1 minggu

2.7K 158 2
                                    


How could you make me believe?
That there was something in between you and me, yeah

Shawn mendez

Jangan lupa vote dan komen ya
______________________________________

Waktu berjalan cepat, setelah beberapa hari yang lalu Arana lolos dari tes nya Pak Rudi dan mendapat nilai di pelajaran olahraga berkat Arga yang mengajarinya basket.

Sekarang, Arana mulai aktif latihan untuk drama nya. Karena, waktu mereka tinggal seminggu lagi.

"Arga mana?," sekarang Arana tengah mencari lawan main drama nya itu, karena mereka harus latihan hari ini.

"Eh, tinggi!! tinggi tunggu dulu!," cowok yang diteriaki nya itu melihat ke arahnya, lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Gue?."

"Iya tinggiii".

"Kenapa?"

"Nana tadi mau nanya apa ya? tinggi tau gak Nana mau nanya apa?".

"Ya, gak lah. Cantik-cantik bego."

"Bentar ih, diem dulu. Nana lagi mikir. Oh ya, ada liat Arga gak? itu pertanyaan Nana."

"Ohh, Arga. Itu di lapangan lagi latihan basket sama tim nya."

"Ohh gituu, makasih ya ju-ne-di, nah makasih ya Junedi."

"Dipanggilnya June."

"Oh gitu, makasih ya. Dipanggilnya June, byeee," ulangnya lagi.

Setelah itu, Arana pergi menuju lapangan. Dan benar saja yang di katakan Junedi, Arga dan tim basket inti ada disana.

"Argaaaaaaaaa!!!!" Arana berteriak dari pinggir lapangan pada Arga yang kini tengah bermain basket, dan jangan lupa, cowok itu melepas semua kancing kemeja sekolah nya dan memperlihatkan baju kaos berwarna hitamnya.

Arana pun duduk di lantai dekat lapangan basket, gadis itu menunggu Arga di samping botol-botol air mineral.

Latihan masih berlanjut. Namun, Arga memilih pergi ke pinggir lapangan untuk beristirahat.

Keringat membasahi tubuh nya, cowok itu menarik kaus nya untuk mengelap keringat yang ada di dahinya. Dan lantas saja, perut nya yang berbentuk kotak-kotak sempurna, terbuka, dan membuat siswi SMA Angkasa salah fokus, mereka langsung heboh, dan Arga? cowok itu bahkan tidak menyadari penyebab kehebohan itu.

'Kenapa sih?' batin Arga.

"Argaaa, Nana tuh masih polos, masih suci. Gak boleh ditunjukin yang begituuuu, mana Nana salfok lagi, aduh pusing", Arana menutup mata dengan kedua tangannya, namun masih mengintip di celah-celah yang ada di antara jari-jarinya.

"Apa sih?".

"Gak ada, jadi itu tadi. Gak deh, gak tau Nana suci, Nana cantik" Arana mencoba menghilangkan bayangan penuh dosa di otaknya.

"Udah kek ngomong sama Alien ya, Ga." Tiba -tiba saja Evan berjalan dengan bola basket ditangannya sambil ikut nimbrung pembicaraan mereka.

"Alien apa?", Arana bingung.

"Gapapa, lo gak ada rencana sekalian buat ke ruang angkasa, Na? penduduk bumi banyak yang miss communication sama lo".

"Gak deh, Nana di bumi aja, mau belajar bahasa indonesia, Nana gak bisa bahasa indonesia."

"Lah ini ngomong bahasa apa?," tanya Evan.

"Bahasa indonesia"

"Terus tad-, yaelah gue ceburin juga lo di pantai selatan, biar sekalian diambil nyi roro kidul"

AR(GA)ANA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang