日食
Suara derap langkah kuda terdengar jelas sore itu. Dua orang pemuda dengan jubah gelap beraksen maroon terlihat menuju suatu daerah setelah melepaskan tanda pengenal mereka di Negeri Angin. Kini mereka melewati wilayah perbatasan dengan sabana luas membentang.
Taehyun menghentikan kudanya secara tiba-tiba menatap sekelompok orang di kejauhan. Untungnya Yeonjun selalu sigap dan sudah terlatih berkuda. "Ada apa?" tanya Yeonjun kepada pangeran.
"Bukankah itu warga air? Mengapa orang-orang bumi mengikat mereka?"
"Mereka terlihat seperti tawanan. Dia yang memakai kuda putih nampak seperti anggota kerajaan."
"Sepertinya mereka kesusahan? kita harus menolong mereka," kata Taehyun.
Dahi Yeonjun nampak berkerut, "Bukankah itu bukan urusan kita? Fokus kita saat ini adalah mencari mataharimu, 'kan?"
Taehyun berbalik lalu menatap Yeonjun dengan pandangan tak suka, "Kita di wilayah Negara Air. Sekelompok orang bumi membawa dua orang warga air dengan keadaan terikat? Apakah itu hal wajar? Lebih mirip kasus penculikan. Kau yang selalu mengajariku bahwa orang-orang lemah harus dibantu, 'kan? Kalau kau tidak mau bantu, biar aku saja yang menolong mereka."
Netranya menatap tajam pada kumpulan orang di kejauhan, lalu mengendarai kudanya. Yeonjun yang melihat langsung mengikutinya di belakang. Taehyun menambah kecepatannya menyusul segerombol orang yang berjalan tak terlalu terburu itu.
Dengan gagah ia menghadang orang-orang itu. Yeonjun berhenti di sebelahnya. Matanya menatap dengan teliti pada rombongan itu. Taehyun mulai bicara, "Apa yang kalian lakukan di sini? Kenapa kalian membawa dua warga air itu?"
"Bukan urusanmu! Kau orang dari Negara Api mau apa di sini?!"
"Tolong! Mereka mau membunuh kami, Tuan!!" kata seorang yang terikat dengan prawakan tinggi besar yang langsung dihadiahi pukulan hingga membuatnya pingsan.
"Membunuh?! Tak jantan sekali kalian beramai-ramai untuk menangkap dua orang lemah!"
Lelaki dengan kuda putih yang bernama Hueningkai itu menatap kesal, "Bisakah kalian tidak mencampuri urusanku? Mereka tak ada urusannya dengan kalian! Lebih baik kalian pergi!"
Bersamaan dengan gertakannya, ia melompat dari kuda dan membuat serangan peluru elemen tanah bertubi-tubi pada Taehyun dan Yeonjun. Dengan cepat Taehyun membuat tameng dari air yang ia kunci di depannya, membuat peluru-peluru itu rontok ke bawah.
Hueningkai menaikkan satu alisnya menyadari sesuatu. "Tunggu sebentar. Kau memakai pakaian Kerajaan Api tapi menggunakan elemen air?" Ia lalu menampilkan senyum menyeringainya.
Mendadak ia menyerang lagi dengan menghentakkan kaki kanannya ke bumi. Taehyun melompat dari kuda dan mengeluarkan pedangnya. Sementara Yeonjun memacu kudanya menuju belakang rombongan dan mengeluarkan kilatan api dari tangannya mengenai wajah para prajurit. Mereka terkapar kepanasan.
Hueningkai masih sibuk menyerang Taehyun dengan bogeman tanahnya yang selalu dilawan menggunakan pedangnya terbalut elemen air. Yeonjun melepaskan dua orang itu dan menaikkan yang bertubuh besar ke kudanya. Sementara yang bertubuh lebih kecil ia gendong di pundaknya. Yeonjun menaiki kudanya dan melempar bola api ke arah Hueningkai, membuat konsentrasi Hueningkai buyar dan terpental lumayan jauh akibat serangan air yang mendadak dari arah depan.
Yeonjun menghampiri Taehyun dan mengalihkan lelaki manis di gendongannya untuk Taehyun bawa karena bebannya sudah cukup banyak. Taehyun menempatkan lelaki yang belum sadar itu didepannya agar tak jatuh selama berkendara.
"Buat pagarnya, Kak!" teriak Taehyun yang membuat Yeonjun mengucapkan mantra seraya melemparkan api dari tangannya ke arah prajurit bumi. Mereka bergegas melarikan diri. Mempercepat lajunya menuju selatan.
