RAEHAN RADJIMAN

48 3 0
                                    

Ddrrrr.... Dddrrrr ....

'Nomor tidak dikenal' tertulis dilayar handphone Rasti, sudah kedua kali nama itu tertulis dilayar hp Rasti

"Halo" sapa Rasti di telepon

"Halo, apa benar dengan Rasti ?" jawab suara dari seberang

"Iya benar, dengan siapa ini ?"

"Ini Raehan"

"Oh iya Raehan" jawab Rasti sambil membereskan alat-alatnya setelah memeriksa pasien dan dengan nada yang sedikit meninggi

"Kok lama telponnya baru direspon?"

"Maaf, soalnya saya pikir tadi orang iseng"

"Biasa emang ada yang iseng ya nelponin kamu ?"

"Hehe ngga juga sih, ada apa Raehan telpon?" Rasti menjawab dengan sedikit tersenyum dan sambil beranjak untuk duduk di koridor igd

"Cuma mau dengar suaranya aja"

"Aah ?"

"Mau ngasih tau jam buat tandatangan kontrak besok"

"Oh iya jam berapa ?"

"Sekitaran jam 5, bisa?"

"Sore?"

"Iyalah neng, masa jam 5 pagi, subuh dong itu namanya"

"Haha .. Iya deh bisa. Eh draftnya udah dibaca semua ?" Rasti melanjutkan perbincangannya dengan sangat nyaman bersama Raehan

"Belum semua baru ½ halaman, besok pagi ajalah baru di selesaikan biar bisa didiskusikan mana yang bagus buat di revisi"

"Oke baik. Sampai ketemu besok ya"

"Oke. Bye"

Rasti mengakhiri perbincangannya dengan Raehan. Ada aura menyenangkan setelah percakapan singkat dengan Raehan di telepon. Rasti seperti menemukan sosok yang bisa membuatnya nyaman dalam berbicara.

"Yhaa! Terima telpon dari sapa sih, sampe senyum-senyum gitu ?" tegur Eca yang sedari tadi sudah memperhatikan Rasti

"Temen Ca"

"Temen yang mana tuh, baru tau kalau ada yang bisa buat Rasti senyum-senyum terima telpon dari dia"

"Adalah pokoknya, eh kamu dari tadi nguping ya ?"

"Enak aja. Suara kamu terlalu keras untuk seseorang yang lagi bahagia terima telpon, sampai bisa bawa siapa saja datang kemari buat nguping !"

"Hahaha bisa aja, emang senyaring itu suaranya ?"

"Ya ampun ngga percaya amat ni anak dibilangin. Eh tapi kamu beruntung"

"Karena?"

"Coba kalau Agung yang denger telpon kamu tadi, bisa bisa ... ..."

"Apaan sih Ca, ya jangan sampai dia dengarlah"

"Cieeee mulai kan"

"Mulai apa sih ? jangan ngaco deh"

"Emang kenapa coba kalau misal Agung denger ?"

"Ya jangan sampai aja"

"Ada apa sih antara kamu ama agung?" tanya Eca penasaran

"Ngga ada apa-apa Ca, udah jangan buat gossip deh"

"Kalau gitu bisa dong dikasih tau tentang telpon tadi, haha" goda Eca sambil meninggalkan Rasti.

∞ ∞

"Kok berdiri disini ? Nunggu siapa ?" tanya Rasti yang melihat Agung sedang berdiri menyandar di mobilnya

Emergency MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang