Bulan: Merindukan Matahari

3.4K 636 26
                                    


日食

Dua belas tahun berlalu, Taehyun tumbuh menjadi lelaki pemberani dan tampan. Meskipun ia masih tak bisa menggunakan kekuatan api, namun raja melatihnya cara menggunakan pedang dan beladiri. Ia kini menjadi lelaki yang tangguh. 

Sudah berkali-kali raja memerintahkan orang kepercayaannya untuk mencari sang Matahari, namun semua nihil. Mereka selalu pulang dengan tangan kosong setelah berbulan-bulan mencari dan menghabiskan banyak biaya.

Hari ini, tim kepercayaan raja yang ke-14 kembali ke istana. Mereka menghadap raja dan melapor, tentunya tiada hasil yang mereka bawa.


日食

"Latihan kali ini cukup."

"Huh ... terima kasih Panglima Yeonjun," ucap Taehyun.

Seorang lelaki bernama Yeonjun mendekat dan memberikan sepotong mangga sebagai pengganjal perut sementara. "Kau sudah banyak berkembang, Taehyun," puji Yeonjun.

Taehyun tersenyum. "Itu semua juga berkat bantuanmu Kak Yeonjun. Ngomong-ngomong, aku dengar hari ini tim 14 pulang?" tanyanya.

"Ah, iya ... tapi mereka tak membawa hasil apa-apa," kata Yeonjun seraya memotong mangga. Ia tak berani menatap mata Taehyun karena merasa tak enak dengannya.

"Hanya tinggal dua tahun, apakah cukup?"

Taehyun menatap Yeonjun dengan mata penuh harap. Yeonjun menoleh, ia tersenyum. Dielus pelan pundak Taehyun untuk menyalurkan semangat. Yeonjun berkata, "Tenanglah ... Raja pasti akan melakukan yang terbaik Taehyun, pasti bisa."

Taehyun hanya tersenyum kecut. Sulit baginya untuk menjalani takdir sebagai sang Bulan. Meskipun badannya menjadi lebih kuat sekarang, namun tetap saja lemah. Setiap malam, ia hanya memandangi bulan dan berharap segera dipertemukan dengan mataharinya.


日食

Malam telah tiba. Saat memandangi bulan dari jendela kamarnya, sebuah ide masuk ke dalam pikiran Taehyun. Iapun bergegas keluar menuju kamar raja. 

"Ayahanda? Bisa kita berbicara sebentar?" kata Taehyun di depan pintu ayahnya.

Sang Raja mendengar, lalu membuka pintu dan bertanya, "Ada apa?"

Raja menatap wajah anaknya sebentar, lalu berjalan masuk ke dalam kamar.

Taehyun melangkah mengikutinya dari belakang, dan berhenti tepat dibelakang raja. "Ayah, izinkan aku mencari matahari sendiri," kata Taehyun dengan percaya diri.

"Tidak!" jawab ayahnya.

"Aya‒"

"Sekali Ayah berkata tidak, itu titah!" bentak ayahnya sambil berbalik badan. Matanya nyalang, namun sesungguhnya menyimpan banyak rasa takut kehilangan.

Taehyun terdiam. Hatinya menahan sejuta amarah yang membuatnya ingin meledak. ia menatap ayahnya dingin, sementara tangannya sedikit mengepal.

"Apakah Ayah merasakan apa yang aku rasakan? Apakah Ayah tau penderitaanku selama ini? Apa gunanya aku berlatih jika hanya untuk menjadi tak berguna?" tanyanya.

"Taehy‒"

"Aku lelah! Selalu dikurung di kerajaan agar orang-orang tidak tahu bahwa aku pengendali air!" Air mata mulai menetes dari matanya yang indah, mengalir menuju pipi dengan sempurna.

"Aku juga lelah terus-terusan merasakan sakit yang tidak jelas ini! Aku lelah dengan hidupku, Ayah!" lanjutnya seraya memejamkan mata menahan sesak yang nyata di dalam dadanya.

"Kadang aku berpikir untuk mengakhiri hidupku ini, tapi aku tidak mau Ibunda bersedih, aku juga tak mau Panglima Yeonjun kecewa denganku!"

Hancur, perasaannya benar-benar hancur. Kebesaran hati yang telah ia bangun sejak lama telah runtuh. Nyatanya, ia hanya ingin merasa berguna dan lelah menghadapi semua penderitaan.

Ayahnya terdiam, tak sanggup melihat putra kesayangannya terluka. Ia hanya melihat ke arah jendela kamar lalu berbalik badan membelakangi anaknya.

"Pastikan kau membawa cukup bekal untuk kepergianmu lusa," kata sang ayah. Taehyun terdiam, masih mencerna perkataan ayahnya. Takut-takut ia salah dengar, ia bungkam. "Silakan cari mataharimu dengan Panglima Yeonjun lusa," lanjut ayahnya.

Taehyun tak menyangka akan jawaban ayahnya. Ia mengusap air matanya dengan kedua telapak tangannya. Bibirnya menampilkan senyum kecil bahagia. Ia membungkukkan badannya sebagai ucapan terima kasih.

"Terima kasih Ayah, terima kasih!"


日食

Solar Eclipse | TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang