Joan berlarian memasuki lorong rumah sakit, begitu sampai di UGD ia segera meletakan Tiara yang digendongnya keatas tempat tidur yang kosong.
"Apa yang terjadi dengan pasien?" Tanya seorang dokter pria.
"Tidak tahu, saat saya temukan sudah tidak sadarkan diri." Jawab Joan dengan wajah yang terlihat gusar, napasnya masih memburu.
Sang dokter mulai memeriksa Tiara, sementara perawat di samping dokter itu mulai membersihkan luka Tiara, mengecek suhu tubuhnya dan memasangkan infus.
Saat dokter sedang memeriksa Tiara, Joan mengeluarkan Hp nya dan menghubungi seseorang.
"Sepertinya kamu harus memperluas parkiran rumah sakit ini, aku harus ke gedung sebelah agar bisa parkir." Ucap Stev dengan napas terengah.
"Bagaimana dengan anak itu?" Lanjutnya.
"Tidak tahu, masih diperiksa." Balas Joan.
Tidak lama orang yang Joan hubungi pun menghampirinya dengan sambil berlari. "Ada apa?" Tanya seorang wanita dengan jubah putih yang melekat pada tubuhnya.
"Bisa kakak periksa anak itu." Ucap Joan sambil menunjuk kearah Tiara.
Wanita itu melihat kearah anak kecil yang sedang di periksa.
"Tenang saja dokter yang sedang menanganinya sangat kompeten. Tapi siapa anak itu?" Tanya wanita itu, Jivia Delion kakak dari Joan.
"Anakku." Sahut Joan.
"Oh." Balas Jivia.
"APA?!! ANAKMU??!" Teriak Jivia begitu menyadari ucapan Joan, kedua bola mata Jivia membulat sempurna.
Beberapa perawat dan dokter yang sedang memeriksa ataupun berlalu lalang di UGD langsung berhenti dan menatap heran kearah Jivia.
"Sebenarnya aku juga tidak yakin, karena itu aku minta tolong kakak untuk lakukan tes DNAku dengan anak itu." Jelas Joan.
Jivia menatap tidak percaya pada adik satu-satunya itu.
"Aku mohon." Lanjut Joan, karena Jivia tidak kunjung menjawab permintaanya.
"Baiklah, kamu hutang penjelasan yang lebih detil padaku." Sahut Jivia.
....
Joan mengeliat dari tidurnya, ia langsung mengubah posisi menjadi duduk saat menyadari jika matahari telah bersinar. Joan menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar rawat ini. Setelah pemeriksaan semalam dan dokter mengatakan selain luka lebam karena pukulan, Tiara mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi, Joan meminta dokter agar Tiara dirawat serta meminta untuk pemeriksaan lebih lanjut karena ia takut terjadi hal yang tidak diinginkan pada Tiara. Memang Joan belum benar-benar bisa memastikan jika Tiara adalah anaknya, tapi entah kenapa ia tidak bisa menahan rasa peduli dan tidak teganya saat melihat kondisi Tiara, karena itulah Joan rela untuk tidak masuk kerja hari ini.
Begitu keluar dari kamar mandi dengan tampilan yang lebih segar, Joan menghampiri tempat tidur Tiara. Gadis cilik itu sudah bagun sejak tadi, namun matanya hanya menatap kearah luar jendela. Joan mengelus kening Tiara, dan membenarkan selimut yang menutupi tubuh Tiara hingga sampai sebatas leher.
"Apa kamu membutuhkan sesuatu?" Tanya Joan, namun Tiara tidak menyahut gadis cilik itu terus saja menatap kearah luar jendela.
"Apa kamu mau jalan-jalan keluar?" Tanya Joan lagi, namun Tiara tetap tidak memberikan respon.
Klek....
Joan menoleh kearah pintu kamar rawat, dan disana terlihat Jivia dengan jas putihnya memasuki kamar rawat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD DADDY (END)
General FictionJoan Delion pria berusia 37 tahun selain jabatannya sebagai Presiden Direktur dari Delion's Group, ada status yang lebih berarti menurutnya yaitu sebagai seorang 'papa' dari putri kecilnya Tiara. Memiliki putri kecil yang sangat cantik membuat hari...