21 | ONE DAY WITH HIM (2)

1.1K 75 25
                                    

-Assalamualaikum-
-fan
__________

Malam yang sepi membuat Sarah lebih fokus untuk belajar. Akhirnya, besok dia akan lomba. Selama bertahun tahun dia belajar, impian kali ini akan benar benar terwujudkan. Yaitu, menjadi juara olimpiade. Walaupun belum bisa ke tingkat nasional.

Setelah itu, Sarah lebih memilih untuk tidur. Dia membungkus dirinya menggunakan selimut merah muda kesayangannya. Seperti selimutnya Fan, hihi.

***

"Alhamdulillah! Akhirnya selesai juga" ucap Vivi pada Sarah setelah mereka selesai lomba olimpiade. Kini, Sarah lega, akhirnya dia dapat lalui sebuah lomba yang soalnya lumayan susah.

"Hari senin ya, penentuannya, ibu ucapin selamat kalau kalian menang, dan ibu ucapin jangan pernah putus asa kalau kalah, okey?" Jelas seorang panitia. Membuat dua orang perempuan itu mengangguk.

"Sar!" Teriak seseorang dari arah belakang Sarah. Sarah berbalik, melihat orang yang meneriakinya. Ya tentunya Gio, setelah tiga hari dia memutuskan untuk berdiam dan belajar dirumah saja tanpa ada yang menganggunya, dan Sarah juga harus menahan rasa rindunya pada Gio, akhirnya dia hari ini dia dapat bertemu dengan Gio.

Sarah berlari menghampiri Gio lalu memeluknya dengan erat. Terlihat dimata keduanya, ada rindu yang selama ini mereka tabung. Uang kali ditabung.

Sedangkan perempuan berhijab itu, sebenarnya juga ingin memeluk Gio, tapi dia siapa? Muhrim juga bukan. Vivi menghela nafas lalu pergi dari tempat itu.

"Gimana? Susah gak?" Tanya Gio membuat Sarah mengangguk cepat.

"Hmm, kita ke taman lagi mau?" Tanya Gio kembali membuat Sarah lagi lagi mengangguk. Mereka berdua pergi meninggalkan gedung yang mereka tempati lomba tersebut. Hehe, maaf gak baku, soalnya susah jelasinnya.

Mereka berdua akhirnya pergi ke taman menggunakan motor Gio. Disana, hal yang sama dilakukan oleh Gio sewaktu dirinya mengajak Sarah ke taman.

Semuanya Sarah lalui begitu mudah. Dia sangat bahagia, ternyata semua perjuangannya selama ini gak sia sia. Rasa sakit yang pernah Sarah rasa, sudah diobati oleh seorang Gio. Tapi, apa Gio akan melakukan yang sama lagi? Menjauhi Sarah secara tiba tiba?

Sehari lagi, bersama Gio. Sama persis waktu Sarah menulis list nya 'one day with him'. Sarah yakin jika Gio akan berubah. Tapi, kenapa sekarang Sarah merasa jika dia terjebak kedalam 'friendzone?' Seperti, yakin tetapi tidak yakin. Pernahkan? Ngerasain hal itu. Dimana kalian bingung harus pilih mana, dan saat kalian memilih, ntah kenapa kalian awalnya yakin, tapi kenapa akhirnya tidak yakin?

Setelah berjalan jalan ditaman, Gio kembali mengajak Sarah untuk bermain di timezone. Sarah mengangguk. Lebih baik dia mengikuti jalan cintanya ini. Jika akhirnya memang begitu pedih, dia janji dia tidak akan rapuh lagi, karena semua rasa sakit itu sudah Sarah siapkan mulai dari sekarang.

Terkadang, cinta itu memang indah, tetapi, disisi lain dari cinta begitu pedih. Apalagi terjebak di friendzone. Pernah tidak? Kalian berfikir jika memang hidup itu, kita selalu terjebak disebuah zona. Nah, di zona itulah kita keluar dari kata nyaman. Dimana kehidupan kita diberikan ujian yang begitu berat. Tetapi, ingatlah, tuhan mencintai hambanya ketika hambanya juga mencintai ujiannya.

Cinta memang aneh. Dimata orang orang, cinta itu bahagia. Tetapi selain itu, cinta begitu sakit. Buktinya, bukan menjadi miliknya saja kita sudah begitu tergila gila, apalagi sudah menjadi miliknya. Lucu ya, jika diberi ujian tengang cinta. Ini bukan ujian anak anak sekolahan. Ini ujian kehidupan. Dimana 95% manusia banyak mengeluh tentang ujian kehidupannya yang begitu berat.

Ingat, tuhan mencintai hambanya ketika hambanya juga mencintai ujian yang diberikan. Jangan pernah mengeluh tentang kehidupan. Apalagi tentang cinta. Banyak orang yang kita temui. Banyak orang yang kita cintai, tetapi tidak semuanya orang yang kita cintai, akan hidup selamanya bersama kita.

Bermain di timezone bersama Gio membuat Sarah cukup bahagia. Malah, lebih dari cukup. Mengingat seberapa jahat dulu Gio kepadanya. Walaupun Sarah tidak mempunyai hak untuk marah tentang Gio soal cinta. Kuat. Itulah Sarah. Seberat apa pun ujian nya dapat dia lakukan. Sarah yakin, orang yang diberi ujian, dialah orang yang paling disayang oleh tuhan.

Malam datang dengan bulannya yang terang. Bulan purnama. Salah satu hobi Sarah, melihat bulan dalam keadaan sepi. Sunyi.

Sarah mengajak Gio untuk pergi disalah dari tempat yang cukup sunyi. Dan disana, dia dapat lebih jelas melihat bulan. Gio mengangguk, lalu keluar dari mall dan membawa motornya menuju di sebuah gunung. Walaupun jaraknya cukup jauh. Tetapu itu tak dipedulikan Gio. Yang jelas, akan bahagia.

Sarah termenung. Melihat bulan yang begitu indah. Membayangkan masa depan. Sedangkan Gio, menatap Sarah yang sedari tadi terdiam sambil tersenyum melihat bulan.

"Kamu suka disini?" Tanya Gio yang membuyarkan lamunan Sarah.

"O-oh, iya. Disini tempat aku mengeluh, tempat aku curhat. Karena kenapa? Karena disini sunyi. Aku lebih mudah berfikir jika ditempat sunyi. Jika disuruh memelih, keramaian atau kesunyian, aku lebih memilih kesunyian" jelas Sarah sambil mengusap lengannya yang dingin. Gio yang melihatnya, langsung memeluk Sarah agar tubuhnya lebih hangat.

Sarah menyender dibahu Gio. Terdapat sebuah kehangatan yang ia rasakan. Sungguh, dia gak bisa membayangkan jika suatu hari nanti dia tahu ternyata dirinya dan Gio bukanlah jodoh.

"Besok jadikan? Kepantai?" Tanya Gio membuat Sarah mengangguk pelan.

Kini, keduanya kembali memilih untuk mengamati ramainya kota dibawah sana, dan terangnya bulan.

***

Setelah momen tadi, Sarah dan Gio pulang kerumah mereka masing masing. Pukul sembilan, Sarah pulang dirumahnya diantar oleh Gio.

"Gak mau mampir dulu?" Tanya Sarah membuat Gio menggeleng.

"Besok siap siap ya, kita kepantai" ucap Gio sambil memegang tangan Sarah lalu mengusapnya. Sara tersenyum lalu mengangguk.

Gio pulang. Sedangkan Sarah memasuki rumahnya. Mengetuk rumah, tetapi pintu rumahnya tidak terkunci. Dia masuk, melihat rumahnya yang sunyi. Sarah paham, kedua orang tuanya sedang pergi entah kemana.

Sarah memasuki kamarnya. Lalu mengambil daftar nya. Dimana daftar itu terdapat kisah kisahnya mulai dari indah sampai ke titik terpuruknya.

Sarah's list
Hari ini. Gue bener bener bahagia. Walaupun sesakali gue ingat masa masa dimana gue nangis. Menangisi seorang Gio. Seorang Gio yang tiba tiba ngejauhin gue. Tapi, gue bakalan berusaha untuk tidak mengungkitnya. Karena semua itu telah terjadi. Yang tekah terjadi, gak boleh diungkit lagi. Dan hal itu telah gue coba. Terima kasih hari ini.

________

Assalamualaikum! Fan mau buat ungkapan lagi nih, soalnya Fan lagi hancur, wkwkwkwk.

#selfhate
Pernah gak si? Kalian muji muji orang lain? Tapi, kalian gak pernah muji diri kalian sendiri karena kalian ngerasa kalau diri kalian itu gak guna. Gini, Fan lagi ngerasain. Fan udah berkali kali mikir kalau Fan ini gak ada gunanya, udah belajar sebaik mungkin, masuk lomba lomba, tapi Fan gak pernah juara. Pokoknya, setiap usaha yang dilakuin Fan itu gak ada gunanya a.k.a sia sia doang.


Ingat ya, jangan seperti Fan, yang benci diri sendiri. Karena self hate itu gak bagus. Ada yang punya perasaan yang sama gak? Silahken komen! Nanti Fan kasih solusi!
Wassalamualaikum!

Secret Admirer Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang