YANG SEBENARNYA

58 2 0
                                    

Agung Satria Putra. Nama yang berkali-kali Rasti tulis pada kertas coret-coretannya.

"Duh,segitunya ya" suara Eca memecah lamunan Rasti

"Ngga sengaja kali"

"Tapi ngomong-ngomong Agung ngga keliatan dari tadi. Emang dia kemana ?"

"Hah ? Daritadi aku juga belum ada ketemu"

Rasti kemudian mengambil handphonenya dan mencoba untuk menghubungi Agung.

"Ngga diangkat" jawab Rasti dengan nada kekecewaan

"Nyari dokter Agung ya ?" sela Shelli kemudian

"Emang kamu tau Agung kemana ?" tanya Eca pada Shelli

"Kalau ngga salah sih tadi ke Rs. Medika apa gitu"

"Ngapain ?"

"Kalau ngga salah sih buat pelatihan ER gitu di luar negeri"

"Serius ? Kok ngga tau kabar ginian sih"

"Ya pelatihannya kan buat kepala IRD, jadi kemarin dokter Agung ambil karena kebetulan juga beliau mau tuh" jelas Shelli

Rasti hanya terdiam dengan penjelasan Shelli. Ternyata selama ini dia bukan apa-apa disisi Agung. Sampai hal inipun ia harus tau dari orang lain yang notabene adalah saingannya.

"Ya sudah sana, kamu selesaiin kerja kamu. Makasih loh penjelasannya" ungkap Eca pada Shelli

"Ras ... Ras !" panggil Eca yang melihatnya itu penuh dengan tatapan kosong

"Hm apa Ca ?" jawab Rasti

"Udahlah, jangan dipikirin belum tentu Agung pergi kan. Sebaiknya kamu tanya langsung aja sama orangnya nanti"

"Iya. Hm .. aku beli kopi dulu ya Ca" jawab Rasti tersenyum sambil meninggalkan Eca.

Tanpa sadar Eca kemudian berpapasan dengan Prof. Hadar, Omnya.

"Om !" teriak Rasti

"Iya, ada apa Ras ?"

"Om apa benar Agung mau pergi ke pelatihan ?"

"Loh kamu belum di beritahu sama Agung ? Hm kita bicara diruangan Om saja"

Rasti dan Om Hadarpun akhirnya menuju ke ruang kerja Om Hadar. Layak seperti pembicaraan serius yang akan mereka perbincangkan

"Jadi sebenarnya Om itu ngga memaksa Agung untuk pergi, toh juga jabatan kepala IRD sebenarnya bukan Om juga yang merekomendasikan" jelas Om Hadar

"Maksud Om ?"

"Kepala IRD itu atas keinginan Agung sendiri karna dia tau kalau unit kamu sekarang di IRD"

"Alasannya ?"

"Entahlah, dia sendiri yang tiba-tiba minta untuk diberi jabatan di IRD"

"Pelatihannya berapa lama om ?"

"Yaa hitungan 3 bulan aja paling, kalaupun dia mau lanjut ambil jurusan itu lagi ya paling tidak 2 tahun"

Rasti kembali merengut mendengar penjelasan Om Hadar

"Belum tentu juga Agung lanjut ambil sekolah, kamu jangan cemberut gitulah. Tapi bukannya acara kamu dan Agung mau dipercepatkan ?"

"Agung masih belum mau Om" jawab Rasti dengan nada datar

"Loh .... ... ya sudah nanti Om bantu bicara sama Agung biar kalian bisa diskusi dulu sebelum dia ambil keputusan"

"Ngga usah Om, biar Rasti aja yang langsung sampaikan ke Agung. Rasti permisi dulu Om"

Emergency MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang