Keikhlasan

71.3K 5.7K 136
                                    

Aisya sudah berada di rumah sakit tempat mama Alvian dirawat, ia lupa tadi Alvian memberitahu bahwa ibunya sudah dipindahkan di ruang rawat inap. Alhasil ia menunggu Alvian. Seseorang berjalan menghampiri Aisya.

"Assalamualaikum Aisya, kamu ngapain disini? Ada keluarga yang sakit?"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh, kak Elvin? Emm mau jenguk seseorang, tapi bukan keluarga sih kak."

Alvian berjalan ke arah dua orang yang sedang berbincang-bincang itu. Ada rasa aneh di hatinya ketika melihat keduanya sedang ngobrol.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh." Jawab Aisya dan Elvin berbarengan. Saat ini Aisya merasa bersalah, karena berada di posisi yang salah. Aisya hanya sendiri dan ditemani oleh dua orang lelaki yang bukan mahramnya. Ia seharusnya tidak seperti ini, ia salah sangat salah bahkan. Dalam hati ia beristighfar, semoga Allah mengampuni kesalahannya ini.

"Emm... saya pulang aja ya pak?"

Keduanya yang mengetahui bahwa Aisya merasa risih karena harus berhadapan dengan lelaki yang bukan mahramnya pun bingung.

"Tapi Aisya, mama pengen ketemu kamu."

Oh jadi tadi Aisya mau jenguk mama. Batin Elvin.

Aisya tampak berpikir, ia masih menundukkan kepalanya karena takut akan timbulnya zina mata. Berusaha untuk tidak menatap kedua lelaki yang berada di depannya. Jangan salah, sebenarnya ia tidak pernah menatap lelaki ketika berbicara. Lalu kenapa ia tahu bahwa itu adalah Elvin dan Alvian? Ya karena ia mengenali suaranya. Ia hanya menatap lawan bicara ketika sedang dalam keadaan yang mengharuskan, namun tidak tepat dimatanya, bisa jadi ia melihat ke arah lain seperti hidung, dagu, atau yang lain. Ia sudah berjanji tidak akan menatap lawan jenis tepat di matanya, karena zina itu timbul karena tatapan yang tanpa sengaja bertemu.

Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya,

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. an-Nur [24]: 30-31)

Pandangan yang terpelihara adalah apabila seseorang memandang sesuatu yang bukan aurat orang lain, lalu ia tidak mengamat-amati keelokan parasnya, tidak berlama-lama memandangnya, dan tidak memelototi apa yang dilihatnya. Singkatnya, menahan dari apa yang diharamkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala dan Rasul-Nya untuk kita memandangnya.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda kepada Ali Radhiyallahu Anhu, “Wahai Ali, janganlah kamu ikuti pandangan pertama dengan pandangan berikutnya, karena yang pertama itu boleh (dimaafkan) sedangkan yang berikutnya tidak.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud dan dinyatakan hasan oleh al-Albani).

Imam An-Nawawy mengatakan, “Pandangan kepada selain mahram secara tiba-tiba tanpa maksud tertentu pada pandangan pertama maka tak ada dosa. Adapun selain itu, bila ia meneruskan pandangannya maka hal itu sudah terhitung sebagai dosa.”

"Emm... Lain kali aja deh pak. Saya permisi dulu, assalamualaikum." Ucap Aisya, ia segera pergi meninggalkan tempat itu.

"Apa Lo liat-liat?" Tanya Alvian kepada adiknya dengan wajah seperti biasa, datar.

"Suka-suka gue dong, yang punya mata siapa?" Jawab Elvin sewot, mereka ketika bertemu memang selalu bertengkar, namun di balik itu semua sebenarnya mereka saling melindungi. Baik melindungi secara fisik maupun rohani.

"Bang?" Panggil Elvin

"Kenapa?"

"Abang suka ya sama Aisya?"

Mendengar pertanyaan adiknya yang tiba-tiba itu, membuat dirinya mematung. Apa yang harus ia jawab?

"Kata siapa? Udah deh, gue mau ketemu mama."

Elvin melihat sorot mata Alvian. Ia sekarang yakin bahwa abangnya ini telah jatuh cinta kepada Aisya.

