Chapter 18

3.3K 258 5
                                    

Seminggu sudah berlalu, namun kondisi Tiara tidak menujukan kemajuan yang signifikan. Joan pun sudah berdiskusi dengan Dokter Andi, dan tidak seperti yang ia harapkan. Ia bisa saja membawa Tiara untuk berobat ke Singapore, namun kemungkinan untuk sembuh tetap sama, bahkan kemungkinan resiko selama perjalanan jauh dapat membahayakan kondisi Tiara.

Karena itu, terpaksa Joan mengurungkan niatnya untuk membawa Tiara ke Singapore, dan tetap menjalani pengobatan di Indonesia.

Dan selama satu minggu ini juga, kedua keponakannya tidak pernah absen untuk mengunjungi Tiara.

Joan sangat bersyukur untuk hal itu, setidaknya meski kondisinya tidak baik-baik saja, senyum Tiara tidak pernah luntur.

Berkat Wegan dan Volen juga, sekarang Tiara sudah mulai belajar menulis, meski tidak cepat paham seperti kebanyakan anak lainnya, tapi setidaknya sudah ada satu kemajuan lain dari Tiara.

Joan pun sengaja membeli beberapa alat tulis dan buku yang bisa digunakan Tiara, saat waktu luangnya agar tidak bosan.

Kini Joan sedang menemani Tiara yang masih semangat belajar menulis. Sesekali ia juga melihat acara tv yang sengaja ia biarkan menyala.

Ia mengulas senyumnya, begitu melihat senyum Tiara saat berhasil menulis satu baris kalimat.

'Tiara sayang Papa'

Satu kalimat berjuta makna untuknya. Joan mengelus pipi Tiara, membuat gadis cilik itu menoleh kearahnya.

"Papa juga sayang Tiara." Ucapnya.

Senyum Tiara semakin mengembang, hingga menampilkan deret giginya dan matanya pun ikut menyipit.

Klek..

"Pagi Tiara." Sapa perawat yang biasa memeriksanya.

"Wah, sarapan Tiara hari ini habis ya." Lanjutnya saat melihat mangkuk bubur yang sudah kosong.

"Tiara minum obat dulu ya." Tambahnya.

Tiara menepuk tangan Joan, wajahnya mendadak berubah masam. Memang Tiara sangat tidak suka saat dia harus minum obat, karena ia akan merasa mengantuk hingga beberapa jam kedepan.

"Minum obat dulu ya Sayang." Ucap Joan sambil menggeser tubuhnya. "Tiara mau ke pantai kan?"

Tiara mengangguk.

"Karena itu Tiara harus minum obat, biar cepat sembuh, nanti Papa ajak Tiara ke pantai."

Akhirnya Tiara mengangguk lesu, perawat tadi membantu Tiara meminum obatnya.

"Sudah selesai." Ucap perawat itu, ia pun langsung undur diri.

"Sekarang Tiara bobo dulu ya, nanti kalau Kak Wegan sama Kak Volen udah dateng Papa bangunin." Ucap Leon sambil membantu Tiara merebahkan dirinya.

Setelah membenarkan selimut Tiara dan mengecup kening putrinya. Joan membereskan buku serta alat tulis yang Tiara gunakan tadi. Lalu ia menuju sofa dan mulai menyalakan laptopnya.

Beberapa hari belakangan ini, ia mulai kembali mengerjakan beberapa pekerjaannya yang harus tertunda karena kondisi Tiara.

Meski begitu, ia hanya mengerjakan pekerjaan yang biasa ia lakukan dari rumah sakit. Sedangkan pekerjaan yang harus di tangani langsung sudah ia berikan pada orang kepercayaannya, atau kadang sang Papa ikut membantunya.

Klek...

"Tumben kesini?" Tanya Joan pada sosok yang berjalan menghampirinya.

"Ck. Begitu banget sih. Aku kesini karna mau nengok Tiara." Sahut Pria itu.

GOOD DADDY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang