Beomgyu mau balik lagi saja saat Heuningkai benar-benar masih di kelas. Anak itu sedang mengobrol dengan teman-temannya yang sebagiannya Beomgyu. Dia ini dulu pernah berbaur dengan anak IPA, ya. Sekarang juga masih walau hanya sebagian kecilnya saja.
"Pasti mau cari Hueningkai, ya?"
Kangmin sadar lebih dulu. Dia segera membereskan barang-barangnya dan mengajak yang lain untuk segera keluar kelas.
"Gak usah. Gue pinjem aja Hueningkainya. Sebentar doang kok."
"Lama juga gak masalah. Kita emang mau pulang kok, Gyu."
Beomgyu bingung harus bagaimana. Apalagi saat teman-teman Heuningkai berpamitan juga dengannya. Dia hanya kenal Kangmin dan dua orang lainnya hanya sebatas hapal wajah saja.
"Tumben nyari gue?"
"Gue mau ngomong soalnya. Serius. Lo harus dengerin baik-baik."
Hueningkai menarik tangan Beomgyu. Menyuruh anak itu duduk di kursi bekas Kangmin tadi sedangkan dia duduk di kursi seberang. Sekarang posisinya mereka saling berhadapan karena Kangmin memang sengaja memutar kursinya saat mengobrol tadi.
"Iya, gue udah siap mau dengerin kok."
Hueningkai yang menopang wajahnya dengan kedua tangan serta menatap lengkat pada Beomgyu, benar-benar membuat lawan bicaranya gugup setengah mampus. Beomgyu sampai berusaha mati-matian untuk melihat kearah lain.
"Jadi, lo mau ngomong apa?"
"Gue... lo mau gak jadi pacar gue?"
"Serius?"
"Bercanda. Temen sekelas nantangin nembak lo kalau gue masuk sepuluh besar. Terus gue masuk. Maaf, ya?"
Beomgyu mengerutkan dahi saat Hueningkai malah tertawa. Dia padahal sudah merasa bersalah sekali. Sudah pasang wajah semelas mungkin agar dimaafkan juga tapi malah ditertawakan.
"Gue terima. Sekarang kita pacaran, ya?"
"Kok lo terima? Ini cuma taruhan loh. Lo mau dijadiin bahan taruhan?"
"Gak masalah asal sama lo."
Beomgyu dibuat pusing oleh Hueningkai. Taruhannya kan cuma sampai tahap menembak Hueningkai. Dia pikir kalau dijelaskan latar belakangnya kemudian minta maaf, semuanya akan kelar. Jalan pikiran Hueningkai ternyata lebih luar biasa.
"Gue gak bisa..."
"Kapan bisanya kalau gitu?"
"Besok? Eh masa besok sih. Gak tau lah. Jangan ditungguin pokoknya."
"Gue tau lo masih sama Taehyun. Tapi mungkin gue bisa bantu lo move on?"
"Taehyun!"
Taehyun yang suka muncul tiba-tiba. Kali ini juga begitu. Di belakangnya ada Yuna yang mengekor sambil menggenggam tangan Taehyun. Tahu saja pacarnya itu idaman dan Beomgyu adalah salah satu yang mendambakan.
"Temen kamu di depan ngehalangin saya buat masuk. Katanya lagi ada urusan penting."
"Gak kok udah selesai urusannya."
Beomgyu menjawab dengan cepat. Padahal Hueningkai juga ingin bersuara.
"Masih stay di lima besar, bro."
Taehyun menepuk pundak Hueningkai kemudian mengambil tasnya yang berada di atas meja.
"Lo masih satu?"
"Iya, masih satu tapi selisih nilai sama yang kedua tipis banget."
"Pertahanin itu lebih susah daripada ngeraihnya. Lo udah hebat kok masih bisa stay di puncak paling atas. Yang lain belum tentu bisa kayak lo. Mungkin harus sampe minum jus rumus dulu baru bisa balap lo."
Siapa lagi kalau bukan Beomgyu yang bicara. Dengan senyum dan mata berbinar dia memuji Taehyun sampai setinggi langit.
"Thanks, Gyu. Saya duluan, ya."
"Hati-hati dijalan, ya. Buat Yuna juga hati-hati. Gak usah cemberut gitu nih gue sapa lo juga."
"Bareng aja. Gue sama Beomgyu juga mau pulang."
Hueningkai main merangkul Beomgyu yang langsung dilepaskan oleh Beomgyu sendiri.
"Gue bawa motor. Lagian tas gue masih di kelas."
"Ya nanti ke kelas lo dulu."
Beomgyu malas berdebat lagi. Dia berjalan keluar kelas meninggalkan Hueningkai sendirian. Seharusnya ada Haechan dan juga Jisung di depan tapi teman-temannya itu sudah kabur duluan setelah membuat masalah dengan Taehyun.
"Udah ditinggal temennya, ya? Dibilangin juga mending pulang sama gue. Yuk, pulang."
Hueningkai berjalan mendahului Beomgyu. Dia tak berani pegang-pegang lagi. Terlalu galak takut-takut saja kena tinju. Dia ini bukan anak laki-laki yang jago berkelahi.
"Kai..."
"Hm?"
"Lo bilang mau bantu gue move on, kan? Kalau lo udah berusaha tapi gue gak niat move on gimana?"
"Kenapa gak niat? Taehyun udah sama Yuna, Gyu. Apa yang mau diharapin lagi?"
"Masih ada harapan. Gue yakin. Jadi enaknya nungguin putus atau tikung aja?"
Hueningkai benar-benar tidak habis pikir dengan Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koi No Yokan ; Taegyu
Fanfic(n) the extraordinary sense upon first meeting someone, that you will one day fall in love tentang Choi Beomgyu dan rasa sukanya pada Kang Taehyun yang semakin meletup di kemudian hari.