Salah Paham

57.1K 4.5K 282
                                    

Happy reading~~

"Kenapa ketawa?"

"Hahaha mas tulisannya gak berubah, tetep jelek, kayak cacing kepanasan."

"Gitu ya bukannya terimakasih malah ngejek."

"Haha bukannya gitu, bagus kok Aisya suka cuma lucu aja tulisannya."

"Kamu liat isi yang lain dong, kan itu cuma tulisan doang."

"Hahaha ini kan foto waktu mas ngasih Aisya hadiah yang bikin hidung Aisya merah? Kok mas masih ada sih? Suka banget... hah? Ini kan waktu mas Aldi jatuh ke comberan terus aku mau nolongin, eh malah ikut jatuh. Hahaha..."

"Hahaha, mas sengaja nyimpen itu semua supaya kita bisa inget kenangan-kenangan masa lalu yang indah. Semoga kamu suka, pokoknya harus dijaga gak boleh hilang."

"Iya mas...Aisya suka banget. Makasih... Aisya bakalan nyimpen foto ini sampai kapan pun." Kata Aisya tersenyum sambil meletakkan foto itu kembali dan menutupnya.

"Cuma makasih doang? Gak ada yang lain?" Kata Aldi menaik-turunkan alisnya.

"Emang mau apa?"

"Ini." Tunjuk Aldi di pipinya.

"Mas ini tempat umum, kalo mau dicium cepetan nikah Sono! Biar ada yang nyium setiap hari."

"Ya udah kalo gitu peluk." Kata Aldi sambil merentangkan kedua tangannya.

"Malu mas."

"Mereka gak ada yang liat sayang, tempat kita aja dipojokan dan jauh dari mereka. Mas sebenarnya udah booking tempat ini. Tempat paling ujung yang jarang ada orang."

"Modus, bilang aja mau dipeluk sama bidadari yang cantik ini."

"Emang."

"MaasyaAllah, indah banget pemandangannya mas." Aisya berdiri lalu melihat matahari yang tengah terbenam, ia merentangkan kedua tangannya sambil memejamkan mata. Semilir angin sore dan ditambah dengan pemandangan sunset menambah kesan indah pada tempat itu.

"Suka kan? Kalau emang kamu mau, kamu bisa kesini sering-sering. Nanti kamu tinggal bilang ke mas aja, kebetulan ini tempat punya temen mas."

Aisya menghadapkan tubuhnya ke Aldi, ia menatap Aldi dengan senyuman mengembang. Bersyukur ia memiliki lelaki yang sangat perhatian di dalam keluarganya setelah abinya.

"Kenapa ini liatin mas kayak gitu? Mas tau kalo mas ganteng, tapi kalo ngeliatin jangan gitu juga dong."

Tanpa sepatah katapun Aisya langsung memeluk Aldi. Ia berkali-kali mengucap terimakasih. Aldi hanya tersenyum dan membalas pelukan Aisya.

"Makasih, mas memang yang terbaik. Tapi gak perlu, Aisya lebih baik di kost-an aja. Mas mau liat adiknya jalan tanpa ditemani seorang mahram pun? Dila udah nikah, jadi gak ada yang bisa diajak."

"Kode ya?"

"Kode apaan?"

"Mau minta izin nikah duluan kan?"

"Hahaha mas mikir sampe situ? Aisya aja gak kepikiran." Aisya melepas pelukannya, Aldi menggenggam tangan Aisya.

"Aisya, mas janji akan selalu lindungi kamu. Mas gak mau kamu kenapa-kenapa, oleh karena itu sebelum mas nikah, mas ikhlas kalo kamu nikah duluan. Supaya mas bisa tenang kalau mau nikah, karena adik mas udah ada yang jagain."

"Ck, mas ngomongnya sok iya aja. Aisya belum laku, kayaknya gak ada yang suka sama Aisya deh."

"Hahaha nyadar juga kamu."

My Lecturer Is My Husband?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang