia mengisi perut. Matanya menatap sekitar Kantin yang cukup ramai, mencari keberadaan Salsa yang sedang memesan makanan untuk mereka. Karena tadi Salsa yang memberi usul untuk dia saja yang memesan makan lalu Naya yang mencari tempat duduk.

"Maafkan aku yang mengharapkan cintamu, bila belum saatnya ku sabar menunggu. Bila masih bersama ku tunggu kau putus." Naya mendengus. Kenapa dia jadi nyanyi lagu yang seakan menyindiri dirinya sendiri? Naya jadi teringat kejadian kemarin saat mereka menghabiskan sore bersama dipantai. Entah itu mimpi atau kenyataan karena saat membuka mata, tiba-tiba Naya sudah berada dikamarnya dan sialnya hari sudah berganti. Terpaksa Naya kembali ke sekolah tanpa Angga. Menyedihkan, dia seperti lupa ingatan sementara.

Tapi yang jelas kemarin adalah hari yang menyenangkan. Persetan dengan niatnya untuk moveon, toh mau seberapa keras melupakan pun yang ada malah makin nempel bayang-bayangnya. Rasa cintanya terlalu besar sampai dia melupakan rasa bencinya. Tanpa sadar bibirnya membentuk sebuah lengkungan, menampakan lesung pipitnya yang ada dipipi sebelah kanan.

"Kesambet lo senyum-senyum sendiri." Naya spontan mendongak menatap Salsa yang berdiri didepannya dengan membawa nampan.

"Senyum itu ibadah tau." Naya mengambil alih nampan ditangan Salsa. Dengan segera Salsa duduk dihadapannya.

"Iya tapi masalahnya lo ga ada angin ga ada ujan senyum-senyum sendiri." Naya tidak menanggapi, dia lebih milih untuk memakan nasi gorengnya.

"Oh iyah, tadi gimana, lo belum sempet cerita abis pulang dari kelas kaka lo." Kata Salsa disela-sela makannya.

Naya mendengus. "Lo gabilang kalo itu kelasnya tuh cowo idiot."

"Heh. Ati-ati kalo ngomong, fans nya denger bisa abis lo." Kata Salsa membuat Naya memutar bola mata malas. Segitunya ya?

"Lo gatau seberapa ngeselinnya tu cowo. Masa tadi bisa-bisanya dia bikin gue malu. Kalo tau kaka gue sekelas sama dia gabakal mau gue ke sana." Oceh Naya sambil menggerakan sendoknya didepan muka Salsa.

"Pengen banget gue garuk tuh muka."

Salsa manggut-manggut, tidak sengaja dia mendongak. Matanya membulat kaget saat tau orang yang dibicarakan tengah berjalan menuju mejanya. Salsa melihat Naya yang masih menggerutu. Hmm sepertinya menjaili Naya sedikit menyenangkan.

"Dari banyaknya cewe yang jatuh ke pesona ka Angkasa. Lo sama sekali ga tertarik sedikitpun?" Hmm sedikit lagi.

Naya menatap Salsa sebentar. "Gue akuin, gue sedikit tertarik sama dia. Dia kaya punya daya tarik tersendiri gitu. Ganteng sih, mau ngelak juga emang itu kan kenyataannya, cuma emang nyebelin aja tingkahnya bikin ilfeel, ganggu, berisik, suka tebar pesona lagi, emang susah kalo playboy." Naya kembali acuh pada makanannya.

Tanpa sadar Angkasa dan ketiga temannya sudah berdiri dibelakang Naya, mendengarkan setiap deretan kalimat yang keluar rapi dari mulut gadis itu.

"Kalo ga nyebelin bearti lo suka gitu?"

KANAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang