Eunha melangkah memasuki sebuah ruangan pada semua gedung. Membuka pintu gagang dan sedikit mengintip. Ruangan itu punya nuansa romansa bagi Eunha, sangat-sangat cantik. Banyak interior seperti pajangan minimalis buku, bingkai yang didalamnya terdapat kutipan novel.
"Udah dateng?"
Mingyu menghampiri Eunha yang berdiri di depan pintu. Ia menuntun gadis itu untuk masuk. Eunha mengikuti.
"Kenalin diri kamu ya."
Lalu Mingyu duduk di salah satu kursi yang berjajar pada sebuah meja panjang. Dilihat sekilas, terdapat sekiranya 9 orang, 10 bersama Eunha. Terkejutnya lagi, ternyata ada Gabriel disana.
"Saya Jung Eunha, umur..."
"Stop! Kita gak penasaran sama usia kamu. Mau ngejek atau gimana ya?" seorang wanita yang memakai baju serba merah berdiri dan bertolak pinggang, "Bicarakan tentang gairahmu dalam dunia penulisan saja."
Mingyu, juga lainnya menyembunyikan tawanya. Eunha baru saja terkena omel dengan hidden card klub mereka. Mereka merasa gemas dengan itu.
Eunha mengangguk canggung, dan mulai menceritakan sebisanya.
"Aku penulis. Sudah sejak SMP. Awalnya cuman hanya untuk iseng-iseng, namun sekarang menulis juga jadi keseharian."
"Seberapa banyak rasa kamu dengan menulis?" Mingyu melemparkan pertanyaan.
"Saya bingung jika harus diukur. Namun jika digambarkan, aku cuman bisa bilang, menulis juga salah satu kebahagiaan buat aku."
"Ke depannya mau jadi penulis?" tanya salah satu member klub ini.
Eunha menggeleng. "Bukan gak mau," gadis itu bergumam, "Cuman gak mau jadiin penulis sebagai pekerjaan tetap. Berharapnya bisa terbitin buku dimasa depan."
Semua saling memandang. Seperti sedang berdiskusi, mungkin bisa dibilang seperti itu.
Lalu Mingyu berdiri dan menjabat tangan Eunha. "Kamu gabung dengan kita mulai detik ini." wajahnya tersenyum.
-
"Bona! Kamu diklub ini juga?"
Bona mengangguk. "Dari pertengahan tahun SMA, Kak Mingyu yang tiba-tiba kasih nomornya. Gatau gimana Kak Mingyu bisa tau gua suka nulis. Ajaib emang." Bona menunjukkan laptopnya. "Kalo gua nulis di blog khusus penulis gitu. Alhamdulillah, udah nerbitin dua buku. Berkat bantuan mereka."
Secara pengamatan Eunha mengikuti klub ini selama satu jam. Sistem mereka seperti presentasi. Setiap orang maju dan mengeluarkan ide buku mereka, dan semua menanggapi dengan santai tapi juga serius.
Anehnya hanya Mingyu yang tidak maju. Eunha yang anggota baru saja sudah dipaksa mengeluarkan tentang buku terbitannya di aplikasi.
"Gua bukan 'nulis', gua yang bantu mereka dalam cover dan penghiasan buku. Itu juga penting kan. Oh iya, gua juga bantu kalo itu dalam bentuk gambar, gua yang gambar." jelas Mingyu cukup panjang.
Mungkin Eunha ketahuan bengong selama jam istirahat mereka.
"Jangan bengong, neng." ucap Hong. Wanita berbaju serba merah tadi.
"Ayo lanjut yang komikus!!"
▶▶▶
Eunha memasuki rumah Wonwoo karena sekarang waktunya memberikan tutor kepada Sagang dan Heejin. Seperti biasa, ia disambut baik terlebih dengan Heejin.
"Kak." panggil Heejin dari pintu rumahnya. Eunha menanggapi dengan dehaman, seraya melepas sepatunya.
"I'm got first place!! Thanks to you, Kak." Heejin memeluk Eunha yang sebenernya lebih kecil badannya dibanding Heejin yang tinggi.
"Selamat Heejin! Pertama di kelas?"
Heejin menggeleng. "Di satu angkatan. Bikin bangga kan?"
Eunha mengangguk.
"Eunha udah disini."
Yang dipanggil menoleh dan melihat Wonwoo disana. Eunha tersenyum dan memberi salam. "Sore, Kak."
Wonwoo mengacak rambut Eunha lagi. "Ajarin mereka, ya. Saya pergi dulu." lalu ia berjalan keluar rumah.
Seperti sesuatu yang aneh. Makanya, Eunha terdiam. Setiap Wonwoo mengacak rambutnya, yang Eunha rasakan itu, perasaan baik nan senang.
"Kak?" Heejin memanggil namun Eunha masih terdiam. "Kak Eunha!" panggilnya lagi.
Baru Eunha tersadar. "Maaf-maaf, ayo belajar." ia berjalan ke meja dan duduk di depan Sagang yang sibuk dengan ponselnya.
Heejin tersenyum, mengikuti Eunha. Ia duduk di samping gurunya itu. Mengetukkan telunjuknya pada pundak Eunha. Ia menoleh dan Heejin mendekat berbisik sesuatu.
"Kakak suka sama Kak Wonwoo, ya?"
▶▶▶
Eunha mengetuk rumah Wonwoo.
Sebenarnya tadi Eunha sudah di rumahnya. Namun baru tersadar kalau ponselnya ketinggalan di rumah Wonwoo.
Jadi ia dengan sepeda lamanya ke rumah Wonwoo lagi.
Pintu rumah terbuka dan terlihat Wonwoo dengan jaket hitamnya serata memegang ponsel milik Eunha.
"Kak!" Eunha tersenyum karena ternyata Wonwoo juga sadar ponsel Eunha ketinggalan.
"Baru saya mau ke rumah kamu."
Eunha mengambil ponselnya dari tangan Wonwoo. "Tapi aku udah disini. Dah, Kakak masuk lagi. Aku pulang, ya."
Wonwoo menahan sepeda Eunha.
Dengan bingung Eunha melihati Wonwoo yang di belakangnya. Wonwoo mengguncang sepeda Eunha, menyuruhnya untuk turun. Pria itu segera melipat sepeda Eunha, dan membawanya ke dalam mobilnya yang terparkir di garasi rumah mereka.
"Kak kenapa dimasukin ke mobil?"
"Pulangnya saya antar."
Eunha melambaikan tangan, menolak tawaran Wonwoo. "Gak usah. Saya bawa sepeda. Ini juga belom malem banget." ujarnya mencoba menolak dengan baik-baik.
Wonwoo tidak mendengarkan dan membawa mobilnya keluar dari rumah. Pria itu melupakan Eunha, sampai ia harus turun lagi dari mobil dan mendorong pundaknya dari belakang, menuntunnya masuk ke dalam mobil.
Setelahnya ia juga masuk kemobil. Wonwoo tersenyum dengan manis.
"Kak. Kenapa nganterin aku?"
Wonwoo menoleh dan mendapati Eunha yang tengah memandanginya. Sampai Wonwoo harus menghentikan mobilnya, takut Eunha merasa gak enak badan.
"Aku mulai bingung, Kak."
Perhatian dari Wonwoo... membuat gadis ini bingung.
######
AN
promosi apple udahan teman:((
anw, semoga suka chapter inii❤
vote sama komennya temen2<3
![](https://img.wattpad.com/cover/212857481-288-k712642.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
my best boy. (jung eunha)
Fiksi Penggemar• GFriend series [Series] 1# Math - Jung Yerin 2# ILYMTY - Kim Sojung 3# My Best Boy - Jung Eunha 4# coming soon 5# coming soon 6# coming soon © cover : ashui.zz Start : 17 april 2020 End : 27 desember 2020