Perkenalan

138K 8.8K 169
                                    

Seorang gadis berusia sekitar 20 tahun duduk bersila di bawah pohon sambil menatap layar laptop. Bunyi kendaraan yang lalu-lalang tak ia hiraukan. Ia tidak mau menyia-nyiakan waktu walau hanya sekedar mengobrol dengan teman-temannya.

Yah duduk di bawah pohon sambil mengerjakan tugas sangat nyaman rasanya. Sebanyak apapun tugas yang diberikan dosen tanpa terasa selesai begitu saja.

Sebenarnya ia sedang menunggu salah satu temannya yang memang mendapat kelas berbeda dengannya. Mereka sudah janjian untuk makan bersama di cafe, karena malas memasak -begitulah kata anak kost-.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh, udah selesai? Mau langsung pergi atau nungguin napas dulu?"

"Emang apaan napas ditungguin? Udah langsung aja yuk!"

Kedua sahabat itu pun berjalan menuju area parkir motor, memakai helm dan langsung melesat ke tempat tujuan.

"Mau cafe mana?"

"Apa??"

"Mau ke cafe mana??"

"Oh di cafe Dharmawan sebelum lampu merah itu loh."

~~~~~

Seorang lelaki yang kira-kira berusia 25 tahun duduk di salah satu ruangan yang memang disediakannya untuk bekerja. Ia duduk santai di sofa seraya membaca koran yang ia pegang. Bosan rasanya hanya duduk seperti ini, pekerjaannya sudah ia selesaikan dengan cepat sedari tadi, jadi ia hanya duduk untuk menikmati istirahatnya sebelum hari esok datang. Hingga sebuah pesan masuk membuyarkan acara membacanya.

To: Pak Ahmad Alvian Dharmawan
Seperti yang tadi kita bicarakan, Bapak bisa mulai mengajar besok. Untuk jadwal menyusul.

Hahh akhirnya ada kerjaan juga, bosan hanya duduk seperti ini. Batin pria tersebut.

Tok Tok Tok

"Masuk!"

"Maaf pak ini kopinya."

"Iya"

Huhh tetap dingin, sabar ya sabarr. Emang punya bos dingin bin cuek mah gini, rasanya pengen gue cuil-cuil, untung ganteng.

"Ngapain masih di situ? Keluar!"

Ya Allah kejam banget punya bos satu ini, udah dibikinin kopi bukannya terimakasih kek, eh malah diusir.

~~~~~

"Lo mau mesen apa?"

"Apa aja deh, tapi jangan yang mahal-mahal."

"Ya udah pilih aja sendiri." Sambil menyerahkan daftar menu kepada temannya.

"Hehe mahal semua."

"Aelah elo mah gitu, udah gue yang bayar kok. Santai aja, pilih apa aja yang Lo mau. Mumpung lagi baik ini."

"Gak usah, aku bisa beli sendiri kok, aku mau pesen lemon tea sama nasi goreng aja deh."

"Gak ada penolakan, kali ini gue yang traktir lo. Mbak! Mbak!" Panggilnya kepada salah satu karyawan.

"Iya mbak, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya pesen ayam penyet nasi goreng 2 sama lemon tea 2."

"Atas nama siapa mbak?"

"Almaira Nurfadilah"

"Baik, tunggu sebentar ya mbak."

"Kok ada ayam penyetnya sih?"

"Anggap aja buat lauk."

Keduanya mulai melakukan aktivitasnya masing-masing, Aisya melanjutkan tugas yang ia kerjakan tadi dan Dila mengotak-atik handphonenya. Ya kedua perempuan itu adalah Aisya dan sahabatnya Dila. Mereka bertemu ketika Aisya dihadang oleh laki-laki yang diketahui adalah preman, Aisya yang takut hanya menangis sambil berdoa, dan akhirnya ada seorang perempuan datang menyelamatkannya yang tak lain dan tak bukan adalah orang yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya sendiri, Dila.

Dila adalah seorang perempuan barhijab, namun memiliki sisi laki-lakinya. Terbukti dari kegiatan yang ia lakukan, ia mengikuti silat dan panjat tebing, kedua aktivitas yang sering ia lakukan itu sudah menjadi hobinya. Maka tak heran jika ia pandai berkelahi, termasuk dengan preman yang ingin mencelakakan Aisya dulu.

Tak lama pesanan pun datang...

"Terimakasih ya mbak." Ucap Aisya ramah

Mereka menghentikan sejenak aktivitasnya tadi, dan mulai melahap makanan tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir mereka. Aisya tidak menyukai berbicara ketika makan dan sebagai sahabat Dila sudah mengetahui itu. Hingga keduanya sudah selesai melahap habis makanannya itu.

"Sya?"

"Iya?"

"Sya??"

"Iya, kenapa sih?" Jawab Aisya tanpa melihat asal suara tersebut karena masih fokus dengan laptop di depannya itu.

"Sya gue mau tanya nih. Sebenernya Lo ngapain sih dari tadi liatin laptop mulu?" Kesal Dila karena sedari tadi Aisya hanya melihat laptop tanpa membuka suara pun kecuali ketika mereka memesan makanan tadi.

"Ini aku lagi ada tugas besok harus dikumpul, makanya aku kerjain sekarang biar nanti malam bisa istirahat." Jawabnya jujur

"Ya udah deh, cepet selesain. Gue mau curhat sama Lo."

"Iya, bentar lagi juga selesai kok."

"Eh Rina Nose! Abang gue ada di dalam gak?!" Teriak seorang lelaki kepada salah satu karyawannya hingga membuat semua pengunjung menengok ke sumber suara.

"Maaf pak, Bapak jangan teriak-teriak begitu, nanti Pak Al bisa marah loh. Itu orangnya ada di dalem." Jawab Rina ~(bukan Rina nose loh, itu cuma panggilan adiknya pak bos yang asal nyeplos)~

"Oke thanks."

Pengunjung yang tadinya menengok sudah kembali ke aktivitasnya masing-masing, mereka tidak mempedulikan lagi teriakan aneh dari adik si pemilik cafe ~(sebenernya sih lebih tepatnya restaurant)~. Karena sudah terbiasa dengan kedatangannya yang secara tiba-tiba dan suaranya yang menggelegar membuat pelanggannya hanya bisa geleng-geleng kepala.

~~~~~

"Bang disuruh mama pulang tuh, udah berapa hari Lo gak pulang-pulang?" Tanya seorang lelaki yang baru saja masuk tanpa mengucapkan salam.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh."

Duh kesindir gue, emang gini punya Abang dingin bin cuek tapi selalu peduli dengan kesalahan sekecil apapun. Batin lelaki tersebut.

"Hehehe assalamualaikum bang. Maaf tadi buru-buru masuk, karena mama udah ngoceh dari tadi di rumah minta Abang buat pulang. Ngapain sih bang gak pulang?"

"Banyak kerjaan, lagian mama kalau gue pulang tanyanya musti istri terus." Jawabnya datar

"Makanya bang Al cepet nikah dong, itu mama udah makin tua."

"Belum ada calon, Lo aja nikah duluan." Tetap datar sambil menyeruput kopinya.

"Eh bang gue lagi kuliah, kagak mau! Apa kata temen-temen gue kalau gue nikah pas kuliah? Bisa-bisa mereka mikir yang aneh-aneh nanti. Jangan-jangan Abang gak laku ya makanya belum nikah? Makanya bang jadi orang tuh jangan datar mukanya, kaku gitu siapa yang mau coba."

"Berisik Lo! Pulang sana!"

Busyet dah punya Abang begini lama-lama bikin gue darah tinggi, adik dateng bukannya ditanyain udah makan belum? Dari mana tadi? Mau Abang pijetin gak? Ini enggak malah diusir. Dasar es freezer! Umpat adiknya dalem hati.

"Ye gue pulang, dasar punya Abang gak peka-peka. Pokoknya nanti kalau mama marah Abang yang tanggung sendiri. Assalamualaikum!" Ucap adiknya kesal

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh."

🌷
🌷


Haiii gimana ceritanya?? Aneh ya? Iya kayak yang buat:'v

Ini masih awal perkenalan kok, belum ada apa-apa. Nanti kalau ada apa-apa gimana? Wkwkwk author aneh.

Udah gitu aja nyapanya ya? Jangan lupa vote dan comen, dukungan anda sangat kami butuhkan:'v

Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama
💕💕

My Lecturer Is My Husband?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang