Eunha terdiam disofa panjang Yerin. Ia akan pulang ke rumahnya setelah menginap di rumah Yerin selama akhir pekan. Eunha sudah merapihkan bajunya tadi sore dan kini tengah menunggu bus.
Yerin tidak bisa mengantarnya. Jadi Eunbi yang mengantar Eunha. Eunha jadi merasa bersalah. Seharusnya Eunbi istirahat di rumah, biar bisa fokus sama akhir tahunnya di sekolah.
"Jangan ngelamun, noh busnya." Eunbi menunjukkan bus yang akan lewat dari arah timur dengan dagunya.
"Maaf, ya. Kamu kan harusnya-"
"Santai aja kali sama gua, Kak." Eunbi menyenggol pundak Eunha dengan pundaknya agar Eunha tidak merasa bersalah begitu.
Toh lagian Eunbi sumpek hanya belajar belakangan ini.
Gadis itu memeluk Eunha. "Jangan terlalu dipikirin, Kak. Inget loh, kita semua dipihak Kak Eunha."
Eunha tersenyum lalu mengangguk. Gini-gini, Eunbi itu bisa jadi soft disaat-saat tertentu. Mungkin kelihatannya, Eunbi itu anak nakal. Tapi nyatanya, Eunbi sangat sering memenangkan lomba kimia.
Saat bus sampai di depan mereka. Eunha masuk dan melambaikan tangan kepada Eunbi. Ia mengusap wajahnya bersiap untuk menghadapi apa yang akan terjadi beberapa hari ke depan. Tidak bisa dibantah, dia memang salah waktu itu.
Dalam 30 menit. Eunha sampai dan turun dari bus. Hanya butuh lewat beberapa gang, agar ia bisa sampai ke rumahnya.
Anehnya. Eunha merasa diikuti sejak di halte bus tadi. Ia memilih untuk ke market yang ada, melihat apakah ia benar-benar diikuti.
Langkahnya masuk. Dan benar, ia diikuti.
Eunha tidak berani menengok ke belakang. Ia melangkah menuju gadis yang berjaga di kasir. Baru ia berani menoleh.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya si gadis kasir.
Eunha menggeleng pada gadis kasir lalu mengeluarkan payung dari saku tasnya. Bersiap untuk memukul orang yang mengikutinya.
"AAAAAAA."
"OY. JANGAN."
Pergerakan tangan Eunha berhenti setelah mengetahui orang itu Wonwoo. "KAK WONWOO?"
Wonwoo menggaruk lehernya, "Kamu sih batu kepala tetep mau pulang sendiri. Pilihan terakhir, saya ikutin kamu." Wonwoo menurunkan payung yang masih melayang digenggaman Eunha. "Kalo gak. Saya bisa diomelin adik-adik saya seharian."
Pria itu berdeham. "Creppy banget, kah?" tanya Wonwoo merasa bersalah.
Eunha terdiam beberapa saat. Hingga akhirnya ia mulai terisak, menangis. Wonwoo tentu kaget, matanya terbelak. Tangannya Menepuk-nepuk punggung Eunha.
"Aduh, maaf." ucapnya merasa bersalah.
"HUAA."
Tapi Eunha tetap menangis.
-
Akhirnya, Eunha diantar Wonwoo. Mereka berjalan kaki dari market sampai ke rumah Eunha.
Sampai di depan rumah. Wonwoo memberikan tas bawaan Eunha. "Saya pulang."
Eunha mengangguk. "Makasih ya, Kak." tangannya mengambil tas dari tangan Wonwoo.
Wonwoo terdiam sejenak. Ia mau bertanya tapi lupa pertanyaannya. "Ah!"
"Kenapa, Kak?"
"Jadwal tutor tetep berjalan, ya. Awas kalo males."
Eunha menaruh tangan pada keningnya, seperti bersalut bendera pada Wonwoo. "Siap, Bos."
Wonwoo tak tahan mengeluarkan senyumnya. Tangannya bergerak mengacak rambut Eunha.
"Dah, ya."
"Dah, Kak."
▶▶▶
"Eunha!"
"Oh, hai Sana!"
Sana mengalungkan lengannya pada Eunha, seperti teman akrab. Mereka berjalan berdua.
"Pas aku hilang kemarin. Gimana reaksi-"
"Pecah." potong Sana. Sebenernya ia gak enak ngomong ini sama Eunha, tapi kayaknya Eunha pengen tahu. Sana berusaha bicara dengan hati-hati. "Mereka semakin gosipin kamu. Tapi jangan dengerin, ya. Kalo ada apa-apa bisa ngadu." Sana menunjuk dirinya sendiri. "Ke me."
Eunha mengacungkan jempolnya.
Lalu mereka berpencar menuju gedung kuliahnya masing-masing.
-
Eunha memasuki kelas pertamanya dan melirik ke atas. Kondisi masih tenang, maksudnya tidak ada yang memperhatikan dirinya.
Eunha melihat gadis dengan potongan rambut pendek. Dia membuka laptopnya dan terlihat fokus pada layar di depannya.
"Boleh duduk disini?" tanya Eunha.
Gadis yang berpakaian biru gelap itu menoleh kearah Eunha dan hanya mengangguk-angguk mengartikan tidak ada siapapun di tempat itu.
"Mahasiswi... baru?"
Gadis itu sekali lagi menoleh, "Iya betul. Kamu juga?" tanyanya balik walau tidak antusias.
Eunha membalasnya antusias. "Iya!" lalu ia tersenyum. "Nama...?"
"Bona."
"Eunha. Makan siang bareng?"
Tiba-tiba ruangan jadi penuh dengan bisikan. Sepertinya mereka mulai membicarakan Eunha. Gadis itu melihat ke Bona, yang menatap dirinya kebingungan.
"Semuanya pada ngeliatin kamu. Kamu ada salah sama mereka?" tanya Bona.
Eunha jadi tersenyum canggung, menunduk malu. Ia bergeser sedikit, membuat jarak antaranya dengan Boba. Takut teman barunya itu merasa tidak nyaman.
"Ayo nanti makan siang bareng." ucap Bona yang membuat Eunha merasa terkejut juga senang. Bertanya-tanya apa Bona belum tau mengenai beritanya.
Meskipun begitu. Eunha tidak menolak.
▶▶▶
Eunha mengambil tasnya lalu berjalan keluar kelas dengan Bona. Untungnya dia gak keberatan buat makan bareng Sana.
"Coba liat deh, ga tau malu banget."
Tak hanya itu. Eunha mendapat senggolan kasar dari gadis tinggi yang tak sangka itu Zara. Bona membantu Eunha agar tidak jatuh. Sedangkan Zara sepertinya tidak berniat untuk meminta maaf.
"Heh. Jalan yang bener!" omel Bona walau tidak didengar oleh Zara.
Eunha menahan Bona. "Ayo, makan aja, laper kan?"
-
Mereka menuju kantin kampus yang gak jauh dari gedung Eunha dan Bona. Eunha mengangkat tangan saat melihat Sana sudah menempati meja. "Sana!"
Bona hanya mengikuti Eunha dan duduk di depan Sana, seraya menaruh makanannya pada meja.
"Bona."
Sana menjabat Bona juga, "Sana."
Setelahnya mereka menjadi dekat.
######
AN
ciluk ba! semoga suka<3
btw hari ini apple teaser 2!
KAMU SEDANG MEMBACA
my best boy. (jung eunha)
Fanfiction• GFriend series [Series] 1# Math - Jung Yerin 2# ILYMTY - Kim Sojung 3# My Best Boy - Jung Eunha 4# coming soon 5# coming soon 6# coming soon © cover : ashui.zz Start : 17 april 2020 End : 27 desember 2020