"Gue gak bodoh bang, gue tau Lo suka sama Aisya. Gue gak akan ganggu kalau memang Lo memutuskan untuk serius sama Aisya. Tapi sebelum Lo memutuskan itu, gue bakalan ngelakuin sesuatu yang membuat gue bener-bener yakin kalo Lo suka sama Aisya. Gue bakalan bikin kalian berdua gak bisa dipisahkan. Meskipun rasanya sakit, tapi gue akan tetep ngelakuin janji gue ini." Ucap Elvin di dalam hati lalu mengikuti Alvian di belakang.

Tok Tok Tok

"Assalamualaikum ma." Alvian mengetuk pintu dan mengucap salam sebelum memasuki ruangan mamanya.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh. Kemana gadis itu?" Tanya mama langsung.

"Aisya ada urusan ma, nanti kapan-kapan Al ajak main ke rumah." Jawab Alvian dibalas anggukan oleh sang mama.

"Al mama udah tua, kamu gak ada niatan buat nikah gitu? Setidaknya sebelum mama pergi, mama pengen liat kamu nikah dan kalau bisa mama pengen dapet cucu dari kamu. Kamu tau kan mama cuma punya dua anak, kamu sama adik kamu El?" Tanya mama dengan tatapan yang memohon.

"Maa.. jangan ngomong gitu dong, Al bakalan nikah kok, tapi gak sekarang. Umur Al masih 25 ma."

"Terus kamu mau nikah umur berapa? Kamu mau nikah kalau udah tua gitu?"

"Mama... Iya Al janji bakalan nikah, tapi nanti kalau calonnya Al udah siap." Astaghfirullah Al kok bisa keceplosan sih? Aduh bakalan panjang nih masalahnya. Sesalnya.

"Calon? Kamu udah punya calon? Siapa? Kenalin sama mama dong." Tanya mama Al dengan semangat.

"Bukan gitu maksud Al, gimana ya ngomongnya? Eee.. Al gak tau dia suka sama Al enggak, soalnya selama ini Al cuma bikin dia kesel sama nangis doang." Jujur Alvian, ia memang dari kecil sudah diajari keluarganya untuk berkata jujur atas apapun yang ia lakukan. Sampai sekarang pun Alvian tetap tidak bisa berbohong, pernah sekali berbohong saat dirinya tidak mau mengikuti acara keluarga dengan alasan sakit, dan akhirnya ia malah sakit beneran. Sejak saat itu ia tidak akan mengulangi kebohongannya, bohong tuh gak enak dapet dosa lagi.

"Kamu sih, makanya jadi orang tu yang lembut dong, jangan dingin gitu."

"Ekhem..." Deheman dari belakang membuat mereka berhenti bicara dan menoleh ke sumber suara. Alvian sangat beruntung adiknya datang di saat yang tepat.

"Kalau mau masuk tuh ketuk pintu dulu terus salam El, udah gedek masa minta diingetin terus." Nasihat mama kepada Elvin, dan malah dijawab cengiran oleh si anak.

"Gak tau tuh ma, padahal Al udah sering ngingetin. Emang dasarnya aja bandel!" Ejek Alvian.

"Hehe iya iya, maaf. Abisnya kalian ngobrol terus, sampe anaknya yang ganteng ini dicuekin. Emang ngomongin apa sih? Ngomongin El yang ganteng ini ya?" Kata Elvin mengangkat tangannya membentuk huruf v.

"Serah!" Ucap Alvian datar.

"Yee bang itu mah yang biasa buat pelengkap masakan."

"Itu sereh geble." Umpat Alvian kepada adiknya yang sangat menyebalkan itu.

"Udah udah, mama kan jadinya yang dicuekin. Tuh El Abang kamu gak mau ngenalin calon istrinya ke mama." Rajuk Salma

"Bang Al punya calon? Beneran? Gak nyangka gue, Lo laku juga ternyata."

"Udah deh ma, El, terserah mau ngomong apa. Al mau istirahat." Ucap Alvian lalu menidurkan dirinya di sofa panjang yang ada di sana.

🌷
🌷

Alhamdulillah update lagi

Next part

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama
💕💕

My Lecturer Is My Husband?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang