nyalakan musiknya biar lebih yahud, tapi pelan-pelan aja volumenya xixixi XD
日食
Seluruh petinggi kerajaan berkumpul, membicarakan kejadian yang seharusnya tak perlu terjadi. Taehyun duduk terdiam, pikirannya berkecamuk tak hanya memikirkan Mataharinya saja, namun juga Ibunya. Ibu Ratu sedang dirawat oleh Tabib, sementara Raja kini melampiaskan kemarahannya di ruangan ini.
"Bagaimana bisa kecolongan! Kita bahkan punya banyak prajurit yang berjaga, tapi dua tikus saja tidak terdeteksi!" omel sang Raja. Tak ada yang berani menyela, semua terdiam. Ada yang merasa bersalah, ada juga yang diam karena tidak peduli.
Pintu dibuka, menampilkan Tabib kerajaan yang datang membawa sebuah cangkir. Ia lalu masuk ke dalam ruangan dan berdiri di depan Raja.
"Ratu sudah sadar, namun beliau banyak mengalami cidera. Saat ini beliau sedang beristirahat." kata Tabib istana. Para petinggi kerajaan, Raja, serta Taehyun menghembuskan napas lega.
"Syukurlah, Ibu." kata Taehyun pelan. Setidaknya salah satu kekhawatirannya berkurang.
Tabib kerajaan menautkan kedua tangannya di depan perut, mengapit cangkir kosong yang ia bawa. "Yang Mulia saya ingin bicara dengan Anda dan Pangeran saja." katanya dengan serius.
Sekretaris kerajaan memprotes, "Kenapa hanya kalian bertiga? Kami juga ingin mendeng ..."
"Ini tentang kesehatan pribadi Ratu, Tuan Sekretaris." sela Tabib kerajaan sambil menoleh ke arah Sekretaris yang tak jauh di sampingnya.
Raja mengangguk. "Kalian bisa keluar dan kembali menyelesaikan pekerjaan masing-masing." titah Raja.
Para pejabat keluar, menyisakan Raja, Taehyun, dan Tabib kerajaan di dalam ruangan. Tabib menunjukkan cangkir yang ia bawa, agar Pangeran dan Raja dapat melihat dengan seksama.
"Tuan, apakah Yang Mulia Ratu selalu memberi minuman herbal menjelang Tuan Muda Beomgyu tidur?" tanya Tabib kerajaan memulai pembicaraan. Taehyun menatap cangkir yang Tabib bawa, lalu beralih melihat Tabib. "Biasanya Ibu hanya memberi saat pagi, bersama dengan kita. Setelah sarapan. Itupun buatanmu." jawab Taehyun.
Tabib kerajaan tersenyum lalu berkata, "Betul sekali. Saya juga tidak merasa membuatkan minuman herbal saat malam. Tapi, kenapa ada cangkir ini di ranjang Tuan Beomgyu?"
Taehyun mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuknya, nampak berpikir dengan konsentrasi.
"Minumannya sudah habis, namun masih ada sisa sedikit." kata Tabib kerajaan. "Saya lalu membawanya untuk mengujinya, dan ternyata minuman ini dicampuri obat bius." lanjutnya.
"Itulah kenapa Beomgyu tidak melawan?" tanya Raja.
"Benar sekali." jawab Tabib kerajaan.
"Cangkir ini milik kerajaan, yang mana hanya bisa diambil oleh anggota kerajaan. Pada saat itu, koki kerajaan sedang sibuk membuat makanan untuk jamuan besok. Pintu dapur ditutup rapat agar tak ada yang mengganggu mereka bekerja." kata Tabib kerajaan lagi.
"Juga, tak ada pengawal yang berjaga di sekitar kamar Tuan Muda Beomgyu saat beliau sudah memasuki kamar, sehingga Yang Mulia Ratu khawatir dan memeriksanya." lanjut sang Tabib.
Raja berjalan ke arah singgasananya, lalu duduk seraya melipat kedua tangannya di depan dada. "Kita harus berhati-hati, ada penghianat di kerajaan ini."
