bagian 3 - bungkam karenanya

233 42 8
                                    

Dengan ragu Eunha memasuki rumah itu. Hampir 20 menit gadis itu berdiri di depan gerbang hijau. Sesekali tanpa sadar, ia menggigit bibir bawahnya. Kakinya juga terus dihentak ke tanah. Gadis itu merasa frustasi.

"Tenang Jung Eunha, tenang." pergerakannya terhenti. "Pasti bisa!"

Sedetik bertekad. Hancur lagi ketika Eunha mengingat tindakan bodohnya. Wajahnya mengerut pasrah. Ia menyender pada pagar dan berjongkok. Wajahnya ia tenggelamkan pada lipatan tangan dilututnya.

Pagar tiba-tiba terbuka dan otomatis Eunha yang sedang bersandar, jatuh ke belakang hingga tubuhnya tiarap dan ia bisa melihat langit di depannya. Eunha mengeluh bagian belakang seragamnya yang kotor.

Kakinya berdiri tegak. Sambil mengepak belakang roknya yang kotor. Lalu ia melirik ke depan, mendapati Wonwoo dihadapannya.

"Ngapain sih?"

Wonwoo masih memegang pagar. Alisnya berkerut heran dengan tingkah gadis didepannya ini.

Eunha berdeham dan merapihkan bajunya. "Aku datang, Kak."

"Iya. Heejin sama Sagang ada di dalam."

"I-iya."

Melihat Eunha kayak bingung gitu. Matanya berotasi. Akhirnya ia menggeser Eunha dengan tangannya.

"Eh bentar, Kak." mencegah Wonwoo, Eunha bergegas merentangkan tangan.

"Ada yang mau diomongin?"

"RAHASIAIN KALO AKU PERNAH KE TEMPAT BEGITUAN. TOLONG." kedua tangan Eunha terpaut, matanya juga terpejam karena sangat gugup untuk memintanya. "Sebagai gantinya. Aku bakal tutup mulut kalo Kakak kerja di Bar kayak gitu. Sama pas kakak nolak murid kayak Zara. Aku bakal tutup mulut!"

Bibir Wonwoo terbuka tidak percaya dengan ucapan gadis didepannya ini. Ia melangkah maju berniat untuk meluruskan kesalahpahaman.

"Permisi, Kak."

Namun Eunha menyelang dengan masuk ke rumah lebih dahulu. Wonwoo menghela napas. Kalau ia gak lagi buru-buru. Mau habisin gadis itu aja!

YOWLOH NGESELIN BANGET JADI CEWEK.

▶▶▶

Eunha sudah masuk ke rumah dan memberikan sesi pelajaran. Ia beneran kaget pas tau Heejin masih 1 SMA. Kiranya Heejin seumuran atau lebih tua setahun darinya.

Dan lebih kagetnya. Heejin juara 1 dikelasnya. Apa yang harus diajarin lagi, udah pinter gitu. Ah iya, Wonwoo ngarahin buat ngajarin materi kelas 2. Biar Heejin makin pinter. Siap.

"Kak." panggil Sagang.

Eunha menoleh, menanggapi Sagang.

"Istirahat dulu, ya? Otak aku panas."

Eunha menuruti. "Yaudah. Kita istirahat aja dulu, ya." kata Eunha.

Heejin yang duduk disebelah Sagang segera berdiri dan berlari ke dapur. Mengambilkan buah-buahan untuk dimakan.

Melihat Heejin membawakan buah. Eunha menghentikan aktivitas belajarnya juga. Ya, dimanapun. Eunha harus manfaatin waktunya buat belajar. Biar masuk tempat impiannya.

"Makan buah, kak." kata Heejin.

Mereka menikmati buah-buahan itu seraya berbincang. Eunha seakan punya adik lagi. Heejin sama Sagang gemesin banget, mereka berantem gegara hal-hal kecil kayak garpu sama tusuk gigi.

"Udah jangan berantem." lerai Eunha.

Heejin membuang muka dari Sagang begitu sebaliknya. Gadis itu menghampiri Eunha. "Kak, mau tanya dong."

my best boy. (jung eunha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang