"Bingung?"
Eunha memalingkan matanya dari Wonwoo. Ia memilih untuk tidak membahasnya. Eunha takut itu hanya salah paham. Gadis itu gak mau kehilangan pekerjaannya, muridnya, Sana, juga Wonwoo.
"Gapapa, Kak. Ayo jalanin mobilnya lagi aja."
Wonwoo membasahi bibirnya. Napasnya tetap tenang meski hatinya terus bertanya ada apa dengan Eunha. "Mau cari angin?"
Eunha menolah berasalan tugasnya yang menumpuk.
Wonwoo menurut. Ia mengurungkan niatnya untuk mengajak Eunha berjalan — mencari udara segar.
Mereka sampai. Wonwoo segera turun dan membukakan pintu untuk Eunha. Pria itu membentuk garis pada bibirnya, tersenyum. Lalu menurunkan sepeda Eunha juga.
"Besok saya dateng, ya." ucap Wonwoo tiba-tiba.
"Untuk?"
"Jalan-jalan." jawabnya tanpa ragu. Wonwoo mengambil daun kecil pada rambut Eunha yang ia tebak dari pepohonan rumahnya. "Begadang. Selesein tugas kamu. Besok kita jalan-jalan." ia tersenyum kemudian.
Eunha kembali terdiam.
Wonwoo membuatnya bingung kembali.
"Kenapa jalan-jalan? Tiba-tiba banget."
Tangannya menyentuh hati-hati pipi Eunha yang mulai menggembul lagi. "Biar kamu gak bingung lagi." Wonwoo tersenyum, "Saya pulang."
▶▶▶
Eunha membuka matanya karena melihat cahaya matahari yang masuk melalui jendelanya. Ia tidur selama mengerjakan tugasnya. Punggungnya terasa sakit karena tidur terduduk.
"Eunha sayang. Ada yang nyariin kamu tuh."
Suara Bunda terdengar. Eunha segera berdiri dan melihat ke cermin. Ia hanya mengusap wajahnya beberapa kali agar terbangun sepenuhnya.
Lalu berjalan keluar kamar, menemui yang kata Bunda adalah tamunya Eunha.
"Gak mau cuci muka dulu?"
Suara Wonwoo terdengar membuat Eunha berpikir ia mulai gila. "Gila, pagi-pagi udah denger suara Kak Wonwoo." gumamnya pada diri sendiri.
Padahal tamunya benar-benar Wonwoo. Lantas pria itu hanya bisa menahan tawanya. Sampai Bundanya Eunha datang dan memukul pundak anaknya itu.
"Kalau ketemu tamu tuh yang rapih dikit." Bunda Eunha memberikan minuman kepada Wonwoo.
"Sakit... Bun."
Eunha meragukan kata-kata Ayah kalau Bundanya itu seorang yang lemah lembut. Berdasarkan pukulannya barusan. Eunha benar-benar tersadar.
Matanya bertemu mata Wonwoo. Ia tidak berkhayal namun pria itu benar-benar disini.
Gadis itu mencubit pipinya. Sakit.
"Kamu kenapa? Saya udah bilang kita jalan-jalan pagi ini." ujar Wonwoo terkekeh.
Ah! Eunha ingat!
Mulut Eunha terbuka saat mengingatnya. Ia meraih ponsel yang ada disaku celana dan mengarahkan pada wajahnya. Sudah dipastikan, ia sangat-sangat berantakan.
Panik, panik!
Eunha hanya bisa tersenyum canggung. "Kakak main kesini aja, gak ngasih waktu aku siap-siap." ucapnya dan segera berbalik membelakangi Wonwoo.
Gadis itu memasuki kamar mandi dan berpakaian lebih baik.
"Kak Wonwoo ada-ada aja, kesel!"
▶▶▶
Eunha turun dari mobil Wonwoo dan kini mereka disebuah mall. Gadis itu hanya mengikuti Wonwoo dari belakang, namun karena cukup banyak orang. Eunha hampir kehilangan sosok Wonwoo.
"Kak! Aduh-aduh."
Gadis itu benar-benar kewalahan. Kenapa mall sangat ramai akhiran ini?
Wonwoo menoleh ke belakang dan melihat Eunha kewalahan melewati banyaknya orang. Pria itu menepuk keningnya saat sadar kalau ia jalan terlalu cepat.
Pria itu segera menghampiri Eunha dan meraih pergelangan tangannya. "Dasar kecil. Tenggelem kamu di banyak orang tadi."
Eunha sendiri hanya memajukan bibirnya. Sedikit kesal Wonwoo berkata ia kecil. Dulu dia tinggi tau!
Kakinya membawa Eunha memasuki toko buku. Dan segera membawanya menuju rak-rak novel. Lalu ia melepas genggamannya.
"Pilih."
"Hah?"
Eunha melirik ke arah rak dan menunjuknya. "Beli novel? Aku lagi gak punya banyak uang, Kak."
"Saya yang beliin. Ambil terserah kamu, ya. Saya mau ke rak buku yang disana dulu."
Mata Eunha memperhatikan Wonwoo yang menuju rak buku bisnis dan resep makanan. Gadis itu menggelengkan kepalanya dan menuruti Wonwoo untuk melihat-lihat buku keluaran terbARU.
Mulutnya terbuka lebar dan mata Eunha melotot sempurna, ia hampir teriak karena melihat buku baru dari penulis kesukaannya ternyata sudah keluar. Bahkan sampe dua buku gadis itu telah lewatkan.
Jari-jarinya ia gigiti merasa bersalah jika mengambil keduanya. Namun, Eunha mau keduanya. Tapi, masa langsung minta dua buku? Eunga bukan siapa-siapanya Wonwoo.
"Udah pilih?"
Gadis itu rada terkejut karena Wonwoo datang tiba-tiba.
Eunha ragu-ragu berucap. "Gak usah beliin aku, Kak. Aku bukan siapa-"
"Dua buku ini kan?" ucapan Eunha terpotong karena Wonwoo segera mengambil dua buku incaran Eunha. Lalu membawanya ke kasir.
Eunha membututi Wonwoo dari belakang menuju ke kasir. Dan berdiri disebelahnya. Sambil mengantri, Eunha bertanya kepada Wonwoo.
"Kakak kenapa sih beneran dah?" Ia menunjuk dirinya sendiri. "Aku bukan siapa-siapa Kakak. Tapi kenapa-"
"Bisa lihat yang akan dibeli?" ucap pegawai yang berjaga di kasir. Sekali lagi Eunha tidak bisa menyelesaikan ucapannya.
Wonwoo hanya tertawa dan mengacak rambut Eunha lagi dan lagi. "Abis ini mau makan ice cream gak?"
Sedangkan gadis itu menekuk wajahnya karena bingungnya semakin menjadi.
Dia suka kah sama aku?
Tapi.. mana mungkin?
Ish. Wonwoo jahat, tapi ganteng.
######
haloooo mohon maap baru di up lagi😭 semoga suka part ini<3
KAMU SEDANG MEMBACA
my best boy. (jung eunha)
Fanfic• GFriend series [Series] 1# Math - Jung Yerin 2# ILYMTY - Kim Sojung 3# My Best Boy - Jung Eunha 4# coming soon 5# coming soon 6# coming soon © cover : ashui.zz Start : 17 april 2020 End : 27 desember 2020