Menghabiskan Waktu Bersama

50K 4K 80
                                    

Happy reading~~

Aisya keluar untuk menanyakan penampilannya. Dilihatnya Alvian yang sedang duduk sambil bercengkrama dengan Rere. Rere tampak senang sekali dengan lelucon yang dibuat Alvian.

Alvian memang memiliki berbagai sikap yang bisa membuat Aisya bingung. Kadang ia bisa bersikap dingin, cuek, manis, perhatian, membuat lelocon garing tapi bisa bikin orang tertawa, dan sikap ngeselinnya yang tidak pernah lepas dari kepribadiannya. Aisya lalu berjalan menghampiri keduanya.

"Pak?" Aisya memanggil Alvian, ia lalu menundukkan kepalanya menahan malu. Ia merasa tidak terbiasa karena harus meminta pendapat lelaki lain. Biasanya ia akan meminta pendapat abi atau Aldi, namun karena saat ini ia berniat membantu Alvian maka terpaksa ia lakukan.

"Tante Aisya! Cantik banget..." Rere yang sudah bangun melihat penampilan Aisya langsung menghampirinya. Alvian terdiam sejenak melihat penampilan baru Aisya, sadar akan kesalahannya Alvian lalu mengalihkan pandangannya. Ia berkali-kali mengucap istighfar, jika berada di dekat Aisya ia tidak bisa menundukkan pandangan. Oleh karena itu ia....😁

"Makasih sayang." Ucap Aisya.

"Waahhh bajunya cantik banget." Perkataan Rere barusan membuat Aisya tersenyum kecut. Apa-apaan ini! Ia dibuat malu setengah mati oleh gadis kecil di depannya? Alvian menahan tawanya melihat ekspresi wajah Aisya. Sungguh sangat lucu sekali.

"Jadi cuma bajunya aja ya yang cantik?" Aisya memasang wajah cemberutnya, pura-pura ngambek.

"Enggak kok, Tante Aisya cantik terus bajunya cantik, jadi cantik banget deh." Aisya tersenyum mengejek ke arah Alvian setelah mendengar jawaban jujur dari Rere. Alvian hanya menghendikkan bahunya mendapat tatapan mengejek Aisya.

"Kalau sudah seperti ini cocok banget buat nikah mbak." Tiba-tiba suara karyawan membuat mereka menengok.

"Hehehe jadi malu deh, oh iya mbak namanya siapa? Dari tadi cuma manggil mbak mbak doang gak tau namanya." Tanya Aisya.

"Nama saya Tari mbak, panggil nama aja deh biar lebih akrab. Kalau saya tau mbak namanya Aisya kan? Tadi mas Alvian ngasih tau namanya, hehe."

"Panggil mbak aja deh biar lebih sopan."

"Terserah mbak enaknya gimana, oh iya mau milih baju yang lain mbak mas?"

"Iya, saya mau ambil tiga pasang baju pengantin yang beda-beda. Biasanya orang nikah gitu aja mbak, soalnya saya gak tau gimana orang nikahan." Ucap Alvian memegang leher belakangnya, menandakan kebingungannya.

"Duh berarti saya harus gonta-ganti dong pak, capekloh." Aisya mengerucutkan bibirnya membuat Alvian tersenyum samar.

"Ya udah ayo mbak Aisya saya antarkan ke baju selanjutnya."

Aisya kembali memilih gaun yang direkomendasikan, nikah ribet juga ya. Tapi untungnya umi bilang ia tidak perlu memikirkan pernikahannya nanti, biar umi sama pihak laki-laki yang memikirkannya. Karena Aisya akan melaksanakan ujian semester lima.

Bolak-balik untuk meminta pendapat orang lain sungguh sangat menguras tenaganya. Setelah selesai fitting baju, dan pamit kepada pemiliknya. Mereka melanjutkan perjalanan.

"Om Al kita mau kemana sih? Rere pengen jalan-jalan ke taman hiburan loh." Tanya Rere sambil memainkan mainannya di pangkuan Aisya.

"Nanti ya sayang, kita ke suatu tempat dulu. Jalan-jalannya setelah kita selesai-in semuanya."

"Loh pak kok ke toko cincin? Ngapain lagi sih?" Aisya bingung karena Alvian menghentikan mobilnya di toko cincin. Alvian tak menggubris pertanyaan Aisya, ia memilih keluar bersama Rere. Aisya yang bingung mau melakukan apa pun mengikuti Alvian. Tambah lagi sifat Alvian, yaitu gak jelas bin aneh.

My Lecturer Is My Husband?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang