12. ngobrol bareng bunda

3.1K 447 59
                                    

"bunda, aku sebenernya durhaka enggak? soalnya aku suka ngomong kayak ke seumuran sama ayah" tanya jaemin.

jaemin lagi tiduran di atas paha seulgi yang duduk di ranjang, di kamar seulgi juga. mumpung sehun lagi sibuk benerin pintu kamar jaemin yang beberapa hari lalu enggak sengaja ke tendang. sampe engsel pintunya copot.

"enggak papa kok, toh kamu sama ayah sama-sama gitu kelakuannya. asalkan nurut sama ayah, kalo disuruh janga susah. jangan suka ngebantah, posisikan diri kamu sama suasananya,"

"eh tapi kalo becanda jangan bawa-bawa dajjal ya. awas kamu, yang kayak gitu dibawa becanda." lanjut seulgi yang memainkan rambut jaemin.

kaya itu loh, yang nyari kutu. soalnya kan rambut jaemin cukup gondrong. ditarik sedikit juga bakalan kejambak.

"iya bun maaf soal yang kemarin becanda, aku juga enggak bisa ngomong sesuai KBBI" keluh jaemin.

"emang kamu hafal kitu isi kamus bahasa indonesia?"

"enggak bun hehehe"

"ih dasar" seulgi mencubit gemas pipi jaemin.

sebenernya dari tadi seulgi fokus ke jaemin, jaemin fokus ke foto yang dia pegang.

"bunda dulu cantik banget sih, pantes ayah bucin banget" puji jaemin yang melihat foto ini.

"cantik ya bunda waktu SMA?" tanya seulgi yang ikut memperhatikan foto ukuran 4×6 yang dipegang jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"cantik ya bunda waktu SMA?" tanya seulgi yang ikut memperhatikan foto ukuran 4×6 yang dipegang jaemin.

"iya ih, kalo kakak dulu seumuran sama bunda. mungkin kakak udah bucin banget sama bunda" kata jaemin.

ya jaemin mah gitu, giliran yang cantiknya waria takut.

"sekarang juga kamu bucin sama bunda" ujar seulgi.

"iya sih, bunda bisa nikah sama ayah kenapa? bukannya ayah itu bandel banget dulunya?" tanya jaemin kepo banget.

sampe pindah posisi yang tadinya tiduran jadi duduk berhadapan sama seulgi.

"eummm.. bunda ajak nikah dia" jawab seulgi.

"hah? seriusan bun?" jaemin benar-benar tidak percaya.

"iya, bunda ajak nikah dia. karena dia emang terkenal banyak mantannya, banyak gebetannya. kemana-mana bareng sama papah renjun, om kai juga" jawab seulgi meyakinkan.

"loh kok bunda bisa ngajak nikah gitu?"

"awalnya bunda becanda, kan dia bilang cinta sama bunda. terus bunda bilang 'nikahin aku kalo kamu beneran cinta'. habis itu dia hilang, yaudah bunda enggak anggap serius. eh dia ngajak nikah pas kuliah. di tengah-tengah mau skripsi"

"gilaaaa.. bundaaa.. warbyazah" jaemin bertepuk tangan. ternyata seperti ini kisah orang tuanya.

beberapa tahun dia mengerti soal cinta-cintaan, baru tau kalau kisah cinta orang tuanya begini.

"bunda dulu amit-amit banget sama ayah kamu. ganteng sih iya, tapi itu kelakuannya lebih parah dari kamu. pengen nangis aja kalo dia suka malu-maluin bunda" kata seulgi sambil bergidik geli.

contohnya, pertama kencan sama seulgi. sehun naek eskalator mall sambil rebahan:')

kebayang enggak?

"kalo bunda dulu enggak nikah sama ayah kamu, kamu enggak akan pernah ada di dunia ini" lanjut seulgi.

"meskipun enggak mirip ya?" tanya jaemin.

seulgi tertawa, inget dia disebut anak pungut dulu. jadi masih kepikiran sampe sekarang, padahal udah jelas jaemin mirip kakeknya.

"hahaha.. iya, tapi mirip kok sama-sama ganteng" seulgi mengusap rambut jaemin.

"apa ih, gantengan aku" bela jaemin sambil cemberut manja.

"iya kamu ganteng, masih muda juga" gemas seulgi.

jaemin beres cemberutnya, soalnya udah dipuji bunda.

sekarang dia masih duduk hadapan sambil siap-siap mau bercerita sesuatu sama bunda seulgi ini.

"bun" panggil jaemin sebagai permulaan mengawali ceritanya.

"hmm?" sahut seulgi.

"kakak punya cewe 3" celetuk jaemin.

seulgi membuka matanya dengan lebar, meskipun tidak bisa melotot juga.

pada intinya seulgi kaget.

"hah? serius? kamu pacaran sama 3 perempuan? kamu mau jadi fakboi atau playboy?" tanya seulgi terkejut.

"ih ih, bukan pacaran. maksudnya ada yang deket sama kakak. 3 orang, namanya seoyeon, heejin itu dulu satu SMA. nah satu lagi minju, satu gedung kampus beda jurusan" ralat jaemin yang berusaha menjelaskan.

seulgi mengusap dadanya, cukup tenang sudah dijelaskan. takutnya jaemin punya bibit-bibit enggak bener.

"ih kirain pacarnya 3, mau bunda tabok soalnya. jangan jadi fakboi ah. ngapain" kata seulgi sambil menepuk pelan paha jaemin.

"enggak bunda, serius, suerrr" kata jaemin sambil peace.

"tapi kamu suka sama mereka?" tanya seulgi.

"iya" angguk jaemin.

"duh, ini sifat si sehun yang enggak benernya nurun lagi" seulgi menggaruk tengkuknya, gatel enggak. bingung iya.

"maksudnya suka sebagai teman, ya kalo aku gak suka sama mereka. enggak bakalan deket sama aku dong bun" beritahu jaemin.

"saran dong bun pilih yang mana? renjun kalo soal perempuan minta saran mamahnya. aku juga mau gitu" lanjut jaemin.

"pilih yang terbaik, yang sayang sama kamu" jawab seulgi.

"semuanya aku anggap kakak, karena aku mau punya kakak bun. tapi punya ade kayaknya seru" ujar jaemin sambil senyum-senyum.

tiba-tiba, makhluk lain di rumah jaemin ini muncul dari pintu.

"siapa yang mau punya ade?" tanya sehun.

tidak ada yang menjawab, meskipun semuanya menoleh ke arah pintu.

"bun, ayo bikin" kata sehun.

"lagi musim corona gini, hubungan suami istrinya social distancing dulu" balas seulgi.

jaemin menahan tawanya, seulgi polos-polos gimana gitu.

"bun kasian ayah, udah ulang tahunnya lagi musim corona gini" ka jaemin.

tapi tetep aja jaemin ketawa, sifat jahilnya melekat mendarah daging. turunan sehun mah gini.

"ayah, ayah sini. bobo bertiga, jaemin di tengah" kata jaemin ke sehun, sambil menepuk kasur.

"kalo bertiga sama kamu, bunda peluk kamu. bukan peluk ayah" keluh sehun yang masuk ke toilet kamar.

sambil merenungkan lebih ikhlas istrinya peluk guling dibanding peluk anaknya.

keluarga tampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang