Chapies #21

10.1K 2.3K 733
                                    

Beomgyu memilih menjauh. Mengasingkan diri dari segala kemungkinan yang dapat membuatnya bertemu dengan Kang Taehyun. Menjadi pemurung yang tak semangat hidup saat di kelas lalu membolos dari kerja rodi di perpustakaan. Harinya sudah hancur sejak pagi.

"Kalau udah siap, jangan lupa cerita. Kita khawatir ngeliat lo diem aja dari tadi. Bahaya diem-diem kesambet."

Jisung berpesan sebelum pulang bersama Haechan. Mereka berpisah di pos satpam seperti biasa. Jisung dan Haechan akan naik angkot bersama karena searah sedangkan Beomgyu menunggu kakaknya di pos satpam.

"Pak, mau ambil helm ya."

"Ohh udah mau pulang? Ayahnya udah jemput?"

"Mau pulang bareng Kak Taehyun, Pak."

Beomgyu yang hampir jatuh ke alam mimpi langsung terjaga sepenuhnya saat mendengar nama Taehyun disebut. Dia mengangkat kepalanya dan menemukan Yuna sedang berbincang dengan Pak Satpam.

"Yaudah, hati-hati ya, nak Yuna."

"Iya, Pak."

Beomgyu bangun dan segera keluar dari pos satpam. Sudah ada Taehyun dan motornya di depan yang tengah berhenti. Sang pemilik motor sendiri sedang sibuk dengan ponselnya. Dia langsung menahan tangan Yuna saat anak itu hendak naik ke motor Taehyun.

"Taehyun, ayo pulang!"

Beomgyu mengajak Taehyun dengan nada riang seperti biasa. Senyum lebarnya terbit setelah seharian penuh ini menghilang.

"Kak Taehyun, katanya mau pulang sama aku? Kenapa jadi gini?"

"Kita masih punya satu hari bareng-bareng besok. Kamu yang bilang begitu kemarin, Taehyun."

Taehyun kaget dengan kehadiran Beomgyu yang tiba-tiba. Dia memilih menutup mulutnya rapat-rapat dan membiarkan Beomgyu untuk meluapkan semuanya terlebih dahulu.

"Beomgyu? Kenapa?"

Yeonjun datang dengan Soobin. Kakak semata wayang Beomgyu itu menghentikan motornya dan turun dari motor. Begitupula dengan Soobin.

"Aku belum nangis tapi sikap kamu yang begini itu nyakitin banget. Bang Yeonjun ayo tonjok Taehyun."

Beomgyu menghampiri Soobin dan memeluk erat calon kaka iparnya itu. Soobin dan Yeonjun jelas bingung. Mereka tak tahu apapun masalah Taehyun dan Beomgyu.

"Ayo tonjok saya, Bang. Saya harus tanggung jawab. Tonjok aja sampai Beomgyu bilang berhenti."

Taehyun berkata demikian setelah turun dari motornya. Dia berjalan mendekati Yeonjun untuk menyerahkan diri. Semua salahnya. Tak ada yang bisa dijelaskan lagi. Niatnya memang mengajak pulang Yuna karena tak ada satupun teman Yuna yang bisa Yuna tumpangi.

"Gue gak tahu masalahnya tapi gue sayang adek gue."

Tonjokan pertama dari Yeonjun sukses membuat Taehyun tersungkur. Yeonjun menarik kerah seragam Taehyun agar kembali berdiri kemudian menonjoknya lagi. Saat tonjokan ketika hendak melayang, Beomgyu menahan tangan Yeonjun.

"Mau pulang ke rumah Kak Soobin."

Permintaan Beomgyu untuk saat ini menjadi prioritas Yeonjun. Soobin dibiarkan pulang dengan angkot sedangkan Yeonjun dan Beomgyu naik motor. Sebelum pulang, Soobin menyempatkan diri membantu Taehyun.

"Ditunggu nanti malam kalau kamu mau jelasin sesuatu sama Beomgyu."

Beomgyu belum tahu jika rumah Soobin dan Taehyun itu bersebelahan dengan jendela kamar yang saling berhadapan dan jaraknya tak terlalu jauh.

🌸

Beomgyu tengah berada di kamar Soobin. Merebahkan dirinya di kasur empuk milik Soobin. Sedang sang empunya kamar sedang belajar dengan serius di meja belajar.