日食
Suasana ruangan nampak sunyi, tak ramai karena hanya sedikit perabot yang ada di sana. Beomgyu terbangun dari tidurnya. Mungkin masih terlalu pagi untuk dirinya membuka mata, dilihatnya seorang lelaki yang duduk tertidur di sebelah ranjangnya. Kepalanya menghadap ke bawah, bertumpu nyaman pada kedua tangannya.
"Dimana ini?" kata Beomgyu pelan.
Orang yang tidur itu nampak tak asing. Ia lalu mendekatkan dirinya, ingin mengamatinya secara lebih jelas. Tangan Beomgyu terulur menyentuh pipi lelaki itu, namun tiba-tiba tertahan oleh genggaman dari sang pemiliknya. Beomgyu tak berkedip manatap lelaki yang terbangun selagi bibir kecilnya terbuka.
"Kak Soobin." katanya lemas.
"Ah, kau sudah bangun Beomgyu." kata lelaki itu. Beomgyu segera menghamburkan dirinya memeluk lelaki itu. Masih terasa hangat pelukannya, seperti saat terakhir kali.
Beomgyu menangis seraya mengucapkan berbagai kata tak jelas dari mulutnya, mengekspresikan sejuta kerinduan yang selama ini dibawanya. "Aku kira kau sudah mati. Saat kami kembali ingin menyelamatkanmu, kami menemukan jasadmu." kata Beomgyu, suaranya teredam oleh baju Soobin.
Soobin tersenyum lalu membalas pelukan itu. "Mereka menipumu, Gyu." kata Soobin perlahan.
"Oh, ada reuni keluarga rupanya." kata seorang lelaki setelah membuka pintu dan memasuki ruangan. Ia membawa nampan berisikan gelas dan makanan. Beomgyu segera melepaskan pelukannya, lalu menatap lelaki itu dengan amarah.
"Kau!" bentak Beomgyu. Lelaki itu hanya tersenyum menyeringai masih berdiri di tempatnya. Beomgyu lalu beralih pada Soobin. "Kak, kita ada dimana?" tanyanya cemas.
"Kita di Kerajaan Huening, Beomgyu. Tenanglah."
Lelaki itu lalu berjalan maju untuk meletakkan nampannya di nakas. "Hahaha, tak usah panik. Aku membawakan sarapanmu, Tuan Beomgyu." kata Pangeran Hueningkai dengan seringaian di akhir. Ia lalu berbalik hendak keluar ruangan.
"Tunggu, aku ingin bicara denganmu." kata Soobin. Hueningkai berhenti dan melirik ke arah samping.
"Hmm?" katanya.
Soobin memegang bahu Beomgyu, lalu berkata, "Beomgyu, habiskan makananmu, ya." Ia lalu mendekatkan wajahnya dengan telinga Beomgyu. "Aku janji, kita akan keluar dari tempat ini segera." bisik Soobin. Ia lalu keluar mengikuti Hueningkai.
Mereka berjalan beriringan di koridor istana. Melewati bilah-bilah tiang marmer penyangga ruangan, hingga akhirnya berhenti pada tempat sepi. "Kenapa kau membawa Beomgyu kemari? Bukankah kau sudah berjanji jika aku menuruti perintahmu, kau tak akan mengganggu Adikku lagi!" kata Soobin.
"Hmm? Lalu?" kata Hueningkai sambil berbalik badan, membalas tatapan Soobin.
"Bebaskan Beomgyu!"
Pangeran Hueningkai tertawa kecil mendengarnya. "Haha, konyol." katanya lalu berbalik dan meninggalkan Soobin sendiri di koridor istana.
![](https://img.wattpad.com/cover/218161288-288-k197526.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Solar Eclipse | Taegyu
FanficPutra mahkota Kang Taehyun ditakdirkan sebagai sang Bulan sejak lahir. Ia harus menikahi sang Matahari sebelum bulan purnama ketiga tahun naga api, atau ia akan mati. Berhasilkah ia menikahi sang Matahari sebelum waktunya berakhir? Genre: Boys Love...