Chapies #12

11.2K 2.5K 443
                                    

Sepertinya ada konspirasi antara takdir dengan Kang Taehyun. Intensitas Beomgyu bertemu Taehyun menjadi sering dan semakin sering setelah memantapkan hati untuk move on. Mereka hanya satu sekolah, bukan satu gedung apalagi teman sekelas.

Yang paling dibenci Beomgyu dari semua konspirasi ini adalah sikap Taehyun setiap berpapasan dengannya.

"Beomgyu, mau kemana?"

Beomgyu sedang sendirian berjalan menuju kantin. Dia ketiduran di atap lalu ditinggal Haechan dan Jisung.

"Ke kantin lah. Pake nanya lagi."

"Bisa aja ke toilet. Kalau belok kanan kan ke toilet. Yuk bareng aja sama saya."

"Gak jadi. Gue mau ke toilet aja."

Beomgyu benar-benar menghabiskan waktu istirahatnya di toilet sambil bermain game di salah satu bilik.

🌸

"Gak begitu panas, kan?"

Taehyun tersenyum sambil mengusap pucuk kepala Beomgyu. Ini hari senin dan seperti biasa rutinitas Beomgyu di hari senin adalah dijemur saat upacara karena telat.

Jeongin yang berada di baris paling depan sudah misuh-misuh sambil mengacungkan jari tengah. Biasanya mereka berdua sama-sama dibaris paling depan. Sekarang Beomgyu dibelakang dan matahari terhalang oleh tubuh tinggi menjulang Sanha yang baris di depannya.

🌸

"Ada yang punya tisu?"

Beomgyu sebenarnya sudah biasa berurusan dengan darah. Sebagai panglima tempur, bocor atau robek bukan hal biasa lagi. Temperan bola sampai mimisan tidak sebanding dengan pukulan balok kayu.

"Angkat kepala kamu."

Beomgyu menurut saja. Dia mengangkat kepalanya sambil masih menutupi kedua lubang hidungnya dengan tangan. Kepalanya sendiri sedang disanggah oleh lengan tangan kiri Taehyun sedang tangan kanannya telaten membersihkan darah yang mengalir dari hidung Beomgyu dengan tisu.

"Pusing? Ke UKS ya?"

Beomgyu mengangguk lemah walau dalam hati bersorak riang. Setelah ini ada akutansi dan dia akan bolos di UKS lalu tidur sampai jam pulang nanti.

Detik selanjutnya Beomgyu menyesal mengiyakan karena Taehyun tiba-tiba saja mengangkat tubuhnya, membelag ke rumunan yang ada untuk menuju UKS.

"Mau ngapain? Biarin aja mereka."

Jisung ditahan Haechan saat hendak mengikuti Taehyun dan Beomgyu. Mereka sebenarnya tadi abis dari taman belakang. Saat lewat lapangan malah ada bola terbang yang mulus menghantam Beomgyu.

🌸

"Makan dulu. Nanti lagi belajarnya."

Jisung menegur Beomgyu yang masih berkutat dengan catatan kecilnya. Sehabis istirahat nanti akan ada ulangan harian geografi. Jisung dan Haechan santai-santai saja, berbeda dengan Beomgyu yang dari pagi sudah kalang kabut.

"Gak muat. Otak gue gak muat. Tapi, gue gak mau remedial lagi. Masa tiap ulangan gue remedial?"

Jisung bingung harus apa. Iya memang Beomgyu itu langganan sekali remedial. Gak cuma sekali. Kadang bisa dua kali remedial dalam satu ulangan harian.

"Lo udah bener-bener di IPA malah ngerengek pengen masuk IPS. Begini kan jadinya."

"Di IPA gue gak kenal siapa-siapa ya, anjir. Mana anaknya diem-diem semua."

"Emang kelas lo doang yang diem. Coba lo tengok kelas IPA yang lain sama aja berisiknya kayak anak IPS."

Pada dasarnya mereka bertiga selalu bareng-bareng dari kecil. Baru kepisah kemarin saat Beomgyu malah masuk IPA dan dua lainnya masuk IPS. Akhirnya Beomgyu bisa pindah setelah melalui prosedur yang panjang.

"Kak Beomgyu bukan?"

Obrolan mereka bertiga terhenti saat ada seorang siswi berambut pendek yang datang menghampiri.

"kenapa dek?"

"Dari Kak Taehyun. Katanya disuruh semangat."

Beomgyu kenal dengan siswi ini. Namanya Kim Sohee, yang kata Taehyun anak teman arisan mamahnya.

"Makasih, dek."

Beomgyu memperhatikan sebotol minuman cokelat dingin yang diberikan oleh Sohee. Dia mencari Sohee dan menemukan siswi itu memang benar sedang bersama Taehyun. Keduanya tak sengaja beradu tatap sebelum akhirnya Beomgyu berpaling kala Taehyun menyunggingkan senyum.

🌸

"Beomgyu, mau pulang bareng saya?"

"Gak. Gue mau nungguin Bang Yeonjun aja."

"Saya temenin, ya."

Beomgyu mempause gamenya kemudian menatap sebal pada Taehyun. Anak itu bahkan tak berkutik sama sekali karena sibuk memainkan ponselnya.

"Taehyun."

"Iya, Beomgyu?"

Beomgyu mau menjerit saja saat Taehyun menoleh sambil tersenyum. Namanya mengalun indah saat disebut oleh Taehyun.

"Udahan, ya? Temenan yang sehat tuh gak begini. Lo terlalu baik tau gak? Temen gue bangsat semua soalnya."

"Jadi, saya salah? Kalau gitu, saya harus jadi apa biar bisa selalu baik ke kamu?"

pacar. pacar. pacar. pacar. pacar.
pacar. pacar. pacar. pacar. pacar.
pacar. pacar. pacar. pacar. pacar.
pacar. pacar. pacar. pacar. pacar.
pacar. pacar. pacar. pacar. pacar.

"Suka-suka lo aja deh. Gue mau pulang naik angkot aja. Salam buat bang Yeonjun."

Beomgyu pergi dengan mencak-mencak sendiri. Tak lama Taehyun mengejar Beomgyu kemudian menahan tangannya.

"Ayo pulang sama saya aja."

"Apaan sih! Males gue sama lo. Sana jauh-jauh."

"Yaudah saya aja yang pulang sama kamu."

"Sama aja ya, anjir."

"Beda, pulang sama saya naik motor kalau pulang sama kamu naik angkot."

Beomgyu makin sebal dan mempercepat langkah kakinya. Dia bahkan sampai harus setengah berlari dan Taehyun tetap mengejarnya.

"Beomgyu, tunggu saya. Jangan ditinggal karena saya gak pernah naik angkot sebelumnya."

World to Kang Taehyun, kamu itu spesies teman macam apa sih?

Koi No Yokan ; TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang