11. What the Hell?

1.3K 239 28
                                    

Jangan lupa vote sama comment.















Anna menatap tak percaya dengan kertas yang ada di tangannya. Kertas itu bertuliskan tentang penugasannya untuk menjadi dokter relawan di Somalia. Astaga, dia baru saja menjajaki kariernya, tapi kenapa dia sudah diasingkan ke negara terpencil dengan tingkat konflik dan perang saudara yang cukup tinggi prosentasenya.

"Sudahlah, terima saja. Ini mungkin akibat kau menampar kakak tirimu dan mempermalukannya di Konferensi Mortalitas," ujar Mingyu yang tak terima dengan reaksi Anna. Pasalnya sudah 20 menit gadis itu meratapi kertas di tangannya hingga membuat Mingyu yang mengerjakan laporannya merengut kesal.

Insiden Anna menampar Chaekyung memang sudah terlewat tiga pekan namun dampaknya masih bisa Anna rasakan saat ini. Anna benar-benar akan berdoa pada Tuhan untuk melenyapkan gadis itu dari kehidupan Anna. Bagi Anna gadis itu tak lebih dari sebuah kesialan yang ikut lahir bersamanya.

"Kau bisa berkata seperti itu karena mereka tak mengirimmu kesana bodoh."

"Ya jelas. Ingat jika kakak Janice juga punya saham di sini. Keluarganya tak akan membiarkan Janice melahirkan tanpa suaminya."

"Kau punya koneksi pemilik saham yang menahanmu untuk tidak pergi. Aku adalah anak pemilik rumah sakit ini, tapi karena itu mereka menendangku pergi. Sungguh tidak adil."

"Sudahlah Anna, kau juga tidak sendiri. Banyak yang ikut bersamamu. Ada Jungkook dan lainnya yang akan menjagamu."

"MINGYU. Astaga, hanya karena sebuah tamparan pada anak tirinya Daddyku sendiri tega melemparku ke negara yang penuh dengan konflik dan perang saudara. Apa dia sedang membunuhku secara halus? Apa yang akan terjadi padaku nantinya. Apa nanti aku akan ditembak kemudian meninggal tanpa ada seorangpun yang tahu atau aku dibunuh untuk diambil organ dalamku kemudian dijual? MINGYU." Bagi Mingyu Anna benar-benar terlihat seperti gadis sakit jiwa. Gadis itu benar-benar berbicara tanpa arah.

"Ck, kau itu. Jangan jadikan itu beban untukmu. Anggaplah kau menjadi pemeran di film favoritemu Fast and Furious. Kau akan lakukan aksi hebat jika mereka menyerangmu."

"Pemeran film pantatmu. Iya jika aku punya kemampuan beladiri yang luar biasa, sayangnya yang hanya dapat aku andalkan adalah kuku tajamku. Jika mereka menembakku tiba-tiba pelurunya tak akan berjalan lambat seperti di film di mana kau masih sempat untuk melakukan manuver."

"Kau bisa gunakan senjata nanti disana."

"Senjata apa? Pisau bedah? Mereka bahkan akan membunuhku lebih dahulu sebelum aku bisa menyerat mereka ke OR."

"Sudahlah Anna, jangan banyak mengeluh. Jalani saja, hanya satu bulan. Hey, bukankah Professor Jaehyun ikut? Kalian bisa nikmati waktu berdua nanti. Kudengar Somalia punya pemandangan alam yang bagus. Kau bisa menunnggu sunset sembari menikmati pendangan indah di sana. Bukankah itu romantis?"

"Romantis kau bilang? Ya, setelah matahari tenggelam akan ada peluru yang menusuk jantungku dan tepat saat matahari benar-benar tenggelam aku akan meregang nyawa."

"Jangan berkata seperti itu, Professor Jung Jaehyun tak akan membiarkan itu terjadi."

"Memangnya dia siapa? Apa dia akan menjagaku 24 jam penuh? Yang ada dia akan membuat tekanan darahku semakin tinggi."

"Dia kan kekasihmu?"

"Kau sinting ya? Mana mungkin aku mau menjadi kekasih pria pucat menyebalkan macam dirinya."

"Bukankah kalian selama ini dekat? Baru satu bulan berkenalan kalian sudah sering pergi berdua. Belum lagi dia sangat bersikeras mengajukan diri sebagai dokter relawan saat tau jika kau akan dilempar ke Somalia saat rapat petinggi mengenai pendisplinanmu berlangsung. Dia bahkan menggunakan alasan penelitian agar diizinkan untuk pergi ke Somalia bersamamu."

Pain || JJH  (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang