Satu bulan telah berlalu. Beomgyu tidak terlibat tawuran manapun. Sekolahnya masih adem ayem tidak punya masalah. Tidak ada yang memancing maka jangan bergerak. Prinsip yang dipegang Beomgyu dan teman-teman tawurannya yang diturunkan secara turun menurun.
Beomgyu sebenarnya berwajah manis jika sedang tidak penuh luka. Peringainya ramah dan senang sekali tertawa serta tersenyum untuk hal kecil. Dia bukanlah tipe berandal seperti kebanyakan yang beraura gelap dan menakutkan.
"Gyu, hari ini jatah lo minjem buku paket bahasa di perpus."
Beomgyu masih termasuk warga kelas yang taat peraturan. Dia masih melaksanakan piket walaupun suka terburu-buru karena harus segera ikut berperang. Dia masih mau meminjam buku paket walaupun berniat membolos. Intinya dia tak seburuk berandal kebanyakan.
"Dibantuin gak nih?"
"Gak usah. Yang ada lo malah bikin ribet. Sana balik ke kelas."
Beomgyu mengusir Ryujin yang berniat membantu. Ryujin dan dia itu sama-sama banyak omong sedangkan di perpustakaan haram hukumnya jika membuat keributan. Yang ada baru sampai depan pintu saja sudah kena usir oleh penjaganya.
Masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi sebelum masuk. Beomgyu mengambil sedikit demi sedikit buku paket yang diperlukan kemudian menumpuknya diatas meja. Pada tumpukan terakhir, dia baru menyadari keberadaan Taehyun yang sedang membaca buku di meja seberang.
"Masih ada sepuluh menitan. Disini dulu deh sambil mandangin jodoh."
Beomgyu melihat pada jam besar yang tertempel pada dinding perpustakaan. Dia memutuskan duduk dibalik tumpukan buku paket yang hendak dipinjamnya. Kepalanya menyembul dari balik buku hanya untuk memandangi Taehyun.
"Anjir diliatin balik dong sama dia."
Beomgyu segera bersembunyi dibalik tumpukan buku kala tak sengaja bersitatap dengan Taehyun. Dia mendadak panik karena sudah tertangkap basah. Taehyun pasti tahu. Dia yakin seratus persen.
Beomgyu mencoba kembali mengintip Taehyun dari balik buku. Dia kaget karena sudah tak menemukan Taehyun di tempat sebelumnya. Sedetik kemudian helaan nafas lega terdengar dari Beomgyu.
"Untung orangnya udah pergi. Gak sadar berarti dia."
"Choi Beomgyu?"
Beomgyu bersembunyi kembali dibalik buku saat Taehyun tiba-tiba muncul di depannya. Dia berusaha memutar otak saat Taehyun kembali memanggilnya.
"Ini bukan Beomgyu. Ini Renjun."
Tak ada suara dari sang lawan bicara. Beomgyu belum berani menampakkan wajahnya. Dia masih waspada karena tak terdengar langkah kaki Taehyun yang menjauhinya.
"Saya kenal Renjun. Dia anak osis, Beomgyu."
Beomgyu lupa jika Renjun adalah anak osis. Ketua tentu hapal dengan anggota-anggotanya. Sekalipun jabatan Renjun tidak terlalu penting karena anak itu lebih suka membolos rapat dan hanya datang kalau ada acara tertentu saja.
Beomgyu baru berani menampakkan wajahnya. Ekspresinya terlihat kesal dengan bibir yang mencebik tak suka.
"Iya ini Choi Beomgyu. Kenapa emang?"
"Mau dibantuin bawa? Dapet giliran minjem buku paket kan?"
"Gak usah. Gue bisa bawa sendiri kok."
"Beomgyu, ini banyak. Saya bantu bawa sampai ke kelas. Kalo gak mau suruh temen kamu kesini buat bantuin kamu."
Beomgyu berdecak tak suka tapi tetap menuruti perkataan Taehyun. Dia tak mau berlama-lama dengan Taehyun yang selalu berbuat baik dengannya. Hatinya yang masih lugu takut salah mengartikan kebaikan Taehyun.
"Hape gue? Bego banget hape gue kan masih dipinjem Sanha."
Beomgyu menepuk dahinya sendiri setelah merabai semua saku seragamnya. Dia lupa jika Sanha tadi meminjam ponselnya untuk bermain game dan belum dikembalikan.
Taehyun tak mengatakan apapun kala tiba-tiba mengangkat sebagian tumpukan buku paket diatas meja. Dia berjalan lebih dulu keluar dari perpustakaan. Beomgyu segera menyusul karena Taehyun pasti tak tahu kelasnya dimana. Dia itu anak IPS sedangkan Taehyun kebanggaannya anak IPA.
"Kelas gue di-"
"11 IPS-3 kan? Saya tahu. Renjun pasti temen sekelas kamu."
Beomgyu lupa tadi dia sempat membawa-bawa nama Renjun. Mereka berdua hanya diam sepanjang jalan. Beomgyu sengaja berjalan agak berjauhan dan dibelakang Taehyun. Kasihan jantungnya yang sedaritadi sudah berdegup kencang sejak bertemu Taehyun.
Kelas Beomgyu yang semula ricuh mendadak hening kala Taehyun datang. Kebingungan mereka berubah menjadi gelak tawa yang harus ditahan saat Beomgyu datang tak lama kemudian.
"Makasih ya."
Beomgyu yang masih membawa setumpuk buku berapapasan dengan Taehyun yang telah menaruh buku bawaannya diatas meja guru. Taehyun tersenyum kemudian mengambil alih buku ditangan Beomgyu dan menumpuknya bersama buku yang lain diatas meja guru.
"Sama-sama, Beomgyu."
Taehyun pergi setelah berkata demikian. Meninggalkan Baeomgyu yang mendadak linglung hanya karena kalimat singkat Taehyun yang dibumbui dengan senyuman.
Satu kelas langsung ramai. Kompak menggoda Beomgyu yang sudah memerah sampai ke telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koi No Yokan ; Taegyu
Fanfiction(n) the extraordinary sense upon first meeting someone, that you will one day fall in love tentang Choi Beomgyu dan rasa sukanya pada Kang Taehyun yang semakin meletup di kemudian hari.