Assalamualaikum Istriku

73.3K 5K 517
                                    

Happy reading~~

.
.
.

Gak sabar ya...
Author ingin menyapa para pembaca setia nih...
Kira-kira dari daerah mana aja sih kalian berasal?

Mmmm... apa ya yang bakalan terjadi di part ini?
Oh, tentunya author tidaks tahu.

Selamat membaca wahai reader yang paling nana nana lah pokoknya

.
.

Jangan mengelak jika aku adalah takdirmu
~imammu~

.

Rumah Aisya sudah dipenuhi dengan berbagai hiasan serta saudara-saudara dekat. Beberapa tetangga pun ada yang datang, tentunya tetangga dekat.

Aisya sedang dirias di dalam kamarnya untuk mempercantik dirinya sebagai pengantin wanita. Ia heran dengan gaun yang dikenakannya saat ini. Seperti gaun pengantin yang pernah ia coba ketika membantu Alvian memilihkan gaun untuk calon istrinya.

Gaun itu sama persis, ia masih sangat hafal dengan bentuk dan pernak-pernik yang ada di gaun itu. Kenapa bisa sama seperti ini? Calon suaminya tidak janjian dengan Alvian kan?

Beberapa gaun untuk resepsi pun semuanya sama persis, ia jadi dibuat bingung. Apakah gaun ini sangat pasaran? Kenapa memilih gaun yang seperti ini? Bukankah seharusnya gaun pengantin itu berbeda-beda bentuknya? Meski hanya warna yang berbeda, tapi setidaknya ada yang membedakan dengan yang lain.

Selesai memakai gaun itu, Aisya mulai dirias. Ia meminta agar perias tidak memoleskan make up secara berlebihan. Ia lebih suka make up natural, jadi masih kelihatan wajah aslinya meskipun memakai make up.

"Mbak nay jangan tebel-tebel make up-nya ya.. gak suka, soalnya kerasa berat gitu."

"Enggak kok Sya, nanti aku bikin senatural mungkin. Kamu udah cantik alami, jadi mbak cuma molesin sedikit make up aja. Nanti mbak pakek make up yang tahan lama biar gak cepet luntur kalau kamu keringatan."

"Oh iya mbak, Aisya juga gak mau pakek bulu mata palsu."

"Loh kenapa Sya? Kan biar keliatan bagus, jadi lebih keliatan tajem gitu. Gak terlalu sederhana tapi juga gak mewah. Lagian mbak mau pakekin bulu mata yang tipis kok, cuma buat tambahan bulu mata kamu aja."

"Enggak mbak, gak boleh."

"Siapa yang gak ngebolehin?"

"Mbak pakek bulu mata palsu itu sama saja seperti menyambung rambut, dan hukumnya haram dalam Islam. Nabi Muhammad Saw sendiri loh yang bilang, Aisya bacain hadisnya yah... Soalnya gak terlalu hafal, hehe.. langsung keartinya aja deh

"Allah melaknat al-washilah (orang yang menyambung rambut) dan al-mustaushilah (orang yang minta disambungkan rambutnya),” (HR. Bukhari dan Muslim).

"Nah makanya Aisya gak mau pakek bulu mata palsu, jadi gak usah makek ya mbak..." Aisya memasang muka memelasnya. Sumpah author pengen muntah liat muka Aisya :v'

"Yah Sya,, mbak kan profesinya jadi perias nih dan sering juga masangin bulu mata, terus gimana dong? Mbak baru tau soalnya..."

My Lecturer Is My Husband?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang