Makan Siang Bareng

61.6K 4.9K 123
                                    

Happy reading~~

"Bapak ngapain di sini?"

~

"Tanteeee! Tante kemana aja Rere nyariin Tante tau." Ucap Rere sambil mengerucutkan bibirnya, pura-pura ngambek.

"Rere udah bangun ya? Ululu jangan ngambek dong sayang, nanti cantiknya hilang."

"Aisya, kamu bisa temenin Rere kan? Dia maunya sama kamu." Ujar Alvian dengan datar.

"Tapi nanti dulu ya pak, saya angkat telepon.. eh udah mati. Ya udah deh pak, saya ajak Rere ke dalam, pasti Dila seneng." Aisya menggendong Rere.

"Om Rere laper." Kata Rere dengan polosnya.

"Ya udah Rere ikut Om ya, kita beli makan."

"Tante Aisya gak diajak?" Kata Rere dengan muka ditekuk. Alvian melihat ke arah Aisya, memintanya untuk membujuk Rere.

"Rere, Tante lagi sibuk kalau harus keluar. Jadi Rere sama Om Alvian aja ya?" Bujuk Aisya dengan lembut.

"Gak mau! Rere maunya sama Tante!"

"Haahh, Aisya kamu ikut. Ini permintaan Rere." Alvian menghela napas, Rere memang keras kepala.

"Tap-tapi pak."

"Anggap saja hukuman kedua kamu."

"Yeay Tante ikut! Ayo Om kita keluar!"

Mereka berjalan keluar untuk mencari makanan. Sebelumnya Aisya sudah memberitahu Dila kalau dia keluar dengan Rere. Alvian mengajak mereka ke warteg yang dekat dengan butik, sehingga mereka tidak perlu menaiki mobil, cukup jalan kaki dah sampai.

"Om Rere mau nasi goreng ya?"

"Iya sayang, Aisya kamu gak pesen?"

"Enggak pak."

"Kenapa?"

"Saya gak laper."

"Saya yang bayar."

"Saya gak minta gratisan."

"Terserah deh."

"Mbak saya pesen nasi goreng 2 ya? Satu pedes yang satunya enggak." Alvian berjalan untuk memesan makanan.

"Iya mas."

Alvian berjalan menuju tempat mereka tadi, Aisya dan Rere sedang melihat jalanan yang ramai. Dan sesekali Rere menanyakan hal yang tidak ia ketahui kepada Aisya.

"Beneran gak pesen? Nanti laper loh."

"Kok bapak maksa?"

"Saya gak maksa, cuma ini kan kita gak tau pulang jam berapa. Lagian hukuman kamu belum selesai."

"Kalau laper saya pesen."

"Kalau nunggu laper, kamu gak bakalan bisa makan. Karena Rere kalau udah makan gak mau diajak makan lagi."

"Terserah bapak deh." Alvian memang keras kepala, jadi semua yang ia inginkan harus dilakukan.

"Kamu mau nasi goreng?"

"Emm."

"Pedes gak?"

"Emm."

"Saya tanya Aisya, jangan cuma amm emm amm emm doang."

"Iya bapak dosen."

"Mbak satu porsi lagi ya, yang pedes." Teriak Alvian karena mager harus jalan kesana lagi.

"Tante kenapa ada lampu di sana? Ada tiga warna lagi, merah, kuning, hijau."

"Itu namanya lampu lalu lintas. Setiap warna ada fungsinya loh. Merah tandanya berhenti, kuning hati-hati, dan hijau waktunya jalan. Fungsi lampu lalu lintas, supaya kita gak kebingungan."

My Lecturer Is My Husband?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang