Mood✨

2.5K 132 1
                                    

Oh kasihku, kau membuat cinta
Jatuh dari mata dan turun ke hati
Tawamu buat aku tersenyum lagi
Mata ke hati-Hivi

Jangan lupa vote dan komen ya
______________________________________

Setelah kejadian itu, pagi hari nya di sekolah gadis itu nampak bahagia seperti biasanya. Hari ini, Arana mengenakan kacamata dengan frame hitam, ia harus menyembunyikan bengkak dimatanya akibat menangis semalaman.

Arana sudah duduk di bangkunya seperti biasa. Sedangkan, Arga baru datang berdiri di samping meja mereka.

"Pagi, Argaaa" Arana tersenyum pada cowok itu.

"Lewat," cowok itu berkata singkat, Arana pun meminggirkan sedikit kursinya. Mempersilahkan Arga untuk lewat.

Setelah Arga duduk, cowok tampan itu menatap Arana dengan mata birunya, membuat gadis itu merasa canggung bukan kepalang.

"Apa sih liat-liat? jatuh cinta ya sama Nana?" seperti biasa, Arana berkata random.

"Iya" satu kata itu lolos dari bibir tipis Arga, membuat Arana memeriksa kembali telinganya. Apa mungkin ia salah dengar.

"Ngomong apa tadi? ulangin coba- ulangiiinnn!!" gadis bersurai hitam legam itu seketika heboh sendiri.

"Gak, gak bisa diulang," cowok itu mengalihkan pandangannya dari Arana.

'Lucu' batinnya

"Dih, gak boleh gitttuuu. Arga tadi bilang apaaaa??" Arana menggoyang-goyangkan lengan Arga.

"Lo kenapa pake kaca mata?" ini yang sejak tadi membuat Arga penasaran. Tiba-tiba saja, pagi ini Arana memakai kaca mata, itu sangat berbeda dari biasanya.

Arana terkesiap dan langsung melepaskan tangannya dari lengan cowok itu dan membenarkan kaca matanya, semakin aneh.

Di mata Arga, gelagat gadis itu semakin aneh. Ia kini menatap Arana berbeda, jika biasanya ia menatap orang-orang dengan tatapan tajam atau pun dingin. Maka, kali ini ia menatap Arana degan tatapan sendu yang menenangkan.

Arana akhirnya kikuk sendiri ditatap seperti itu, kini mereka saling berpandangan. Arga pun memajukan kepalanya pada Arana, dan mulai mengulurkan tangannya. Yang pertama dilakukan cowok berambut coklat itu adalah menyelipkan anak-anak rambut Arana ke belakang telinganya, lalu, menarik lembut kacamata yang di gunakannya.

Arana tidak menyadari yang dilakukan cowok itu, ia seakan tersihir dalam lautan biru yang ada di dalam mata Arga.

Setelah Arga membuka kaca mata Arana, yang pertama ia lihat adalah mata bengkak. Terlihat jelas jika mata itu telah mengeluarkan banyak air mata, hingga batasnya dan kini menyisakan bengkak.

"Habis nangis?," Arga ingin memastikannya.

"Ng-nggak," Arana gelagapan, gadis itu tak ingin siapapun tahu.

"Gara-gara siapa?," Arga mengeluarkan nada dingin yang tercampur amarah.

"Kenapa emangnya?" Arana malah bertanya balik, tidak mungkin kan jika ia mengatakan ini gara-gara Ayahnya sendiri?.

"Biar orang nya bisa gue kubur hidup-hidup secepatnya..." Arga mengepalkan tangannya

"Kok dikuburin sihh, kan kasiann" Arana mencoba bersikap sebiasa mungkin.

"Gue gak suka ada yang nyentuh cewek gue," kata itu lolos dari mulut Arga.

"Apa?! hah? ulangin lagi," Arana sekarang kesal dengan telinganya yang tidak menangkap ucapan Arga.

"Gak bisa. Yaudah, pokoknya nanti habis pulang sekolah gue jemput".

"Mau kemana?".

"Ikut aja," Arga sebenarnya malu mengajak gadis itu pergi keluar, hanya saja kapan lagi? itu yang ia pikirkan.

AR(GA)ANA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang