3. Sister

1.6K 260 10
                                    

Jangan lupa vote and comment gaes.








































"Kak Anna!!!"

"Ada apa Jin Goo kesayanganku yang tampan?"

"Apa kakak tinggi tadi itu kekasihmu?" Anna hampir saja menjatuhkan kardus berisi mainan di tangannya. Apa telinganya tak salah dengar? Ini gila. Sejak kapan Anna memulai sebuah hubungan dengan Jaehyun jika sepuluh menit bersamanya saja keduanya saling menyumpahi satu sama lain.

"Kenapa kau berkata seperti itu?"

"Kak Anna kan tidak pernah membawa siapapun saat mengunjungi kami selain Paman Changmin. Kak Anna pernah bilang jika hanya kekasih kakak yang akan kakak ajak kesini nantinya."

"Jin Goo, dengarkan aku ya. Kakak tinggi itu bukan kekasihku dan aku tak pernah membawanya kemari, dia itu penguntit." Anna sengaja menurunkan volume suaranya di akhir kalimat seolah hal yang dikatakannya adalah hal tabu untuk didengar orang lain.

"Sungguh?" Mata sebening kristal itu menatap Anna dengan tatapan bertanya, memastikan jika yang diucapkan kakak kesayangannya itu adalah benar. Bocah berusia tujuh tahun itu mengetahui kata penguntit melalui buku dongeng Little Red Hood yang Anna bacakan dan dalam bayangannya penguntit adalah sosok serigala jahat yang akan menangkan sang gadis.

"Tentu."

"Aku tak akan biarkan kakak tinggi itu mendekati kakak Annaku. Kak Anna itu kesayangannya Jin Goo." Jika kedua tangannya tidak sedang membawa kardus, sudah pasti Anna akan mengacak rambut pria kecil itu atau mencubiti pipinya.

"Kau memang Jin Goo kesayangan kakak."

"Kak Anna hanya sayang Jin Goo? Ki Hyung juga sayang kak Anna."

"Taekyung juga."

"Ji Oh juga."

"Joon Young apalagi."

Walau mereka anak-anak, entah mengapa Anna merasa tersipu karena diperebutkan. Anak-anak itu begitu manis baginya.

"Kak Anna itu sayang kalian semua jadi jangan berebut," ujar Anna menengahi.

"Kau cukup populer di kalangan anak anak Teresa." Anna rasanya ingin sekali menyumpahi pria yang senang sekali muncul secara tiba-tiba dan tidak diharapkan.

"Jangan ganggu kakak kami!" Para bocah laki-laki itu berjejer berdiri di depan tubuh Anna seolah olah mereka melindungi Anna dari monster bernama Jung Jaehyun. Bukannya takut, Jaehyun malah gemas melihat mereka.

Senyuman semanis gula ia ukir tanpa khawatir jika para wanita yang melihatnya akan jatuh pada pesonanya, tapi hal itu tak berlaku bagi Anna. Rasa muaknya lebih dominan. Bersahabat dengan Jungkook dan Mingyu membuatnya sudah kebal dengan senyuman manis para pria tampan.

"Aku tidak akan menyakiti kak Anna kalian. Kalian suka cokelat dan kue? Aku punya banyak. Kalian bisa memintanya pada suster Caroline, tapi kalian harus biarkan aku berbicara dengan kakak Anna kalian."

"Sungguh? Baiklah. Silahkan, kami ambil cokelat dan kue dulu."

Anak-anak tetaplah anak-anak. Sekuat apapun pendirian mereka, mereka akan dengan mudah dirayu karena cokelat dan kue. Jaehyun cukup paham dengan sifat mereka.

"Pintar sekali kau merayu adik-adikku. Esok hari mungkin kau akan merayu orangtuaku."

"Tentu, aku akan merayu mereka untuk menikah denganmu."

"Sinting!!"

Anna tak ingin mendengarkan lebih lanjut tentang hal apa yang akan keluar dari mulut Jaehyun. Dia memilih untuk melanjutkan langkahnya tanpa peduli eksistensi pria itu. Namun, baru selangkah berjalanan, jemari Jaehyun sudah menghentikan langkahnya dan menariknya mendekat hingga Anna dapat mencium perpaduan aroma mint dan vanilla dari pria itu.

Pain || JJH  (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang