Chairmate baru

5.8K 241 0
                                    

______________________________________

"Tell me do you think I'm dumb?
I might be young, but I ain't stupid
Talking around in circles with your tongue"

-Meghan Trainorlips are movin

Jangan lupa vote dan komen ya
_____________________________________

Arana kini sudah sampai didepan kelasnya, setelah tadi bergelut dengan pikirannya. Akhirnya, ia ingat bahwa tadi ia harus mengurus surat masuknya ke ruang kepsek.

Arana pun menatap ke arah Alan dan dua temannya, alasan mereka bertiga masih disini karena kelasnya sedang jam kosong, jadi, mereka tidak harus cepat-cepat kembali ke kelas.

"Eh, udah ada gurunya, gimana dong? Aduh, ntar Nana di sebut anak bandel gara-gara telat , padahal Nana kan anak baik, ramah, cantik, pendiam dan rajin menabung" ia menatap Alan dan teman temannya dengan mata penuh harap.

"Pendiam dari mana, tapi gue lebih takut kalo lo diem, ntar setannya keluar" ucap Alan.

"Urusan Pak Azali mah gampang, kan ada Rama" jawab Angga enteng, yang di sebut namanya malah cengo.

"Wait..kok gue? Gak bisa gue, gak bisa"

"Yee... lo masa gak mau bantuin, lo kan murid kesayangan Pak Azali" ejek Alan.

"Murid kesayangan mata lo, ya lo kira-kira juga, Lan. Kalau minta tolong, kalau lo minta gue ngomong sama Bu Aini atau Bu Luna ya ayok, tapi ini? Mundur gue, Lan. Mundur"

Mau bagaimana lagi, jika itu guru lain bukan masalah baginya, tapi kali ini Pak Azali!

"Secara, Pak Azali itu guru killer dari yang paling killer, kalau di novel fantasi, dia itu udah masuk level lord" jelas Rama.

Pak Azali itu adalah guru yang kalau bisa, harus dihindari sejauh mungkin.

Mereka pun terdiam, memikirkan bagaimana cara memasukkan Arana ke dalam kelas tanpa melalui Pak Azali yang menyeramkan. Tiba-tiba, suara berat nan tegas menginterupsi mereka.

"Kenapa kalian ngobrol di depan pintu kelas?", sontak, mereka menoleh ke arah suara itu.

Dan--

Seketika ada hawa dingin di belakang mereka, angin berhembus kencang, kucing berlarian, petir menyambar, tapi boong.

'Mampus' gumam Rama.

"Jawab!" desak Pak Azali, seketika udara yang awalnya segar terasa semakin menipis.

"Nggak gitu kok lor-- eh Pak, kita lagi nganterin adeknya Alan, kelasnya disini" jawab Rama dengan sisa-sisa keberanian yang ia miliki.

'Gila, gue nyaris nyebut pak Azali lord. Rasanya kayak gue udah megang cangkul buat gali kuburan sendiri'. Rama meneguk ludahnya susah payah.

"Oh, gitu. Ya sudah, kamu adeknya Alan masuk kelas" ucap pak Azali sambil menunjuk Arana.

"Dan kalian, balik kelas!" ucapnya tegas pada Alan, Rama dan Angga.

"Iya, Pak" jawab mereka bersamaan.

Sebelum pergi, Alan menghampiri Arana. Ketika sudah di depan gadis itu, Alan mengangkat tangannya dan mengusap puncak kepala Arana.

"Belajar yang rajin ya, dengerin kata guru" ucapnya pada Arana.

"HAHAha..apasih Nana jadi geli, kutu sapi" Arana malah tertawa setelah Alan pergi dari hadapannya, tadi otaknya masih belum mencerna kata-kata Alan.

Sedangkan, sikap manis Alan pada Arana itu tak luput dari perhatian siswa-siswi XI Mipa 2. Ketika melihat itu, mereka langsung heboh. Terutama, para siswi-siswinya, mereka benar benar dibuat meleleh. Mau bagaimana lagi, Alan memang terkenal dengan sikap ramahnya. Namun, ia juga terkenal dengan cueknya pada wanita yang coba mendekatinya. Karena itu, sikapnya barusan benar-benar tak pernah mereka bayangkan.

AR(GA)ANA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang