7. Emergency

1.6K 265 17
                                    

Jangan lupa vote sama comment. 


















Teriakan kesakitan pasien dan teriakan beberapa dokter pada perawat menjadi sebuah alunan yang cukup mencekam. Sebagai salah satu rumah sakit di Korea tentu rumah sakit keluarga Anna mejadi rujukan utama di saat terjadi sebuah kecelakaan besar seperti kecelakaan kereta api. Total korban yang dilarikan ke rumah sakit itu ada sekitar 98 dan hampir 70% mengalami luka berat dan banyak yang butuh operasi darurat. Banyaknya jumlah pasien disebabkan karena rumah sakit lain menjadikan Rumah Sakit Baekja sebagai rumah sakit rujukan.

Saat sampai di rumah sakit hal pertama yang dilakukan Jaehyun dan Anna adalah menangani korban dengan cidera dan luka berat. Jumlah dokter UGD tidak mumpuni untuk mengatasi jumlah korban hingga mau tak mau dokter departemen lain ikut turun tangan. Mereka juga mengusahakan agar tanda vital pasien tetap stabil. Berbagai pemeriksaan dasar mereka lakukan untuk menentukan apakah pasien membutuhkan operasi atau tidak.

"Dokter Anna, kau siap lakukan Operasi darurat? Kepala UGD Mengirim kita banyak pasien," ujar Jaehyun yang sedang menangani korban yang terluka karena terkena pecahan kaca di dadanya. Lukanya cukup dalam, bahkan korban dilarikan ke rumah sakit masih dengan kaca sepanjang lengan orang dewasa di dadanya.

"Tentu Professor."

"Bagus, kau tangani pasien dengan luka di perutnya. Aku harus tangani pasien ini. Sepertinya pecahan kacanya mengenai jantungnya."

Sebagai dokter bedah yang ahli dalam kardiotoraks tentu Jaehyun harus menyelamatkan korban itu. Jika perkiraannya benar maka pasien itu membutuhkan operasi agar robekan pada jantung tidak semakin parah dan tidak mengenai pembuluh darah utama.

Jaehyun sudah menghilang bersama brankar berisi pasiennya dan beberapa dokter serta perawat untuk membantunya melaksanakan prosedur operasi. Sejujurnya Anna sedikit cemas saat melihat tak ada dokter yang dapat membantunya melakukan tindak operasi bahkan tim bedahnya sekalipun. Semua dokter benar-benar sibuk karena jumlah pasien yang tidak sedikit dan mengalami luka berat.

"Dokter Woojin!!"

"Ya dokter Anna?"

"Kau dan perawat Im Naeyon akan membantuku melakukan operasi."

"APA? Aku hanya dokter mahasiswa kedokteran dalam fase klinik dan belum pernah melakukan operasi. Aku bahkan belum sekolah spesialis bedah. Satu lagi kau akan mendapat sanksi karena memasukkan aku ke dalam jajaran dokter yang beroperasi di dalam OR." Perkataan Woojin ada benarnya dan Anna pun sadar akan hal itu tapi mau bagaimana lagi. Rumah Sakit yang sebesar ini masih kekurangan tenaga medis dan Anna mau tidak mau harus memanfaatkan mahasiswa kedokteran sekalipun ia akan mendapat sanksi nantinya.

"Ini saatnya kau belajar. Aku yang akan tanggung semua resikonya. Perawat Im Naeyon, siapkan OR dan panggil dokter Yuju untuk menangani anastesi."

Naeyon mengangguk kemudian berlari ke arah ruang operasi untuk menyiapkan peralatan operasi. Anna memang terbiasa menjalani operasi darurat tapi sepertinya kali ini dia harus bekerja ekstra.

Setelah selesai melakukan strelisisasi barulah Anna dapat masuk ke dalam ruang operasi. Sudah ada Naeyon dan Woojin serta satu dokter ahli anastesi. 

Selama operasi Anna benar-benar fokus dengan pasien di depannya. Luka di perutnya begitu parah dan limpa mengalami kerusakan berat. Mau tak mau Anna harus mengangkat limpa karena jika dibiarkan kerusakan limpa nantinya akan mempengaruhi organ tubuh yang lain. Beberapa serpihan kaca juga merobek usus pasien.

"Dokter Anna, tekananan darah pasien menurun," ujar dokter Yuju yang sedaritadi menangani anastesi sekaligus mengawasi tanda vital pasien.

"Dokter Anna, kita harus bagaimana? Keadaan pasien memburuk. Astaga, bagaimana jika dia tidak selamat?"

Pain || JJH  (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang