Tiara terlihat begitu girang memainkan boneka barbie yang baru saja dibelikan Jivia. Sesekali ia menyisir rambut barbie itu, kemudian menguncirnya. Lalu tidak lama melepaskan kunciran itu untuk mengganti model ikatannya.
Dua hari sudah berlalu sejak Tiara dirawat. Joan bisa sedikit lega karena kondisi Tiara semakin membaik, bahkan siang ini Tiara sudah dijadwalkan untuk menjalankan fisioterapinya.
Joan merasa sangat senang, karena ia ingin Tiara bisa segera pulih. Dan menjalani harinya seperti biasa lagi. Selama dua hari ini juga Tiara tetap menjali lesnya dengan Terre, walau awalnya Joan melarang tapi Tiara bersih keras, gadis cilik itu bahkan sampai mengambek dengan terus menangis, jadilah mau tidak mau Joan terpaksa menurutinya.
Setidaknya ia ikut senang, karena Tiara terlihat sangat bahagia saat sedang bersama dengan Terre. Bahkan keduanya seolah tidak bisa terpisahkan.
Joan bisa menebak mungkin Tiara mulai merasa nyaman dengan Terre. Ia bisa mengetahui hal itu karena ia juga merasakan hal yang sama.
Gadis itu terlihat berbeda dimatanya, bahkan sifat kekanakannya pun mampu membuat Joan merasa gemas.
Joan meletakan sekotak susu yang dibawanya pada Terre. Tanpa memperdulikan tatapan bingung gadis itu, Joan segera menghampiri Tiara yang masih asik dengan barbienya, sesekali ia juga ikut menguncir rambut barbie itu hingga membuat Tiara menatap kesal pada hasil ikatanya yang tidak begitu rapi.
Klek...
Joan menatap kearah pintu, seketika senyumnya mengembang saat melihat kehadiran kedua orang tuanya. Joan segera menepuk lengan Tiara lalu menujuk kearah Yilia dan Harvey. Senyum Tiara pun ikut mengembang begitu melihat kedatangan nenek dan kakeknya.
"Om, Tante." Sapa Terre.
"Loh Terre, kamu tidak kuliah?" Tanya Yilia.
"Tidak Tante, tidak ada kelas. Jadi mampir kesini." Sahut Terre.
"Gimana kondisi Tiara hari ini? Apa sudah mendingan?" Tanya Yilia.
"Iya, hari ini dia juga sudah ada jadwal untuk fisioterapi." Sahut Joan.
"Kalau begitu sebaiknya kamu makan dulu, ajak Terre sekalian. Biar papa sama mama yang jaga Tiara." Ucap Harvey.
Joan mengangguk. "Papa makan dulu ya." Ucapanya pada Tiara, gadis cilik itupun tersenyum dan mengangguk.
"Ayo." Ajak Joan pada Terre.
"Eh iya. Om, Tante. Terre makan sebentar ya." Pamit Terre.
***
Joan meringis saat melihat Tiara meringis menahan sakit. Kali ini Tiara sedang menjalani fisioterapynya.
Tiara sedang menerima latihan untuk melenturkan kembali otot-otot kakinya.
Cukup lama ia melakukan peregangan dengan bantuan dokter ahli."Tiara mau coba berdiri?" Tanya dokter wanita itu sambil menatap Tiara. Dokter bernama Rasya itu memang sudah mengetahui tentang kondisi Tiara, karena itu ia selalu memastikan Tiara sedang menatapnya jika ia sedang bicara.
Tiara mengangguk pelan. Rasya memapah Tiara untuk berdiri, walau hanya bertahan selama beberapa detik namun ini sudah termasuk kemajuan yang luar biasa.
Setengah jam berlalu, Tiara selesai dengan fisioterapy nya hari ini. Joan mendorong kursi roda Tiara. Meski baru latihan ringan, setidaknya Joan sudah bisa melihat kemajuan Tiara.
Begitu sampai di kamar rawat Tiara, Joan memindahkan Tiara pada tempat tidurnya. Ia mengambil tissue untuk mengelap keringat pada kening Tiara.

KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD DADDY (END)
General FictionJoan Delion pria berusia 37 tahun selain jabatannya sebagai Presiden Direktur dari Delion's Group, ada status yang lebih berarti menurutnya yaitu sebagai seorang 'papa' dari putri kecilnya Tiara. Memiliki putri kecil yang sangat cantik membuat hari...