Hari pembukaan klinik Ibu Rasti tiba, kini Rasti sedang panik karena belum mendapatkan ide mengajak Agung keacara Ibunya.
"Kenapa dok?" tanya Erlangga yang tiba-tiba lewat didepan Rasti
"Hmm, mau nanya sesuatu, boleh ?", Erlangga kemudian menngangguk
"Kamu kalau mau ngajak orang biasanya pakai alasan apa ?"
"Kenapa mesti beralasan, kalau mau ajak ya tinggal ajak aja"
"Maksudnya tuh, gini .... Hemm, kamu mau ngajakin orang buat ketemuan sama seseorang yang udah lama ngga pernah ketemu dan hubungan mereka tuh ngga baik"
"Kalau aku sih langsung dibawa aja ketempatnya"
"Huuh, seandainya orang itu kamu, yang ngga banyak pertanyaan mungkin bisa"
"Mau ajak dokter Agung ya ?" tanya Erlangga yang kini menyamakan tingginya dengan Rasti sambil memegang kepalanya. Sehingga jarak mereka menjadi dekat.
"Egghm !" terdengar suara Agung sedang berdehem, menyinggung adegan Rasti dan Erlangga
"Ngga usah pusing dok, nanti juga orangnya tau sendiri maksud dari ajakannya itu apa" ungkap Erlangga yang menyadari kehadiran Agung
"Oh ya dok, dokter Rasti dari tadi nungguin tuh dok" jelas Erlangga yang berbalik kearah Agung
"Kamu apaan sih" bisik Rasti pada Angga karena belum siap memberikan alasan untuk mengajak Agung pergi ke acara Ibunya
"Ikut sini !" Agung kemudian menarik Rasti masuk keruangannya
"Aduh duh, sakit" jerit halus Rasti yang merasa genggaman Agung sedikit keras
"Ada apa sama tuh anak ?" tanya Agung dengan jutek
"Ngobrol"
"Ini di IGD kenapa mesti ngobrol segitunya, ngga bisa tahan sampe shift berakhir apa"
"Ngomong apaan sih, ya terserah gue dong mau gimana ngobrol sama Angga mau nempel kaya perangko ama amplop ya itu terserah kita"
"Liat kondisi dong, IGD lagi banyak pasien, bisa-bisanya kalian ngobrol berduan gitu"
"Haah ..." Rasti menhembuskan nafas panjang, menstabilkan emosinya
"Denger ya Agung Satria Putra, gue itu lagi minta saran buat ngajakin kamu keluar, bukan berdebat. Okey"
"Gue mau keluar sama Naila, emang mau kemana ?"
Mendengar jawaban Agung itu, Rasti menjadi kesal dan mengurungkan niatnya mengajak Agung pergi ke acara Ibunya
"Ngga usahlah, ngga penting !" jawab Rasti yang langsung keluar dari ruangan Agung dengan kesal.
"Ras ... Ras ..." Agung berusaha menahan Rasti tetapi suasana IGD yang tampak agak sedikit ramai dengan beberapa pasien membuat Agung tidak dapa meneruskan panggilannya.
Erlangga yang menyadari itu, kemudian menghampiri Rasti
"Gimana ? berhasil ?" tanya Angga, Rasti menjawab dengan menggelengkan kepalanya
"Ngga bakalan lagi gue ngajakin dia" bisik Rasti kesal.
"Gimana kalau gantinya aku yang nemenin ?", Erlangga menawarkan dirinya untuk pergi bersama Rasti
'Apa yang salah, toh Agung ngga anggap gue pasangannya lagi kan ?', pikir Rasti
"Boleh" jawab Rasti
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Mate
RomantikRasti mengalami kejenuhan dalam kesehariannya. Ia adalah seorang dokter dan memilih pekerjaan sampingan menjadi seorang penulis novel bergenre romantis. Padahal Rasti memiliki pengalaman kurang bahagia dalam urusan percintaan. apakah Rasti dapat be...