Sinar matahari yang menembus celah-celah tirai di kamar apartemen milik Rasti, memaksa masuk dan memberikan kesan menyilaukan,membuat Rasti terbangun. Perlahan ia membuka matanya, dan kembali memperhatikan sebuah benda berkilau yang kini melingkar dijari manisnya. Ia masih merasa tak percaya dengan apa yang sudah terjadi.
Drrr ... Drrr .... Ponsel Rasti bergetar
"Halo"
"Morning", sapa suara itu dari kejauhan
"Morning", jawab Rasti lembut sambil tersenyum simpul
"Baru bangun ?", tanya suara itu lagi dari kejauhan
"Iya, baru banget. Kamu udah berangkat ?"
"Belum, nungguin kamu. Buruan mandi, ditunggu dibawah ya"
"Okey"
Pembicaraan singkat via tepon itu membangkitkan semangat Rasti untuk segera menuju ke kamar mandi. Setelah tidak beberapa, mandi, berdandan, iapun siap untuk berangkat. Diloby apartemen sudah ada Agung yang menunggunya.
"Tumben cepet", goda Agung
"Syukur dong, daripada dilamain nunggunya"
"Iya iya. Berangkat ?"
"Yuk"
Merekapun berangkat dengan menggunakan kendaraan milik Agung yang kini sudah terparkir tepat di dekat pintu masuk apartemen.
"Kamu hari ini mau ngapain ?", tanya Rasti selama berada dalam perjalanan menuju ke Rs.
"Kerja ?"
"Bukan, ish kerja mulu"
"Ya apalagi. Nyusun berkas, cek berkas, visite, poli"
"Makan siang bareng yuk ntar"
"Segitu pengennya makan sama aku", goda Agung
"Ya udahlah ngga usah"
"Gitu aja ngambek. Iya, ntar makan siang bareng"
Rasti membalas dengan senyuman hangat.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Hmm ... menurut kamu ini bagus ngga ?", tanya Rasti sambil memperlihatkan beberapa gaun pada Agung
"Iya bagus"
"Kalau yang ini ?"
"Iya bagus juga", jawab Agung sambil memotong daging yang akan ia santap
"Kok jawabannya gitu, ngga perhatian banget"
"Kamu itu kalau pakai gaun manapun pasti cantik"
"Heemm buaya"
"Loh kok ngatain ?"
"Yakan yang biasa ngomong gitu Cuma si buaya"
"Itu pujian loh, malah di katain"
"ya udah, makasih loh buat pujiannya", goda Rasti
"kamu sudah bilang ke ayah ama ibu ?"
"Belum. Bukanya kita mau ngomong berdua ?"
"Emang iya ya ? kapan aku ngomong gitu ?"
"Heemmm, jadi ngga mau minta ke ayah dan ibu ?"
"Minta ? apanya yang perlu diminta, ya kali kamu udah masuk Kartu keluarga mereka"
![](https://img.wattpad.com/cover/208162433-288-k237038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Mate
RomanceRasti mengalami kejenuhan dalam kesehariannya. Ia adalah seorang dokter dan memilih pekerjaan sampingan menjadi seorang penulis novel bergenre romantis. Padahal Rasti memiliki pengalaman kurang bahagia dalam urusan percintaan. apakah Rasti dapat be...