"Kak, aku merasa bersalah banget sama Taehyun."

"Kamu mau ngomong sama Taehyun?"

"Gak berani telpon."

Soobin menghentikan kegiatan belajarnya untuk menghampiri Beomgyu. Dia menarik kedua tangan calon adik iparnya itu agar bangun dari kasur kemudian mengajaknya ke pinggir jendela. Tirai dan jendelanya dia buka satu persatu.

"Panggil saja. Itu kamar Taehyun. Aku tunggu diluar ya? Harus selesai malam ini loh."

Soobin segera keluar kamar setelah Beomgyu mengangguk. Beomgyu sempat berkaca sebentar di kaca besar milik Soobin yang menempel di lemari. Dengan keberanian yang sudah terkumpul, dia akhirnya memanggil nama Taehyun.

"Taehyun! Kang Taehyun!"

Sebuah senyuman bahagia muncul kala jendela kamar diseberangnya mulai terbuka. Kang Taehyun melambai dengan kaku sambil tersenyum dari seberang. Berbeda sekali dengan Beomgyu yang membalas lambaian Taehyun dengan semangat.

"Taehyun, lagi apa?"

"Belajar."

"Kamu udah makan? Sebelum belajar harus makan dulu biar kuat."

"Udah kok. Kalau kamu?"

"Udah juga dong. Mamahnya Kak Soobin masak banyak banget jadi aku makannya juga banyak."

Taehyun hanya mengangguk dan membiarkan keheningan melingkupi keduanya. Saat Beomgyu sudah susah payah mencairkan suasana, Taehyun tetap saja kaku macam kanebo kering.

"Taehyun, ini hari terakhir kita. Kamu ada yang mau diomongin gak? Testimoni gitu rasanya pacaran pake trial mode."

Taehyun mengerutkan dahi. Otaknya langsung merangkai kata menjadi sebuah kalimat. Saat hendak membuka mulut, Beomgyu lebih dulu bicara lagi.

"Kamu tau gak? Aku bahagia banget jadi pacarnya Kang Taehyun. Diantar jemput, makan bakso bareng, sepedahan malem-malem. Rasanya seminggu kayak cuma sehari. Kurang banget."

"Aku juga bahagia kok seminggu ini sama kamu."

Hati Beomgyu menghangat. Dia berhasil membuat Taehyun bahagia juga. Senang rasanya menyadari jika hubungannya dan Taehyun termasuk mutualisme karena sama-sama membahagiakan satu sama lain. Bukan komensalisme apalagi parasitisme.

"Kamu gak mau lanjut bahagia sama aku?"

"Kamu gak mau memperpanjang masa trial?"

"Aku tunggu sampe seminggu deh. Ehh jangan dua minggu aja. Atau sebulan?"

"Selama apapun juga aku kayaknya siap nunggu deh kalau buat kamu."

Beomgyu tertawa akan kalimat demi kalimat yang diucapkan. Bodohnya terlihat sekali. Taehyun yang hanya diam semakin membuat dirinya bodoh berkali-kali lipat. Mengharapkan seseorang yang mengharapkan orang lain itu suatu pembodohan diri.

"Yah gak bisa ya, Taehyun..."

"Beomgyu, maaf."

Akhirnya Taehyun buka suara. Senyum Beomgyu yang mulai memudar kembali terangkat kembali. Dia menggelengkan kepalanya keras, menunjukkan ketidak setujuan atas perkataan Taehyun.

"Aku yang harusnya minta maaf. Sakit banget pasti tonjokan Bang Yeonjun."

"Beomgyu."

"Iya, kenapa?"

"Makasih buat tujuh harinya. Gak sepenuhnya tujuh hari karena aku gak selalu bisa disebelah kamu setiap harinya."

"Iya, sama-sama. Udah yuk tidur. Besok kalau telat bahaya. Selamat malam, Taehyun."

"Selamat malam, Beomgyu. Sleep well and nice dream."

Beomgyu menutup jendela dan tirainya dengan rapat. Dia loncat ke atas kasur dan membenamkan wajahnya pada bantal. Soobin yang mengintip dari balik pintu segera menghampiri dan membawa Beomgyu kepelukannya.

Esok hari sudah tak ada lagi yang namanya Kang Taehyun milik Choi Beomgyu.

Koi No Yokan ; TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang