Typo....
Joan dan Ilion berjalan beriringan menuju ruang keluarga, disana Jivia sedang mengobrol dengan ayahnya.
"Anak-anak kemana?" Tanya Ilion.
"Ikut Mama kerumah tante Sifa." Sahut Jivia.
Kedua pria dewasa itu ikut duduk diruang keluarga.
"Joan, kalau kamu belum siap Kakak dan Kak Ilion bis---"
"Cukup Kak!! Tiara anak aku, walau jujur aku masih belum bisa menerima dia sepenuhnya, tapi dia tetap anak aku dan aku yang akan merawatnya." Sela Joan, begitu menyadari kemana arah pembicaraan kakaknya itu.
"Baiklah, kami juga tidak akan memaksa. " Balas Jivia.
....
Keesokan harinya Joan sengaja cuti karena ia sudah janji dengan salah satu murid kakak iparnya yang akan menjadi tutor Tiara.
Mengenakan pakaian santainya Joan menemani sang putri bermain barbie di ruang Tv, sedangkan ibunya sibuk memasak makan siang di dapur.
Sambil memandangi Tiara, ia berulang kali memikirkan ucapan Kakak iparnya semalam. Ia sendiri kini bingung bagaimana caranya agar bisa menyayangi Tiara dengan tulus, Joan mengakui dirinya memang tidak punya banyak pengalaman tentang hal seperti ini, bahkan berkencan saja selalu dengan wanita yang di jodohkan ibunya.
Ting..Tong..
Suara bel membuyarkan lamunan Joan, ia melirik Karsi-pembantunya-berlari menuju kearah pintu rumahnya.
"Den, ada tamu." Ucap Karsi menghampiri tuan mudanya itu.
"Suruh masuk aja bi." Sahut Joan.
Tak lama seorang wanita cantik berbalut mini dress ketat berwarna biru terang menghampiri Joan dan duduk di samping pria itu.
"Netta? Kenapa kamu disini?" Tanya Joan kaget, ia langsung bergeser menjauhi Netta.
"Kata Tante Yilia kamu dirumah, karena aku lagi senggang jadi mampir kesini." Sahut Netta lalu bergelayut manja pada Joan.
"Astaga cantiknya Tante lagi main barbie ya." Netta beranjak menghampiri Tiara.
Keduanya mulai asik bermain barbie bersama, sesekali mereka tertawa saat mendandani barbie itu tidak karuan.
"Pakai ini." Joan memberikan sebuah selimut kecil pada Netta.
Wanita itu mengernyit bingung, tapi begitu Joan menunjuk kearah pahanya yang hampir terekspos itu karena ia duduk di lantai, akhirnya Netta mengerti maksud Joan. Ia mengambil selimut itu sambil tersenyum cerah. "Terima Kasih." Ucapnya.
Joan sesekali melirik kearah dua perempuan berbeda usia itu, keduanya terlihat begitu asik dan sangat akrab walau baru beberapa kali bertemu.
"Netta sudah datang toh." Ucap Yilia, ia menghampiri ke ruang Tv dan duduk di samping putra satu-satunya itu.
"Iya Tante. Tante apa kabar?" Sahut Netta menghampiri Yilia.
"Kamu sudah makan siang?" Tanya Yilia.
"Sudah Tante, tapi kalau mau mengajak makan siang lagi boleh juga." Balas Netta sambil terkekeh.
"Yasudah yuk, Joan ajak Tiara makan siang." Ucap Yilia. Ia mengajak Netta untuk menuju ruang makan lebih dulu.
Tak lama Joan dan Tiara pun menyusul keduanya yang sudah siap di meja makan. Joan membantu Tiara duduk di sampingnya. Seperti biasa, Joan mengambilkan beberapa lauk pauk dan menaruhnya di piring Tiara. Gadis cilik itu mulai memakan makan siangnya walau masih tidak terlalu lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD DADDY (END)
General FictionJoan Delion pria berusia 37 tahun selain jabatannya sebagai Presiden Direktur dari Delion's Group, ada status yang lebih berarti menurutnya yaitu sebagai seorang 'papa' dari putri kecilnya Tiara. Memiliki putri kecil yang sangat cantik membuat hari...