Sabana ini memang terlampau luas, membuat mereka mau tak mau harus beristirahat untuk memulihkan tenaga. Yeonjun meneliti sekitar dan menemukan sebuah gua cukup besar tersembunyi. Ia memberitahukan penemuannya dan mereka menuju kesana.
Taehyun bersandar pada dinding gua dan menatap lelaki yang tak kunjung sadar di depannya. Yeonjun menyalakan api unggun sebagai penerang di antara mereka.
"Kekuatan airmu sangat hebat, diluar dugaanku," puji Yeonjun pada seseorang yang telah ia anggap sebagai adik itu.
Taehyun menoleh ke arahnya. "Mungkin karena tempat ini sangat banyak mengandung air, jadi aku lebih kuat. Kak, tolong panggangkan ubi beberapa untuk kita dan mereka makan."
"Mereka juga?"
"Mereka tak sadar, pasti mengeluarkan banyak energi untuk melawan pasukan itu."
"Baiklah."
日食
Wajah manis itu mulai bergerak perlahan. Ia membuka mata lalu berusaha mendudukkan diri lemas, membuat Taehyun segera beranjak dan membantunya. "Apa kau baik-baik saja? Kau masih lemah, jangan banyak bergerak," kata Taehyun memegang punggung dan tangan lelaki itu.
"Akh ... kepalaku. Siapa kau? Aku, aku dimana?" tanyanya lemah.
Taehyun memberikan secawan air pada lelaki itu lalu memperkenalkan diri. "Aku Kang Taehyun, dari Negara Api."
Lelaki itu mengangguk, meminum air yang diberikan padanya. Ia melihat sekelilingnya. Pandangannya tenang ketika ia melihat kakaknya tertidur di sebelahnya.
"Kalian sepertinya diculik oleh orang-orang bumi, jadi aku pikir akan lebih baik jika menolong kalian."
"Ah ... terima kasih."
Kini lelaki yang satunya juga telah sadar, ia duduk bersandar dinding di samping adiknya. "Siapa kalian? Kenapa bisa sampai diculik oleh para orang-orang bumi?" tanya Taehyun penasaran.
"Aku Choi Beomgyu, dan ini Kakakku, Choi Soobin. Mereka mengincarku, lebih tepatnya mengincar darahku. Darahku akan membuat mereka kuat dan tak terkalahkan. Lelaki yang berkuda putih itu bernama Kai, Putra Kerajaan Huening, dia sudah lama mengincarku."
Taehyun menatapnya dengan seksama dari ujung kaki ke ujung rambut. "Kau tak terlihat istimewa."
Membuat Beomgyu menampilkan wajah bingung bercampur kesal. "Hah? Keistimewaanku tak butuh pengakuanmu, Tuan."
Yeonjun datang membawa ubi panggang hangat yang telah siap untuk disantap. Ia lalu membagikannya secara merata.
"Aku Choi Yeonjun, pengawalnya Pangeran," ucapnya sembari membelah ubi miliknya.
"Pa-pangeran?" tanya Beomgyu gugup.
"Ah, iya, aku Pangeran dari Negara Api."
"Atsui, Fuego, atau Sute?" tanya Soobin.
"Atsui."
Soobin dan Beomgyu mengangguk tanda mengerti.
"Ngomong-ngomong soal istimewa, aku lebih istimewa darimu," kata Taehyun menatap Beomgyu dengan menaikkan alisnya satu.
Beomgyu tertawa canggung. "Aku merasa tidak bertanya." Seketika itu juga ia dihadiahi senggolan dari Soobin.
"Aku hanya memberi tahu saja, karena sepertinya kau merasa sangat istimewa sendiri." Taehyun menggerakkan jarinya dan membuat air di wadah Beomgyu terangkat.
"Jadi kau pengendali air?" Beomgyu lalu menjentikkan jarinya dan mengeluarkan api kecil di atasnya. "Aku pengendali api, Tuan."
日食
nulis part berantemnya susah banget wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Solar Eclipse | Taegyu
Hayran KurguPutra mahkota Kang Taehyun ditakdirkan sebagai sang Bulan sejak lahir. Ia harus menikahi sang Matahari sebelum bulan purnama ketiga tahun naga api, atau ia akan mati. Berhasilkah ia menikahi sang Matahari sebelum waktunya berakhir? Genre: Boys Love...