Segala dekorasi telah terpasang. Hiasan hiasan dihari peresmian Agung dan Rasti telah siap. Rasti yang tengah dalam persiapan, dengan menggunakan gaun berwarna abu-abu berbalut silver sangat cocok di tubuh mungilnya. Kini ia siap untuk menerima peresmian lamaran dari seorang Agung Satria Putra.
Dilantai bawah sudah ada Agung yang tengah menunggu Rasti. Dengan balutan warna baju yang sama, Agung tampak terlihat gagah. Rasti melemparkan senyum bahagianya. Setelah nailamasing-masing jari. Senyum bahaga terpancar dari kedua pasangan ini.
"Selamat ya Bro. Akhirnya hanya Lo yang bisa dapetin dia", ungkap Angga yang tengah menyalami Agung
"Thank you Bro. Gue harap ini bukan berarti kita ngga bisa jadi teman", balas Agung sambil memeluk Angga
"Yeah", jawab Angga sambil tersenyum
"Selamat Rasti, pada akhirnya pilihan kamu ngga pernah lepas dari dia", sambung Naila yang kemudian memberikan ucapan selamat pada Rasti
"Makasih Naila, mudah-mudahan kalian bisa segera nyusul"
Naila dan Angga saling berpandangan. "Yaa kali aja masih ada kesempatan", sambung Naila sambil melingkarkan tangannya pada lengan Angga. Mereka berempat kemudian saling tertawa.
∞ ∞
Pagi ini, tak seperti pagi yang sama. Mood seorang Rasti Triana Ramadhani sangat terpancar. Malam setelah acara peresmian lamarannya ia tampak tak bisa tidur. Tapi keadaan itu tidak menrubah moodnya yang sangat baik.
Ddrrrr ...., telpon genggam Rasti bergetar
"Bentar lagii", ucapnya di telepon
"Jangan kelamaan", jawab suara dari seberang
Setelah selesai mengecek barang bawaannya, Rasti kemudian bergegas turun dari kamarnya, karena Agung telah menunggunya diatas mobil
"Ma, Pa .. Rasti berangkat dulu ya", pamit Rasti pada kedua orangtuanya
"Iya, hati-hati", jawab Ibu Rasti
"Oh iya Ma, ntar Rasti telpon ya buat fitting bajunya"
"Okey sayang"
Rasti kemudian bergegas ke mobil Agung.
"Sorry yaa lama", ungkap Rasti pada Agung sambil napas dengan terengah-engah
"Ngapain aja si Neng, ngga usah dandan kali", jawab Agung yang mulai kesal akibat menunggu Rasti
"Iiih kamu tuh harus belajar sabar dong nungguin aku"
"Emang kenapa ?"
"Loh kan ntar kita bakalan berangkat kerja bareng"
"Siapa bilang ?"
"jadi ngga mau anterin gue kalo udah nikah nanti ? kan tempat kerja kita sama"
"Kamu bawa kendaraan kamu sendiri laah"
"Aguung !!"
"Iya deh, kelarin dululah kegiatan hari ini baru debat"
Agung kemudian menjalankan mobilnya. Perdebatan terus berlanjut sampai mereka berada ditempat fitting baju pernikahan mereka.
"Pokoknya nanti harus bareng", jelas Rasti
"Iya ..iya. terserah kamu aja", jawab Agung yang tidak ingin melanjutkan perdebatan
"Selamat siang Mas Agung dan Mba Rasti", sapa pelayan butik
"Siang, Jeng Vera nya ada ? udah janji mau fitting", jelas Rasti
KAMU SEDANG MEMBACA
Emergency Mate
RomanceRasti mengalami kejenuhan dalam kesehariannya. Ia adalah seorang dokter dan memilih pekerjaan sampingan menjadi seorang penulis novel bergenre romantis. Padahal Rasti memiliki pengalaman kurang bahagia dalam urusan percintaan. apakah Rasti dapat be...