Beomgyu itu bebal. Pak Seokjin saja yang selalu berurusan dengan Beomgyu sampai pusing, apalagi Pak Namjoon yang jarang berinteraksi. Di depan menganggukkan kepala, nanti di belakang sudah beda lagi tindakannya.
"Pokoknya tunggu putus baru kamu pepet lagi."
"Iya, Pak."
"Sudah sekarang kamu boleh lanjut istirahat lagi."
Beomgyu keluar dari ruang kesiswaan. Dia disidang oleh Pak Namjoon disana. Hanya empat mata tanpa ada campur tangan Pak Seokjin sebagai pemilik ruangan.
"Kalau nunggu putus ya saingannya satu sekolah lagi lah. Sekarang kan cuma perlu nyingkirin Yuna."
"Siapa yang ngajarin begitu?"
Beomgyu kaget saat bertemu dengan Soobin. Disebelah Soobin ada sang kakak. Mereka tidak pakai seragam karena memang statusnya bukan siswa lagi.
"Pada ngapain?"
"Nyari Pak Seokjin tapi malah liat lo sama Pak Namjoon. Kenapa? Nilai matematika lo jelek?"
Kalau omongannya sudah tidak ada lembut-lembutnya berarti yang bicara adalah Choi Yeonjun. Beomgyu menatap sengit sang kakak dan main tendang tulang kering Yeonjun. Mendadak dan tanpa persiapan, jelas saja Yeonjun mengaduh kesakitan. Mau membalas tapi ditahan Soobin.
"Kayaknya nanti aja deh nyari Pak Seokjin sama ketemu kepseknya. Kita harus ngelurusin jalan pikiran adik kamu dulu, Jun."
Berakhirlah mereka di kantin sekolah. Yeonjun dan Soobin terlihat paling mencolok sekali. Anak kelas sepuluh yang berpapasan dengan mereka sampai tak berkedip. Belum tahu saja sejarah gelap Yeonjun jaman sekolah dulu. Kalau Soobin sih anak kesayangan guru.
"Mulai darimana ya? Kayaknya aku udah ketinggalan banyak. Tapi Beomgyu, kalau kamu ada niat mau jadi orang ketiga, aku nentang banget loh."
Soobin membuka obrolan dan langsung membicarakan poin utama. Dia dan Yeonjun ke sekolah bukan untuk mengurusi percintaan Beomgyu. Permasalahan ini harus diluruskan segera sebelum calon adik iparnya itu bertindak nekat.
"Aku gak sejahat itu, Kak."
"Tapi omongan kamu tadi maksudnya kan kesitu?"
"Cuma ngomong."
"Kalau dia udah ada pacar ya jaga jarak dulu. Gimana kalau dia risih terus malah benci kamu? Kamu lebih milih dibenci ya daripada ditolak?"
Beomgyu tak menjawab. Dia menunduk sambil memainkan jarinya sendiri. Perkataan Soobin terlalu menusuk. Taehyun bahkan sudah menyuruhnya berhenti dan sempat marah juga padanya. Seharusnya Beomgyu sadar posisi.
"Tapi kak..."
"Kenapa? Gak bisa? Emang kamu gak capek? Selama pacaran sama kamu juga Taehyun tiap malem gak pernah absen telepon Yuna sampai larut. Aku mau blak blakan aja deh biar kamu sadar."
Kang Taehyun milik Beomgyu selama tujuh hari kedepan katanya waktu itu. Padahal Taehyun sudah sepenuhnya memilih Yuna sebagai pemiliknya. Perlahan tangan Beomgyu mengepal kemudian satu tinjuan pada meja kantin membuat suasana hening seketika.
"Jangan dikejar, Jun. Percuma kamu benci Taehyun setengah mampus kalau disini yang jelas salah adik kamu sendiri."
Beomgyu memilih pergi. Mengurung diri di salah satu bilik toilet dengan kondisi ponsel yang sengaja dimatikan. Dia kemudian pindah ke atap saat koridor telah sepi karena waktu istirahat sudah habis.
🌸
Walau Beomgyu marah dan tak mau bicara dengan Yeonjun dan Soobin, dia tetap mengikuti anjuran Soobin. Jaga jarak dengan Taehyun katanya. Sekarang dia malah seperti sedang main petak umpet dengan Taehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koi No Yokan ; Taegyu
Fanfiction(n) the extraordinary sense upon first meeting someone, that you will one day fall in love tentang Choi Beomgyu dan rasa sukanya pada Kang Taehyun yang semakin meletup di kemudian hari.