Beomgyu hanya dua kali merasa malu saat dipanggil ke ruang kesiswaan dan disidang. Yang pertama adalah saat dia masih lugu dan mau saja diajak ikut membolos oleh kakaknya. Yang kedua adalah sekarang kala ada Kang Taehyun yang mendampingi Pak Seokjin, guru kesiswaan.
"Lagi-lagi tawuran. Kalian gak bosen tawuran terus?"
Beomgyu menunduk semakin dalam. Bukan karena dia menyesal tapi dia malu. Taehyun tak boleh lihat pokoknya.
"Coba jelasin alasan kalian tawuran kali ini? Choi Beomgyu?"
Beomgyu berdecak tak suka. Susah payah dia bersembunyi di baris paling belakang tapi guru kesayangannya itu malah memanggil namanya kencang-kencang.
"Saya... Saya gak ikut, Pak."
Beomgyu menjawab dengan suara pelan. Dia masih enggan mengangkat kepalanya.
"Gak ikut gimana? Kamu kan biasanya yang paling depan."
"Gak ikut nyusun rencana nyerangnya maksud saya, Pak."
"Kamu nunduk mulu kenapa? Bonyok mukanya?"
Beomgyu menggeleng dengan cepat. Dia belum kena tinju atau lemparan batu sama sekali. Dia baru bergabung sekitar sepuluh menitan sebelum kawanannya bubar karena tertangkap oleh anak osis.
"Gak ada skorsing lagi buat kalian. Besok masuk terus gantiin petugas kebersihan selama seminggu."
Beomgyu baru mengangkat kepalanya dengan mulut ternganga. Dia hendak protes namun tatapannya tanpa sengaja bertemu dengan Taehyun. Protesnya dia urungkan karena langsung kembali menunduk.
"Sekarang kalian boleh pulang. Jangan lupa yang bonyok-bonyok sampe rumah diobatin."
"Iya, pak."
"Beomgyu denger?"
Ada sekitar dua belas orang yang ikut tawuran. Lagi-lagi nama Beomgyu yang disebut. Padahal dia sudah susah payah bersembunyi dibalik punggung temannya yang besar dan tinggi.
"Iya, Pak."
Satu persatu anak berpamitan dengan guru kesiswaan sambil mencium tangan beliau. Beomgyu rasanya ingin langsung keluar saja dari ruangan. Taehyun masih setia berada di sebelah sang guru. Kalau Beomgyu salim pada Pak Seokjin maka dia akan bertemu Taehyun.
"Beomgyu? Mau nginep disini?"
Tersisa Beomgyu yang masih berada di ruangan. Atensi Taehyun jelas mengarah hanya pada Beomgyu. Dia segera menghampiri sang guru dan mencium tangan beliau.
Seharusnya sudah selesai sampai disitu kemudian Beomgyu pulang. Sialnya Pak Seokjin malah menahan tangannya saat dia bersusah payah untuk menariknya.
"Kok kamu gak bonyok sama sekali?"
"Tadi datengnya telat, Pak."
"Tawuran aja telat dateng? Gimana sekolah?"
Beomgyu tak bisa berkomentar apapun. Dia memang selalu telat setiap harinya. Berdua dengan Yeonjun sang kakak karena yang membawa motor adalah kakaknya.
"Abis ini langsung pulang jangan mampir-mampir dulu."
Beomgyu mengangguk patuh. Tangannya baru dilepaskan oleh sang guru. Dia langsung buru-buru keluar dari ruang kesiswaan. Tidak mau bersitatap dengan Taehyun lagi. Nanti Taehyun bisa-bisa hapal dengan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Koi No Yokan ; Taegyu
Fiksi Penggemar(n) the extraordinary sense upon first meeting someone, that you will one day fall in love tentang Choi Beomgyu dan rasa sukanya pada Kang Taehyun yang semakin meletup di kemudian hari.