日食
Bulan bersinar, berteman cantik dengan bintang yang gemerlap. Jangkrik-jangkrik bersenandung riang mengisi malam. Suara hembusan angin yang menabrak dedaunan, menambah lelap tidurnya para manusia.
Beomgyu terlelap dalam dekapan Taehyun sedari tadi. Kedua tangannya menempel di dada bidang sang Suami, sementara pinggangnya direngkuh sedari tadi.
Pada tengah malam terdengar suara pintu diketuk, Beomgyu perlahan membuka matanya. Ia usap-usap sebentar karena masih dihuni rasa kantuk yang begitu kuat.
Pintu diketuk lagi. Setelah mendengar ketukannya, Beomgyu duduk dan membangunkan suaminya.
"Ada apa?" tanya Taehyun dengan suara lemah, masih mengantuk.
"Ada yang mengetuk pintu." jawab Beomgyu takut-takut.
Taehyun kemudian bangkit dan mengambil jubah kebesarannya di nakas. Setelah turun dari ranjang, ia memakai jubahnya. Cukup gagah untuk ukuran baru bangun tidur.
Taehyun berjalan menuju pintu dengan tenang diiringi Beomgyu yang penasaran di belakangnya.
Pintu dibuka, menampilkan sesosok wanita cantik dengan keranjang di tangannya. Wanita itu memakai baju sutera berwarna emas dan memiliki aura yang begitu terasa terhormat.
"Selamat malam, Taehyun dan Beomgyu. Aku kemari untuk menyampaikan pesan dari kerajaan langit." kata wanita itu.
Beomgyu melangkah mendekat, lalu bersitatap dengan suaminya sejenak. Setelah keraguannya hilang, ia melihat ke arah wanita itu lagi.
"Pesan apa?" tanya Beomgyu.
Wanita itu memberikan keranjang yang ia bawa kepada Beomgyu. Di dalamnya berisi tujuh buah zaitun dan tujuh tangkai mawar putih setengah mekar, beralaskan kain sutera warna putih.
Wanita itu berujar, "Buah zaitun lambang perdamaian, mawar putih lambang kasih sayang dan ikatan suci. Kelak kalian berdua akan membesarkan seorang anak laki-laki yang punya rasa kasih sayang dan cinta damai sebagai penerus kerajaan."
Taehyun dan Beomgyu mengangguk, menerima keranjang tersebut dan berterima kasih.
Setelah merasa tugasnya selesai, wanita itu berpamitan dan pergi.
Beomgyu meletakkan keranjang itu di atas meja dekat jendela. Cahaya bulan yang melewati celah-celah ventilasi menyinarinya sedikit, menampakkan wujud mawar yang cantik.
Beomgyu tersenyum saat dua tangan kekar suaminya memeluk pinggangnya dari belakang. Mencium pipinya sekilas dan meletakkan wajahnya di atas bahunya.
Tak lama memandangi keranjangnya, Beomgyu terkejut karena Taehyun tiba-tiba mengangkatnya. Dikecup singkat dahinya, lalu ditidurkan di atas tempat tidur.
Tangan Taehyun hanya ingin merengkuh, membawa Beomgyu dalam dekapannya sepanjang malam.
Ada beberapa rasa bahagia yang tak terdefinisikan. Di saat bulan akhirnya dapat bersama matahari, di saat sinarnya tak tertutupi bumi.
Gerhana matahari, hari dimana bulan dan matahari bersendau gurau bersama, berbagi kasih berdua.
日食
Fajar baru tiba. Sang surya baru saja menampakkan diri dengan bahagianya. Beomgyu terbangun dari tidurnya. Sungguh, ini masih terlalu dini, namun suara tangisan seorang bayi membangunkannya.
Beomgyu terheran. Seingatnya tak ada penghuni kerajaan yang sedang memiliki bayi ataupun hamil, lalu darimana asalnya suara tangis itu?
Pikirnya ia hanya berhalusinasi, namun semua hilang ketika ia berjalan ke arah meja dekat jendela. Seorang bayi laki-laki menangis di dalam keranjang.
Beomgyu sedikit takut, namun hati kecilnya merasa iba. Ia lalu menggendong bayi tersebut dan menenangkannya.
Sambil ditimang-timang kecil, Beomgyu berjalan kembali ke tempat tidurnya. Ia bangunkan si suami yang tampaknya masih nyenyak.
Mata Taehyun terbuka. Ia terkejut saat melihat Beomgyu menggendong seorang bayi sebagai pemandangan pertamanya.
"Bayi siapa itu?" tanya Taehyun. Beomgyu menggeleng, bibirnya tampak cemberut. Beomgyu lalu berkata, "Aku tidak tahu. Saat aku bangun, anak ini sudah ada di dalam keranjang. Buah zaitun dan mawar semalam juga tak ada."
"Apa bayi itu memakannya?" tanya Taehyun.
Dahi Beomgyu berkerut diiringi dengan ringisannya. Ia lalu berkata, "Kau bodoh juga ternyata."
Taehyun tertawa kecil. Ia lalu mengulurkan tangannya ingin menggendong si bayi. Setelah si bayi berada dalam gendongannya, Taehyun berkata, "Dia anak kita. Hadiah dari Raja Langit. Semalam wanita itu yang memberitahuku."
Beomgyu terdiam. Kepalanya mulai mengingat-ingat perkataan wanita yang mendatanginya semalam.
"Aku pikir wanita itu hanya mimpi. Ternyata bukan, ya?" tanya Beomgyu. Taehyun tersenyum, menatap Beomgyu dengan rona bahagia.
"Tidak. Itu bukan mimpi. Lihatlah matanya mirip denganmu. Bibirnya sepertiku." kata Taehyun. Beomgyu mengamatinya sejenak. Senyum kecil lalu muncul di wajahnya.
"Kalau begitu kita harus memberinya nama!" kata Beomgyu dengan semangat.
Taehyun memandangi wajah si mungil yang kini sudah terlelap. Bibirnya tersenyum kecil.
"Ketika garis takdir telah digambarkan, semua makhluk di dunia harus menjalaninya. Entah dengan perasaan tersiksa ataupun bersuka cita, mereka berada pada satu tempat tak terbatas bernama langit. Mulai saat ini, aku akan memanggilmu Sora, langit kami yang indah."
日食
Catatan:
Sora diambil dari bahasa Jepang yang memiliki makna 'langit'.
![](https://img.wattpad.com/cover/218161288-288-k197526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Solar Eclipse | Taegyu
FanfictionPutra mahkota Kang Taehyun ditakdirkan sebagai sang Bulan sejak lahir. Ia harus menikahi sang Matahari sebelum bulan purnama ketiga tahun naga api, atau ia akan mati. Berhasilkah ia menikahi sang Matahari sebelum waktunya berakhir? Genre: Boys Love...