Please, Love Me {END}

Thank You and Goodbye My Love

"Jadi dia telah kembali?" hanya itu kata-kata yang dia ucapkan sebelum berlalu pergi dari rumah ini dengan rasa sakit yang tidak bisa dideskripsikan lagi.
Rasa takut menyelubungi dirinya.
________________________________________________________________________

Mr. Cho masih berusaha menenangkan istrinya yang masih meronta dalam pelukannya.

"Lepaskan aku" nada dingin itu keluar dari mulutnya diikuti aura dingin yang menyeruak di sekitar tubuhnya.
Setelah pelukan itu terlepas mata hitam pekat itu memandang tajam ke arah suaminya yang kini menatap dirinya dengan dalam.

"Dengar sayang, kau tidak perlu menelepon dokter jung untuk memeriksa kyuhyun. Coba lihat dia baik-baik saja" kalimat tersebut justru membuat emosi mrs. Cho semakin naik, matanya kini seakan ingin membunuh suami yang seperti nya tenang sekali menghadapi situasi ini.
Cho Hangeng memang orang yang tenang dalam menghadapi masalah dan seperti kasus kyuhyun saat itu pun, rasa kahwatir memang besar tapi dia berusaha tetap tenang karena jika dia terlalu emosional bagaimana akan menguatkan istrinya.

"Jadi kau akan membiarkan anakku larut dalam halusinasinya begitu, mr. Cho hangeng yang terhormat?" kali ini nada nya benar-benar meninggi, tidak peduli lagi jika semua orang akan mendengarnya. Sementara suaminya hanya bisa memejamkan matanya.

"Jangan berteriak di depanku Cho Heechul. Kau pikir dia hanya anakmu? Dia anakku juga dan aku ayahnya yang akan selalu melindunginya. Kita hanya perlu berbicara pelan-pelan dengannya, tidak perlu memanggil dokter. Kau ingin dia berpikir jika kita menganggap dirinya depresi?" tatapan mata yang dingin dengan suara penuh penegasan seakan menusuk sempurna ke segala sudut tubuh mrs. Cho, dia tahu suaminya benar-benar menahan emosinya di dalam ketenangannya saat ini.
Hingga saat dirinya ingin membalas perdebatan lagi, bibir merahnya telah terkunci sempurna oleh bibir tebal suaminya. Dia meronta tapi apa daya jika kekuatan tubuhnya tidak sebesar sang suami.
Mr. Cho membawa istrinya ke kamar mereka dengan posisi ciuman yang semakin panas.

Kyuhyun mendengar dengan sempurna perdebatan kedua orang tuanya, dari balik kamar itu masih terdengar jelas. Bahkan kata-kata 'dokter jung' Dan 'halusinasi' membuatnya pedih.
Dia mencoba menutup telinga itu dengan kedua tangan, seraya terduduk di lantai yang dingin.

"aku tidak halusinasi,mom" kata-kata itu keluar sempurna dari mulutnya, dia memang tidak berhalusinasi. Dia hanya butuh kepercayaan dari orang tuanya bahwa dia tidak depresi sehingga membuatnya halusinasi.
Tubuh itu meringkuk di lantai dengan bergetar, dia menangis bahkan isakan itu semakin terdengar pilu.
Ingatannya tertuju pada sang kekasih yang menjadi awal bahan perdebatan malam ini. Bagaimana mungkin dia berhalusinasi sedangkan dia bisa memeluk tubuh itu, mencium pipi merona itu, menggenggam jemari mungil itu, menghabiskan satu hari penuh dengan wanita yang dicintainya?

Dia menatap layar smartphone, menatap wajah ryeowook seolah meyakinkan diri bahwa dia baik-baik saja. Pandangan itu terlihat sayu, pipinya basah oleh buliran bening dan senyuman itu kini terlihat sarat akan kepedihan.

"Aku tidak berhalusinasi kan baby? Kau nyata" dia sadar bahkan sangat amat sadar akan apa yang menjadi kekhawatiran orang tuanya tapi sebentar saja dia ingin egois, dia ingin melampiaskan segala kerinduannya pada wanita yang selama ini masih bertahta di puncak hatinya.
Segala rasa yang ada di hatinya akan dia curahkan saat bersama dengan wanita itu, dengan ryeowook-nya.
Sekarang dia bisa bertemu kembali dengan ryeowook setelah tiga tahun menunggu. Bahkan jika dia diberi kesempatan kedua untuk memiliki wanita itu lagi, dia tentu akan dengan senang hati tapi sayangnya itu tidaklah mungkin.
Dia tahu betul itu, maka dari itu dia akan menghabiskan seluruh waktu yang dia bisa untuk tetap bersama dengan ryeowook.
Setelah berkecamuk dengan pikiran-pikiran tersebut mata hitam bening itu perlahan mengatup karena rasa kantuk mulai menyerang dirinya.