KECUPAN YANG TERLUPAKAN

66 2 1
                                    

Rasti menambahkan lipstiknya yang sudah mulai sedikit menghilang akibat terlalu lama menunggu Erlangga dan Eca. Akhirnya sebuah mobil berwarna hitam kini berhenti tepat di depan gedung apartemen Rasti. Disana sudah ada Eca yang melambaikan tangannya dari dalam mobil Erlangga. Dengan menggunakan sandal teplek, Rasti setengah berlari menuju kearah Eca sambil mengangkat bawahan gaun pestanya dan menenteng sepatu pesta di tangan kirinya.

"Kalian kok lama banget sih" omel Rasti

"Sorry, habisnya aku lama berdebat sama suami, untung aja dia akhirnya ngga jadi ikut hihi"

"Jahat kamu Ca, lagian kenapa ngga dibawa aja sih?"

"Jadi kalian mau berduaan aja gitu ?" goda Eca sambil melirik Rasti dan Erlangga

"Ya kalo berdua berarti yang ketiganyakan setan !" alih Rasti yang sedikit canggung

Perdebatan ringan yang terjadi diantara mereka membuat mereka tidak menyadari sudah sampai di tempat acara pernikahan Raehan. Setelah mendapatkan tempat parkir, Rasti kemudian mengenakan sepatu pestanya, Erlangga membukakan pintu mobil dan membantu Rasti turun dari mobil.

"Thank's" ungkap Rasti, dan Erlangga yang kemudian membuka bagasi mobilnya mengambil kado pernikahan Raehan yang sudah mereka siapkan

"Waaaa banyak nih tamunya" ungkap Eca melihat sudah banyak tamu yang datang sebelum mereka. "Eh, berarti orang-orang perusahaan Raehan juga pada datengkan ya?"

"Eca ya pastilah, sejak kapan sih kamu jadi agak lemot gini" jawab Rasti

"Maklumlah bumil ini sudah ngiler pengen makan hehe"

"Ya udah masuk yuk," ajak Rasti pada Angga dan Eca. Setelah menandatangani buku tamu dan meletakkan kado di tempat hadiah, mereka kemudian masuk ke dalam tempat resepsi. Dekorasi pernikahan yang tampak elegan dan sederhana. Sudah banyak tamu yang berdatangan, beberapa diantaranya adalah tamu dari perusahaan Raehan, ada beberapa yang mengenal dan menyapa Rasti.

"Rasti !" teriak Mba Dian yang juga berada pada acara Raehan

"Mba Dian ! udah dari tadi datangnya?" sapa Rasti

"Iya nih, sebelum rame. Soalnya aku barengan ama si bos"

"Pak Idam kalo gitu mana Mba ?"

"Ada tuh disana lagi ngobrol ama beberapa anak kantor Raehan. Eh kamu datang bareng siapa ?"

"Sama Eca dengan Angga, eh ini dia"

"Angga" sapa Erlangga pada Mba Dian.

"Ini Mba Dian, dia manager novel aku"

"Kamu ? Nulis novel ?" tanya Angga yang belum tau pekerjaan kedua Rasti

"He'em .... Oh iya Mba Dian ini Erlangga dia salah satu dokter di tempat aku kerja"

"Hooooo, cakep juga. Hati-hati loh ya" goda Mba Dian pada Angga, Erlangga hanya tersenyum pada Mba Dian

"Okedeh aku kesana dulu ya mau nyapa yang lain" ungkap Mba Dian yang kemudian bergabung dengan tamu undangan yang lain.

"Eca mana ?" tanya Rasti yang tidak menemukan sosok Eca bersama Angga

"Tuh disana udah makan" tunjuk Angga, "Kamu kesana aja duluan aku ambil beberapa makanan dulu"

"Okey", Rasti kemudian menuju ketempat Eca duduk, dideretan tamu undangan VIP

"Kamu ih, bener-bener ya" tegur Rasti pada Eca

"Laper tau, lagiankan tujuan kesini emang sebenernya pengen makan"

"Ya ampun Eca,udah mau anak 2 kelakuan ngga berubah", bersamaan dengan omelan Rasti itu, Erlangga kemudian datang dan duduk di sebelah Rasti dengan membawa piring yang berisikian beberapa kue

Emergency MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang