Musik on, siapkan bantal
日食
Mawar, lavender, aster, dan lili jadi hiasan cantik yang memenuhi setiap sudut istana. Makanan manis berjejer rapi di atas meja, tampak menggoda mata siapapun untuk menyantap. Raja-raja tiba dengan permaisurinya, duduk rapi di kursi-kursi yang telah disiapkan. Rakyat satu per satu hadir, tak sabar melihat raja mereka melepas masa lajangnya.
Ayah dan Ibu Taehyun duduk berdampingan di kursi, tersenyum haru menantikan anak mereka muncul. Mata Ayahnya berkaca-kaca. Ingatannya kembali pada memori kecil saat Taehyun masih berusia belia, berlari-lari dengan mainan pedang kayu kecilnya sambil mengatakan, "Ayah! Ayo main pedang!" masa-masa indah yang tak akan terlupakan.
Ibu Ratu paham, ia menoleh dan menggenggam tangan suaminya dengan senyum teduh yang terpatri di wajahnya. Bibirnya di dekatkan dengan telinga sang Raja lalu berkata pelan, "Anak kita sudah dewasa." Kalimat singkat yang mampu menambah rasa haru sang Raja.
Sementara itu, di dalam kamar tampak seorang pemuda yang baru selesai dirias oleh para pelayan kerajaan. Rambutnya hitam, dihiasi bunga mawar putih sebagai simbol kemurnian, menjadi pengingat akan sebuah pernikahan yang suci. Matanya indah berkilau, mungkin bisa mengalahkan gemerlap bintang di angkasa.
Taehyun tersenyum, menatap Beomgyu penuh damba. Ia menyentuh lembut pipi si Matahari dengan jarinya, lalu ia ulurkan tangannya membantu Beomgyu berdiri.
"Cantik." puji Taehyun saat Beomgyu berdiri di hadapannya. Beomgyu sampai merona mendengarnya. Setelah bertatapan satu sama lain sebentar, mereka mulai berjalan beriringan meninggalkan kamar.
日食
Berbalutkan busana kebesaran istana berwarna hitam, Taehyun tampak gagah memasuki ruangan. Bersama Beomgyu di sebelahnya yang memakai baju putih, terlihat sempurna dengan mawar putih di kepalanya.
Keduanya berjalan menuju tengah-tengah ruangan, tempat yang telah disediakan piranti untuk upacara pernikahan. Diiringi dengan suasana haru dan sakral, semua ritual pernikahan satu per satu dijalani. Rona kebahagiaan terlihat di wajah keduanya. Tak hanya keluarga, para tamu yang hadir juga merasa bahagia melihatnya.
Ritual telah selesai, janji sehidup semati telah terucap. Taehyun dan Beomgyu telah resmi menjadi pasangan yang memiliki ikatan suci. Kutukan yang mengikatnya hilang bersamaan dengan memudarnya tanda lahir simbol bulan dan matahari di leher belakang mereka masing-masing.
Acara lalu dilanjutkan dengan pesta dan makan bersama. Soobin datang mendekati si pengantin baru, memberikan pelukan hangat untuk adiknya yang kini tak lagi lajang. "Si Kecil melangkahiku rupanya." kata Soobin dalam pelukannya. Beomgyu tertawa kecil dan berkata, "Maaf, Kak. Ternyata jodohku datangnya lebih dulu."
Di lain sisi, Taehyun tengah dikejutkan dengan Yeonjun yang mendadak muncul di depannya. Yeonjun memeluknya sambil berkata jahil, "Kau tidak perlu diajari untuk urusan ranjang, 'kan?"
Seketika Taehyun kaget dan memukul pelan perut Panglima. Yeonjun hanya tertawa nakal lalu melepaskan pelukannya.
Soobin yang telah puas berbicara dengan Beomgyu kini mendekati Taehyun. Ia tatap dari bawah ke atas badan tegap Taehyun, lalu menepuk bahu si Adik Ipar.
"Tolong jaga Adikku. Jangan buat dia bersedih, jangan buat dia menangis. Jika suatu saat kau membuat Adikku terluka ... lawanmu adalah aku." kata Soobin. Terdengar seperti ancaman, namun Taehyun tahu bahwa itu adalah bentuk rasa sayang Soobin terhadap Beomgyu.
Sementara itu, masih dengan sisi jahilnya, Yeonjun tengah berbisik-bisik dengan Beomgyu.
"Nanti cobalah macam-macam gaya dengannya, aku tidak yakin akan pengalamannya karena hidupnya hanya untuk berlatih. Mungkin kau harus sedikit nakal, tapi dia pasti cepat belajar." kata Yeonjun yang berhasil membuat wajah Beomgyu merah.
Pesta pernikahan berlangsung meriah. Semua orang bersuka cita menyantap makanan yang disediakan oleh kerajaan. Beberapa raja dari negara lain tampak bahagia memberi selamat kepada Ayah Taehyun.
Beomgyu menatap Taehyun yang berdiri di sampingnya. Ia tersenyum mengingat fakta bahwa mereka telah resmi menikah. Berharap mereka akan bahagia, Beomgyu menggenggam jemari Taehyun. Taehyun tersenyum, lalu bertanya lembut, "Ada apa?"
Beomgyu menggeleng dan menjawab, "Tidak ada, aku hanya bahagia akhirnya bisa menikah denganmu."
日食
Dua minggu berlalu semenjak hari pernikahan. Kini hari sudah menunjukkan waktu makan siang, namun Beomgyu masih sibuk berada di ruang tabib. Setelah memasukkan semua bahan ramuan yang ingin dibuatnya, Beomgyu mulai menumbuknya hingga lembut.
Tak ada aba-aba apapun, tiba-tiba tangan kekar sang suami memeluk Beomgyu dari belakang. Hembusan napasnya yang berat begitu terasa geli di telinga Beomgyu. Taehyun memejamkan matanya sembari menghirup aroma mawar tubuh Beomgyu yang selalu menjadi penenangnya.
Semenjak menikah, Taehyun merasakan efek yang luar biasa, tak jauh berbeda dengan Beomgyu. Badan mereka kini terasa lebih kuat dan cepat pulih dari luka. Mungkin karena kutukan mereka yang musnah saat menikah. Mereka kini bebas melakukan apapun tanpa khawatir hal-hal buruk terjadi kembali.
Taehyun mengecup pipi si Matahari, menimbulkan senyum cantik dari wajahnya. Mata Beomgyu masih fokus melihat ramuan yang baru ia tumbuk, tak mau terganggu walaupun afeksi dari Taehyun sangat menyenangkannya.
Tak suka didiamkan, Taehyun lalu mencium bibir mungil Beomgyu. Memberikan afeksi lebih yang membuatnya candu, menyesap rasa surga dari bibir si cantik. Tangan Beomgyu berhenti menumbuk, kini melingkar apik di leher Taehyun. Bibir mereka terus beradu, menyalurkan rasa sayang yang menggebu-gebu. Setelah dirasa cukup kehabisan napas, mereka menghentikannya dan bersitatap tersenyum satu sama lain.
"Aku merindukanmu." kata Taehyun.
Beomgyu menatapnya dengan sedikit heran. "Kita bahkan bertemu saat sarapan tadi, Yang Mulia." keluh Beomgyu.
Taehyun merengut, "Sudah ku katakan untuk tidak memanggilku 'Yang Mulia' saat kita sedang berdua 'kan, Sayang?" katanya. Beomgyu tersenyum, mengangguk menanggapi pertanyaan retoris suaminya. Tangannya tiba-tiba digenggam saat ia ingin kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Ada apa, Sayang?" tanya Beomgyu.
"Ini sudah waktunya makan siang. Aku ingin disuapi." jawab Taehyun
"Baiklah." jawab Beomgyu.
Tak lama setelah Beomgyu mengatakan itu, ia terkejut karena Taehyun tiba-tiba menggendongnya menuju ruang makan. Wajah Beomgyu merona karena malu dilihat oleh penghuni kerajaan yang tak sengaja berpapasan dengan mereka.
Taehyun setiap hari sibuk mengurus kerajaan, sedangkan Beomgyu mengurus orang tua Taehyun bersamaan dengan pekerjaannya meracik obat. Namun, Taehyun akan selalu menyempatkan diri untuk menjemput sang terkasih saat waktu makan siang dimulai, menggendongnya hingga ke ruang makan.
日食
Author's note:
Hai, terima kasih sudah membaca sampai bab ini. Ini bukan bab terakhir, namun tak terasa sebentar lagi Solar Eclipse akan memasuki penghujung halaman. Jadi, aku ucapkan banyak-banyak terima kasih kepada kalian yang sudah setia menunggu setiap chapter-nya, sudah memasukkan buku ini ke library atau daftar bacaan kalian, sudah membaca, serta sudah memberikan vote dan komentar, aku sangat berterima kasih atas apresiasi kalian. 💕💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Solar Eclipse | Taegyu
FanfictionPutra mahkota Kang Taehyun ditakdirkan sebagai sang Bulan sejak lahir. Ia harus menikahi sang Matahari sebelum bulan purnama ketiga tahun naga api, atau ia akan mati. Berhasilkah ia menikahi sang Matahari sebelum waktunya berakhir? Genre: Boys Love...